Episode 9

50 6 6
                                    

Keesokan harinya di rumah keluarga Scheunemann. Bu Davina sedang melakukan kebiasaannya untuk workout. Sedangkan Chelsea gadis berambut pirang itu sedang berkaca.

Chelsea menggunakan jersey tim sepak bola PSIS Semarang bertuliskan Scheunemann dengan nomor punggung 20. Karena Pak Timo dulunya mantan pemain sepak bola. Karena ia sangatlah mengidolakan sang papa dari kecil.

Chelsea memegang perutnya yang semakin membesar itu. Tiba-tiba Bu Davina menghampiri Chelsea sambil membawa sesuatu yaitu kotak berisikan Playstation 5 kado ulang tahun Chelsea.

Bu Davina memanggil Chelsea. "Chelsea ini Playstation pesanan kamu,"

Bu Davina bertanya-tanya ke Chelsea. "Kok kamu gendut sekali. Kurusin badan nanti disangka orang hamil!"

Chelsea menjawab dengan gugup. "I-iya mi,"

Bu Davina bertanya lagi namun dengan serius. "Kok kamu gugup gitu?"

Chelsea pun menjawab. "E-enggak kok nggak kenapa-napa,"

Chelsea pun menutupi perutnya dengan bersedekap. Bu Davina menyuruh Chelsea. "Turunin tangan kamu,"

Chelsea pun cuma terdiam takut.

Bu Davina menyuruh Chelsea lebih tegas. "Turunin tangan kamu!"

Chelsea pun akhirnya menurut lalu Bu Davina menghampiri Chelsea dan meraba-raba perut anaknya itu.

Tidak lupa Bu Davina mengarahkan telinganya ke perut Chelsea.

Bu Davina mendengarkan suara detak jantung diperut Chelsea.

Bu Davina nafasnya serasa sesak. "Chelsea.... Kamu...."

Bu Davina pun menepuk kepalanya lalu berucap sebelum pingsan. "Onde Mande....anakku sayang....."

Bu Davina pun pingsan di kasur Chelsea.

Seluruh keluarga inti keluarga Scheunemann dikumpulkan di kamar Chelsea.

Steffie sedang mengipasi Bu Davina dengan kipas angin kecil.

Bu Davina memanggil nama Chelsea seraya mengucap astaga dalam bahasa Minang. "Onde Mande...... Chelsea.... Chelsea..."

Sedangkan Pak Timo memarahi Chelsea. "Hancur sudah reputasi papi sebagai orang terhormat di dunia olahraga. Cuma gara-gara kamu hamil. Apa kata orang-orang."

Chelsea pun menjawab Pak Timo. "Tapi Kevin mau tanggung jawab kok pi,"

Pak Timo pun bertanya kepada anak bungsunya itu. "Apa maksud kamu? Dia mau menikahi kamu! Gitu. Ya jelas aja dia mau!"

Chelsea menjawab Pak Timo. "Makasih pi,"

Pak Timo berucap lagi. "Nggak-nggak. Papi nggak setuju kamu MBA. Karena MBA hanya membuat kamu madesu,"

Chelsea pun hanya terdiam.

Pak Timo pun meminta ponsel Chelsea buat disita. "Chelsea ur phone!"

Chelsea pun menyerahkan ponselnya ke Pak Timo. "Ini Pi,"

Pak Timo mengambil ponsel Chelsea. Agar Chelsea tidak menghubungi Kevin untuk sementara waktu sampai Chelsea melahirkan.

*****

Di sisi lain ada Kevin yang sedang melihat gambar perkembangan kehamilan di laptopnya. Sedangkan Remon dan Cumi sedang bersama seorang wanita yang merupakan kakak sepupu Kevin menonton pertandingan sepakbola Leg kedua perempat final Liga Eropa antara Manchester United melawan Sevilla.

Kevin pun dihampiri kakak sepupunya. "Nah makanya persiapan ya kalo mau hohohihe! Jangan langsung tancap gas! Jadi gini kan," ucap gadis cantik dengan gaya super tomboy itu ke Kevin.

Cumi pun menimpalkan ucapan kakak sepupu Kevin. "Betul tuh kata si Shaista Kev. Kalo mau hohohihe harus pakai kondom. Di rumah aku sama Remon banyak kok kondom baru,"

Kevin hanya terdiam tanpa ekspresi.

Shaista berucap ke Kevin. "Buset nih bocah. Dijak ngomong diem bae!"

Remon melanjutkan ucapan Cumi dan Shaista. "Kalo koe ndak duwe kondom. Kan koe iso ngomong karo aku toh Kev. Aku ndak pelit kok. Yo ndak Mi, Sha."

Shaista berucap ke Remon dan Cumi. "Yoi Mon, Mi. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalo nggak pakai jadi gini kan urusannya! Ribet bin ruwet! Untung aja aku jauh-jauh dari Ponorogo datang buat ngehampirin kamu. Coba kalo nggak. Ya gak tau deh nasib kamu gimana,"

Remon dan Cumi meledek Kevin. "Rungokno omongane Tante Shaista Kev,"

Shaista pun melemparkan bantal ke Remon dan Cumi. "Telek! Aku tesih enom cuk!"

Remon dan Cumi pun berucap secara bergantian ke Kevin. "Aku sama Cumi sebenere ngedukung koe karo Chelsea nggo banter-banter hohohihe. Tapi kalo koe ndak pake kondom ya jadi koyo ngene. Kan diumur awakdhewe kalo hohohihe pasti uadoh koe neng ngene sedangkan si Chelsea neng ngono kalo hohohihe dari jarak tiga mil spermane koe langsung jebret ke sel telurnya Chelsea dalam sekali tembakan."

Cumi pun bertanya."Kaya yang ada di Ukraina ya Mon?"

Remon pun menjawab. "Iya kaya di Ukraina,"

Kevin pun mengumpat sambil menunjuk Remon dan Cumi. "Koe-koe padha NDLOGOK! KEMPLO!"

Shaista pun mengelus rambut Kevin."Wes ndak popo toh. Jenenge ae sego wes jadi bubur. Lan penyesalan iku datenge selalu neng akhir. Yo ndak?"

Kevin cuma menganggukan kepala mendengar ucapan Shaista.

*****

Sedangkan Chelsea sedang membereskan baju-bajunya ke koper. Bu Davina menghampiri Chelsea.

Bu Davina melihat buku Chelsea yang tidak dimasukkan ke tas. "Chelsea kamu bawa ya buku ini, nanti pas di rumah Tante Milly nanti kamu bisa kok homeschooling buat ngelanjutin cita-cita kamu," ucapnya sambil memberikan buku itu ke Chelsea.

Chelsea pun mengambil buku tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. "Itu gak usah mi!" ucapnya dengan muka kesal.

Bu Davina memanggil nama anaknya itu. "Chelsea...."

Chelsea pun menutup kopernya lalu ia meninggalkan rumah yang ia tinggal sejak kanak-kanak.

Dan Chelsea juga harus berpisah dengan Kevin sementara dengan kondisi GeGaNa (Gelisah, Galau dan Merana).

*To Be Continued*

New Cast:

Shaista Tanisha as Shaista (Kakak Sepupu Kevin)

Shaista Tanisha as Shaista (Kakak Sepupu Kevin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married by Accident : Joy - [Romcom Story] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang