59

4.6K 250 32
                                    

Minal Aidin wal Faidzin ges, tim yang lebarannya besok hihi;)

Mon maaf jika ada salah kata, yang baik di cerita ini diambil, kalo nggak jangan ditiru ya gengs.

Part depan ending, part 60

Siap siap ya hehe.

.
.
.
.
.

_________?___________

_____________∆____________

"Fajri?"

Fajri menatap lamat orang yang baru datang bersama salah satu polisi, meninggalkan salah satu tahanan duduk di depannya atas permintaannya sendiri untuk bertemu. Selang beberapa menit, tak ada yang membuka suara, bahkan Fajri sendiri yang datang dengan niat untuk menemui laki-laki di depannya ini.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu datar, memecah keheningan yang ada. "Kalo nggak ada apa-apa, nggak usah ajak gue ketemu. "

Fajri menatap Farhan, laki-laki yang ingin dia temui dari beberapa hari yang lalu. Dan kini, laki-laki itu sudah berada di depannya. "Gimana kabar Lo Kak?"

"Nggak usah basa-basi, " ujarnya setelah terdiam beberapa saat mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Fajri. "Atas apa Lo kemari? Lo mau bela Papah Lo? Lo mau minta gue cabut laporan hah? Gitu kan?"

Farhan terkekeh, dia kemudian kembali bersuara, "Gue nggak akan cabut laporan gue sampai kapanpun, Ayah gue harus dapet keadilan atas apa yang Papah Lo perbuat. Gue nggak akan rela, sebelum Papah Lo dapet hukuman yang setimpal. "

Sudut bibir Fajri ikut terangkat. "Lo liat gue di persidangan kemarin? Nggak ada kan?"

Farhan terdiam sesaat mendengarnya, dia mengingat saat sidang tempo lalu, dan dia memang tidak melihat kehadiran Fajri. Dia hanya melihat Gilang yang ada menemani Raditya saat itu. Entah apa, dia sedikit tak mengerti apa maksud ucapan dari Fajri, namun rasanya ada sesuatu hal yang tersirat dalam kata-katanya.

"Gue nggak bakal minta Lo apa-apa Kak, gue tau Lo minta keadilan, dan gue berharap lo mendapatkan apa yang Lo mau. "

"Gue udah kok rasanya kehilangan, gue udah kehilangan Mamah gue Kak waktu gue masih SD, dan itu rasanya sakit banget. Dan saat itu, gue juga dipaksa keadaan buat ikhlas, bahkan sama orang yang udah nabrak Mamah. "

Farhan ikut terdiam mendengar ucapan Fajri, namun itu tak bertahan lama saat Fajri tiba-tiba saja mengalihkan topik pembicaraan.

"Ah iya, kedatangan gue ke sini, gue mau minta maaf. "

"Maaf?" gumam Farhan, yang masih bisa didengar oleh Fajri di depannya.

"Atas kesalahan Papah, maaf. Gue nggak tau harus bilang apa lagi selain maaf, gue minta maaf atas nama Papah gue Kak. " Dia membalasnya dengan intonasi pelan.

"Gue tau, maaf gue nggak berpengaruh apa-apa, tapi gue berharap, Lo nggak dendam sama keluarga gue Kak. Gue nggak mau kejadian yang lalu terulang lagi. "

Farhan menatap Fajri, tatapan tulus itu masih sama seperti dulu. Saat dia baru mengenal laki-laki itu, dan dia merasa mempunyai seorang Adik. "Gue nggak janji. "

"Gue tau Lo orang baik Kak, " ujarnya. "Gue yakin itu, dan setelah Lo keluar dari sini Lo nggak akan pernah lakukan hal yang sama. "

"Seyakin apa Lo?" Dia terkekeh miris. "Gue bahkan hampir buat Lo dan anggota keluarga Lo mati di tangan gue. Dan mungkin, gue bakal lakuin hal yang sama lagi. "

"Gue yakin, yakin banget. Tatapan Lo masih sama kayak dulu Kak, dan Lo nggak berubah, Lo masih orang baik yang gue kenal. Dan masalah waktu itu, semuanya udah lalu. "

Berteduh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang