Act 0. Rodenius - Chapter 5

61 12 0
                                    

1 Februari 1639, Ibu Kota Negara Baru Republik Indonesia - Nusantara.

18 Januari 2022 adalah hari yang bersejarah bagi Indonesia, dimana pada hari itu pemerintah mengesahkan undang-undang yang mengatur pemindahan ibukota negara ke suatu tempat yang sudah di pilih. Tempat yang di pilih oleh pemerintah Indonesia berada di provinsi Kalimantan timur, atau lebih tepatnya ± 30 KM barat laut dari kota Balikpapan.

Sebuah kota akan dibangun dengan luas 2.500 KM², menggantikan kota Jakarta. Pemindahan Ibukota sendiri memiliki beberapa alasan, namun alasan yang paling kuat adalah tentang prediksi kota Jakarta akan segera tenggelam. Hal ini bukan sekedar rumor, namun ini benar-benar terjadi. Setiap hari berjuta-juta galon air tanah dipompa untuk kebutuhan masyarakat, hal itu mengakibatkan semakin menurunnya permukaan tanah. Pemerintah sudah berupaya untuk menghentikan ini semua, namun hal itu sudah berada di luar kendali. Tembok-tembok yang di bangun untuk menahan air laut sudah berada dalam status darurat, karena permukaan laut sudah benar-benar berada di atas permukaan tanah kota Jakarta.

Istana Garuda, Kediaman Presiden Republik Indonesia.

Presiden Indonesia Ke-7, Yusuf maulana. Mendapatkan perpanjangan masa jabatan selama 5 tahun. Hal itu dilakukan atas persetujuan DPR & MPR, namun ini bukan tanda-tanda demokrasi akan menghilang dari negara ini.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia saat ini berada dalam keadaan yang tidak stabil, akibat dari ditransfernya seluruh negri ke dunia lain. Oleh karena itu, pergantian pemerintahan hanya akan menambah status "kacau" bagi negara. Karena geo politik sudah berubah 180°… dikhawatirkan jika bergantinya pemimpin baru hanya akan membuat Indonesia menjadi salah langkah di dunia Internasional.

Meskipun begitu, itu hanya berlaku untuk kekuasaan eksekutif. Sedangkan kekuasaan Legislatif akan tetap melakukan pemilihan umum seperti biasanya.

Presiden saat ini sedang berbicara dengan beberapa mentri di ruangannya.
"Beruntung setelah gempa dan tragedi bintang, kelistrikan negara tidak mengalami masalah. Meskipun ada beberapa wilayah yang listriknya mengalami pemadaman, karena Induk Gardu mereka mengalami kerusakan akibat gempa, namun secara keseluruhan semuanya normal. Yang menjadi masalah saat ini adalah komunikasi satelit kita yang terputus. Semua satelit yang pemerintah maupun swasta miliki, menghilang dari orbit atau mungkin tidak ikut terkirim bersama kita. Sehingga komunikasi antar pulau sedikit terganggu, pun demikian dengan internet yang mati total. Kita harus segera meluncurkan satelit ke orbit." Ujar Menteri Kominfo, Ageng raditya. Yang memberikan laporan pada pertemuan kali ini.

"Tapi itu hal yang mustahil dilakukan pa Ageng. Kita bahkan tidak memiliki modul untuk meluncurkan satelit ke orbit." Menko marves, Pak Armin sedikit skeptis dengan rencana menkominfo yang ingin meluncurkan satelit. Indonesia sendiri tidak memiliki pengalaman yang memadai untuk meluncurkan satelit sendiri. Meskipun saat ini Indonesia mempunyai Proyek peluncuran satelit sendiri, namun itu awalnya di bantu oleh Jepang. Ketika Tragedi bintang terjadi, para Insinyur Jepang yang terlibat dalam proyek ini menghilang. Sehingga Indonesia menunda proyek ini.

"Tapi kita sudah belajar dari Jepang, Pak Armin. Kita harus mencoba melanjutkan proyek di biak!... Meskipun itu mungkin mengalami kegagalan, itu semua akan menjadi pelajaran berharga bagi kita. Toh kita saja belum mencobanya, mungkin saja kita berhasil. Kita sudah mengetahui teori nya, tinggal bagaimana mempraktekannya. Dan ini adalah waktu yang tepat!!! Kita tidak punya satelit, dan anggaran kita sekarang melimpah, tidak seperti sebelum kita sampai di planet ini. Saya juga dengar, banyak perusahaan swasta yang ingin berinvestasi ke project ini. Ini adalah kesempatan kita pak."

"Pak Ageng benar, pak Armin. Setidaknya kita harus segera mungkin meliliki mata dan telinga di langit. Kita tidak tahu negara seperti apa yang berada di sisi lain dunia ini. Apakah mereka bermusuhan, atau mereka berteman. Dan itu juga mungkin akan membantu kita untuk mempelajari planet ini lebih baik. Karena bagaimana pun, kita mungkin akan selamanya berada di planet ini." Presiden menambahkan pendapatnya.

When Indonesia at an Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang