Empat, Kasih sayang.

83 23 2
                                    

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"

Jisung bertanya heboh seraya memasukkan beberapa potong Kentang goreng pada mulutnya, lalu ia melirik kearah Joseph yang kini tengah berusaha memperbaiki kacamata yang patah.

"Nenek itu datang memukul Joseph dengan tongkatnya secara tiba tiba. Aku syok sekali sampai hampir pingsan rasanya."

Setelah insiden kalimat penenang Joseph yang membuahi tangisan Felix, seorang Nenek yang sedang jalan Pagi tidak sengaja mendengar tangisan tersebut.

Sehingga kemudian Nenek itu berpikir bahwa Joseph adalah seorang Berandal yang akan mencabuli Felix, hingga pada akhirnya Joseph ia pukuli dengan tongkat jalan sampai lelaki itu merintih kesakitan.

"Untung saja aku datang tepat waktu. Jika tidak, Joseph akan sekarat di tangan Nenek tersebut."

Jisung bersender pada bangku yang kini tengah ia duduki. Melipat kedua lengan di dada, Jisung melirik sinis sekilas pada Joseph yang masih saja berkutit pada kacamata rusak nya.

"Dan harusnya sekarang ia berterimakasih padaku."

Mendengar penuturan Jisung yang menyindir, Joseph mendelik tidak suka.

Memasukan kacamata yang masih rusak ke dalam saku celana hitam yang ia kenakan, Joseph pun bangkit dari kursi duduknya dan segera berlalu pulang.

"Aku pulang duluan."

Melihat kepergian Joseph, Felix menggigit bibir bawah penuh rasa gelisah. Mengerti dengan jelas bahwa Joseph marah atas ulahnya.

Dan saat Felix ingin lari menghampiri lelaki Hwang tersebut, Suara dari Jisung membuat ia kembali mengurungkan niatnya.

"Jangan kau kejar dia Felix. Lihat itu, tidak tahu diuntung sekali dia, masih baik aku datang menolong. Jika tidak bisa saja dia sudah dikremasi Sore ini."

Kembali menduduki tempatnya, Felix menoleh kearah Jisung yang kini memejamkan Kedua mata kearah langit, sekedar untuk menikmati suasana sejuk Pagi hari.

"Orang seperti itu tidak pantas kau kemis permintaan maaf darinya. Biarkan saja seperti ini, orang menyebalkan sepertinya tidak akan mendapatkan teman."

Meneguk minumannya, Jisung merasa bingung saat tidak mendengar kembali respon dari Felix. Buat Jisung akhirnya membuka mata untuk memeriksa keberadaan Felix di kursi sebelah, yang ternyata sudah kosong tidak ada orang.

Dia ditinggal sendirian.

"LEE FELIX SIALAN!"

- INDECISO -

"Joseph!"

Felix berlari kencang, berusaha mengejar Joseph yang kini menggapai sepasang Earphone dari saku celana; Berusaha untuk mengabaikan Felix yang ada beberapa meter berlari di belakangnya.

"Jo! Tunggu, tolong maafkan aku."

Dengan napas yang terengah, Lee Felix langsung memeluk Joseph Hwang dari arah belakang saat lelaki itu sudah ada tepat di hadapannya.

"Lepaskan aku, Felix."

"Tidak mau!"

Felix menggeleng cepat di atas punggung Joseph kala lelaki tersebut berusaha keras untuk melepas ikatan tangan Felix dari atas perutnya.

"Aku mau pulang, Felix, lepaskan aku!"

"Tidak boleh. Tidak boleh pulang sebelum Jo memaafkan Felix!"

"Tapi aku tidak marah, Felix."

"Itu bohong! Jo bohong, Jo marah karena Jo tidak sayang Felix lagi."

Semakin mengeratkan pelukan, Felix enggan melepas Joseph yang kini mendesah pasrah karena merasakan basah di punggungnya.

Melepas paksa pelukan dari Felix, Joseph berbalik badan, melihat kearah Felix yang kini menunduk menahan isakan tangisnya.

"Felix jangan ditahan, menangis saja tidak apa apa"

Joseph sedikit menekuk kaki, memposisikan tubuh agar sama dengan tinggi Felix.

Lalu setelahnya Joseph mengangkat wajah Felix yang masih menunduk takut, menghapus jejak air mata di pipi lelaki tersebut dengan ibu jarinya.

"Tapi aku tidak ingin Joseph dalam masalah"

Mendengar jawaban ragu yang terdengar polos dari Felix, Joseph ulas senyum kecil di bibirnya; Lalu secara tidak terduga, Joseph dengan cepat mengangkat tubuh kecil Felix dalam gendongan di lengannya.

Buat Felix mati kutu pada saat itu juga.

"Jo ..?"

Berdeham kecil sebagai respon, Joseph menunduk menatap lurus wajah malu malu Felix yang ada dalam gendongannya.

"Maaf"

Jari Felix kini menyentuh Wajah Joseph yang saling berhadapan dengan wajahnya, menekan nekan jahil Tahi lalat di bawah mata Joseph, lalu terkikik kecil setelahnya.

"Aku sebenarnya senang sekali mendengar kata kata mu Pagi tadi, benar benar senang sampai rasanya aku ingin berteriak. Namun aku tidak dapat melakukan hal itu, aku terlalu malu. Maka pada akhirnya aku hanya bisa menangis. Maaf telah mencelakaimu, Jo, aku benar benar menyayangimu."

Kembali menjelajahi wajah tampan Joseph dengan jari jari kecilnya, Felix tersenyum sangat manis kala mereka tidak sengaja saling bertatap mata.

Membalas senyum Felix, Joseph mengikis perlahan jarak wajah di antara mereka berdua, mendaratkan bibir tebalnya pada permukaan dahi putih Felix.

"Aku juga sangat menyayangimu Felix, kau sudah seperti adik keduaku setelah Hyunjin."


Halo, aku boleh minta vote and comment nya ngga hohohooo 😗

[ 2 ] hwang twins + felix : indeciso ❗ON HIATUS❗Where stories live. Discover now