18. ฅ^•ﻌ•^ฅ hilang

6K 825 56
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Saat ini, Kio dengan botol susunya menikmati pagi hari yang menenangkan. Ia duduk di kursi taman yang berada di halaman depan rumah Gaza. Kedua kaki kecilnya yang menggantung itu berayun-ayun seirama dengan kicauan burung-burung.

Sedangkan Gaza yang berdiri tak jauh dari sana tengah menjalankan perintah mamanya untuk menyiram tanaman. Ia menyanyikan lagu bunga matahari seperti Mei-mei agar tanaman bunga yang ia siram tumbuh dengan baik.

Gaza melirik Kio yang tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Sekilas terlintas bayangan saat awal-awal bersama Kio. Gaza tak tau mengapa dulu ia harus menyembunyikan bocah itu dari orang tuanya. Padahal jika tidak ada yang disembunyikan, ia merasa tenang, Kio pun juga senang.

"Gaza!" panggil Kio ketika menginginkan sesuatu. "Kio pengen naik kuda." pintanya sambil menunjuk ke arah jalan di depan halaman rumah.

Gaza tidak habis pikir dengan semua keinginan Kio. Setiap hal yang membuatnya tertarik pasti ingin ia coba. "Iya, nanti." sahut Gaza. Setiap pagi dan sore, orang yang bekerja dengan tenaga kuda itu selalu lewat di sekitar perumahan. Bukan delman, hanya kuda dengan seseorang yang menariknya, seperti perumahan di daerah dataran tinggi.

"Sini, Kio! Kita main air." panggil Gaza. Tanpa aba-aba, ia langsung menyiram Kio dengan air dari keran yang ia bawa. Tanpa sengaja, air itu malah menyembur ke arah kepala Kio.

Karena terkejut, botol susu yang Kio bawa terjatuh. Cowok mungil itu juga tersedak karena mulut dan hidungnya kemasukan air secara tiba-tiba. Gaza jadi panik sendiri. Ia langsung mendekati Kio untuk meredakan Kio yang sedang tersedak.

"Maaf maaf.." Gaza mengusap dan sedikit menekan dada Kio. "Maafin gue Kio..." Ia meminta maaf berkali-kali. Kemudian menggendong bocah itu ke dalam rumah. Lalu memberikan air mineral untuk meredakannya.

Gaza pun bernapas lega setelah Kio yang tersedak sudah reda. Ia langsung mencium Kio hingga pipi bulatnya masuk ke dalam. Bocah itu hanya diam membiarkan pipinya diuyel-uyel. "Susu.." rengeknya.

"Mana susunya?"

Kio menunjuk ke arah luar. Gaza segera membawanya lagi keluar rumah. Ia berjalan cepat-cepat setelah mengingat belum mematikan keran. Cowok tinggi itu menurunkan Kio dari gendongannya. Kemudian celingukan mencari botol susu yang menggelinding jauh dari kursi.

Setelah mendapatkannya, Gaza malah melarang Kio untuk meminumnya lagi. Ia berjalan ke dapur dengan bocah pendek yang membuntuti langkahnya. Cowok itu membuang isi susu dan menaruh botolnya di tempat cucian. Kio terkejut di tempatnya, padahal tadi ia baru meminum seperempatnya saja.

"Kok dibuang sih?"

"Kan kotor, Kio." ujar Gaza sambil menyambar tubuh Kio untuk ia bawa ke kamar. "Lu harus mandi. Bentar lagi ada tamu."

Gaza membawa Kio ke kamar mandi sekaligus memandikan bocah itu agar cepat selesai. Namun di tengah-tengah acara memandikannya, ia mendengar suara ketukan pintu depan. Cowok itu pun bergegas keluar setelah menyuruh Kio untuk melanjutkan mandinya sendiri.

Gaza berjalan cepat untuk membuka pintu depan. Benar saja, tamu yang ia katakan pada Kio sudah datang. Seorang pria muda berkacamata dengan pakaian putih-putih. Pria itu juga membawa tas khusus dokter di tangannya. Gaza begitu antusias dengan jadwal sunat Kio.

"Siapa, Za?" Renata yang baru saja keluar itu bertanya.

Gaza menoleh. "Dokter, Ma."

Renata segera mempersilakan dokter tersebut untuk masuk. Ketiganya duduk di ruang tamu. "Umm permisi, apa masnya ini yang mau dikhitan?" tanya dokter itu sembari menatap Gaza dan Renata bergantian. Takut-takut jika ia harus menghadapi anak remaja yang sudah hampir menginjak dewasa itu.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now