Ayo!

315 46 2
                                    

"huhuhu, Wonyoung..." Wonyoung tampak lelah dengan rengekan Hanni sedari tadi, tangan nya terangkat setelah dirasa pegal telah mengusap surai Hanni.

"temen lo, nih" ujar Wonyoung pada Liz.

"dih" semakin keras rengekan Hanni mendengar tiga huruf yang berasal dari Liz.

"kalian jahat" Liz dan Wonyoung memutar bola matanya malas, Hanni sekarang sudah seperti anak kecil meminta untuk dibelikan mainan.

"lo tuh ada aja masalah sama si Dani, putus aja sana" ucap Liz dengan nada rendah.

"Ih! jahat banget! benci kalian, pergi sana"

"oke, ayo"ajak Liz kepada Wonyoung.

"ishh! jangan beneran pergi, dong" Hanni menahan lengan Liz dan Wonyoung yang sudah bangkit dari duduknya.

"lo menye-menye, anj! kesel gue"Hanni cemberut dengan perkataan Liz,

"oh, atau mau kita datengin aja si Dani?" lanjut Liz, dibalas anggukan oleh Wonyoung.

"jangan, anj. Malu-maluin" Liz mendelik, ia butuh Sullyoon yang selalu sabar dengan Hanni. Sayangnya gadis itu sedang tidak bisa hadir dikarenakan asma nya yang kambuh.

"Han, bener deh. Putus aja sama si Dani, akhir-akhir ini lo kayak depresi banget ngehadepin si Dani" Wonyoung kali ini angkat suara.

"Lo kalo masih mau pacaran jangan sama Dani, cari yang lain aja" tambah Liz yang kekesalannya sudah padam.

"kok kalian gitu sih, bukan nya support gue" Hanni menunduk, menyembunyikan wajahnya.

"kita nge-support lo, tapi bukan hubungan lo sama si Dani" Hanni mengangguk begitu kalimat Wonyoung terhenti.

Hanni merenungkan ucapan kedua teman nya, prespektif teman-teman nya kepada Danielle mulai buruk. Dari awal, mereka bertiga merupakan orang yang sangat diprioritaskan bagi Hanni, ia juga sedikit ketergantungan dengan mereka. Perasaan dan pendapat teman-teman nya cepat atau lambat pasti akan Hanni turuti. Hingga pendapat dimana Hanni harus memutuskan Danielle, dirinya harus memikirkan dengan baik.

Danielle menyayangi Hanni dengan tulus. Akhir-akhir ini memang Danielle selalu disibukkan dengan OSIS, yang membuat Danielle sedikit berubah karena lelah juga dengan Jihan yang akhir-akhir sangat dekat dengan Danielle. Hanni berharap, Danielle tetap seperti apa yang dia kenal.

~®®®~

Minji sudah siap dengan pakaian serba hitam, begitu pula dengan kacamata hitam yang sudah bertengger di wajah nya. Malam ini adalah malam tahun baru, baru kali ini ia dapat merayakan tahun baru dengan orang disekelilingnya. Seperti acara bakar-bakar bersama teman-temannya, dia sukarela membeli banyak bahan lebih banyak daripada yang lain begitu bahagia nya dia.

Drrt! Drrt!

Kedua ujung bibir Minji terangkat dengan nama yang tertera di layar handphone nya, orang yang menelpon nya.

"Minji, disuruh mama temenin gue dirumah" Minji masih mencerna ucapan itu, apakah dirinya tidak salah dengar?

"mama sama papa mau pergi nanti malam"

"Aduh, gue ada acara bakar-bakar sama temen" dapat dipastikan Haerin sedih mendengar nya.

"eumm..."

"Atau lo ikut bakar-bakar aja, mau? gue jemput nanti"

"bentar deh.." telepon pun dimatikan sepihak oleh Haerin. Setelah beberapa lama, tidak ada kabar dari Haerin. Karena teman nya sudah menelpon sebelumnya, maka Minji memutuskan untuk pergi duluan.

Kakak!Where stories live. Discover now