Act 0. Rodenius - Chapter 2

91 15 8
                                    


Tahun 2023 adalah tahun-tahun kelam bagi dunia ini. Setelah bertempur dengan pandemic selama lebih dari 2,5 tahun, ekonomi dunia mulai membaik. Namun itu tidak berlangsung lama, sejak Rusia menginvasi Ukraina, banyak negara-negara, terutama negara Barat memberikan sanksi terhadap Rusia. Hal itu menyebab kan supply chain global collapse. Banyak perusahaan-perusahaan bahkan negara itu sendiri mengalami kebangkrutan. Harga bahan pokok meningkat, sedangkan daya beli masyarakat menurun drastis. Sekali lagi, dunia berada dalam kekacauan.

29 Desember 2023, Ibu kota Jakarta - Indonesia.

Parlemen bersama DPR dan Presiden sedang melaksanakan sebuah rapat darurat, hal ini guna membahas masa masa depan negara ini.

Awalnya Indonesia diprediksi akan melalui badai resesi ini, namun itu tetaplah hanya sebuah prediksi. Selama ini, pemerintah selalu mengganti selisih harga pasar dunia setiap komoditas melalui APBN atau lebih di kenal sebagai subsidi, namun ketika APBN Indonesia sudah tidak mampu lagi memberikan subsidi kepada komoditas-komoditas impor. Harga pasar seketika naik membuat masyarakat tidak mampu lagi untuk mengeluarkan uang membeli kebutuhan mereka, sehingga ekonomi berhenti berputar.

"Kita tidak bisa lagi memberikan subsidi kepada masyarakat. Sepanjang tahun 2023 saja, kami sudah menggelontorkan lebih dari empat kuadriliun. Bahkan hutang negara terhadap gdp meningkat dari 36% menjadi 77%... Ini sudah tidak masuk akal lagi. Jika pemberian subsidi tahun depan melebihi dua kuadriliun, negara kita akan bangkrut!" Ujar mentri keuangan yang berbicara di depan parlemen.

Dia saat ini ada orang yang paling di buat pusing, karena dia harus bekerja ekstra untuk menyusun dan mengelola keuangan negara di tengah krisis yang melanda dunia saat ini.

"Kami mengerti kondisi keuangan negara saat ini. Namun jika subsidi di kurangi sampai setengah nya, atau bahkan di hilangkan. Masyarakat akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan banyak warga yang mati kelaparan, akan terjadi demonstrasi dimana-mana, bahkan mungkin saja akan lebih buruk dari tahun 98! Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi. Bagaimana pun alokasi anggaran sekecil itu tidak akan cukup. Kita, DPR bisa saja menyetujui nya. Namun apa yang akan di katakan masyarakat?... Mereka akan memarahi kita, dpr yang akan diminta pertangung jawabannya." Salah satu anggota dpr fraksi partai bulan padi emas angkat suara, terkait rencara alokasi anggaran untuk subsidi bahan pangan atau non pangan impor.

Tentu saja apa yang dia katakan benar, jika pemerintah tidak mampu lagi memberikan subsidi kepada masyatakat. Maka ekonomi akan hancur, dan akan terjadi kerusuhan dimana-mana.

Semua orang tertunduk, para Legislatif, para menteri, bahkan presiden tidak bisa berkata apapun. Negara berada di ambang kebangkrutan.

Setelahnya, tidak ada lagi suara yang terdengar di tengah rapat. Ruangan menjadi hening.

"Hmmm... Baiklah, kita tidak bisa terus seperti ini. Masyarakat akan menanyakan hak mereka, dan bagaimana dengan kewajiban kita. Oleh karena itu, kita akan mengambil resiko tertinggi. Kali ini kita akan bermain judi dengan ini, setidaknya jika itu berhasil maka kita akan bisa mengakhiri ini, namun jika gagal, yang berakhir adalah negara ini sendiri." Ucap presiden yang duduk di tempatnya. Dia berbicara menghadap langit dan sambil menutup mata.

"Maksud anda pak presiden?"

"Kita akan mengambil tawaran dari China!"

Semua orang kembali terdiam...

Sudah menjadi rahasia umum, China akan dengan mudahnya memberikan pinjaman ke negara lain. Namun di balik itu semua, terdapat sebuah jebakan yang sangat mengerika... Terutama bagi negara yang tidak mampu membayar kembali hutangnya. Pemerintah China akan merebut aset-aset negar yang tidak mampu membayar hutangnya, dan dalam hal ini, pemerintah China akan memberikan Pinjaman kepada pemerintah Indonesia dengan persyaratan yang sangat amat tidak masuk akal. Yaitu izin pertambangan.

When Indonesia at an Another WorldWhere stories live. Discover now