episode (23).

222 35 0
                                    

Keesokan harinya (Name), na hwajin dan lim hallim kini tengah berada di luar sekolah guna menemui lim hallim yang tengah menyerahkan berkas data diri dari han yeri waktu SMP dulu.

"Ini riwayat pendidikan dan rapor han yeri yang Anda minta" seru lim hallim kepada na hwajin.

"Bagus" seru na hwajin dan membaca dokumen itu.

"Sampai kelas 2 smp, ternyata dia masih anak yang tenang dan berprestasi. Dia selalu masuk peringkat 10 satu sekolah, sebelum akhirnya masuk kelas yang ditangani cheon seungyeol" seru lim hallim secara rinci.

"Kak lim hallim kan masih belum sembuh! Kenapa datang kesini? " tanya (name) dengan mimik wajah yang tidak suka.

"Ah karna ini berkas penting makanya aku langsung kesini, dan juga aku sudah baik baik saja" seru lim hallim berusaha menenangkan (name).

"Ah dasar! Selalu saja seenaknya! " dengus (name) dengan jengkel dan melirik sinis kearah na hwajin.

"Lalu kau sendiri kenapa bisa ada disini dengan dandanan secantik itu?" tanya lim hallim membuat (name) mendengus.

"Hah menurut kak lim hallim siapa yang menyeret ku kesini? " seru (name) dengan wajah datar dan melirik kearah na hwajin.

"Bagaimana dengan orang tua han yeri? " tanya na hwajin dan tidak peduli dengan oceham (name) dan lim hallim yang tengah mencibir dirinya.

"Orang tuanya sudah bercerai saat dia kelas 1 SD, sejak itu dia hanya dibesarkan ayahnya. . . . Tapi ayahnya harus sering keluar kota untuk bekerja. Mungkin 6 bulan setiap tahun. Akibat jarang Berkumikasi, ayahnya tidak tertarik pada urusan anaknya" seru lim hallim membuat (name) mendengus.

"Seharusnya dia tidak usah disebut Seorang ayah kalau tidak bisa mengurus anaknya " seru (name) dengan datar.

"Ternyata sama" seru na hwajin membuat lim hallim bingung.

"Apa? " tanya lim hallim yang tidak paham.

"Choi hyunwoong, anak yang ditekan cheon seungyeol disekolah ini, juga adalah anak yang berprestasi yang selalu mendapat peringkat 3-4 di sekolah. Orang tuanya meninggal muda, dan dia dibesarkan oleh kakeknya yang bekerja sebagai pemulung kertas" seru na hwajin.

"Kenapa dia mengincar mereka? " tanya lim hallim.

"Memangnya apa salahnya kalau anak anak yatim piatu mendapat nilai yang bagus? Sebagai anak yang tak punya ibu aku jadi ikut marah" seru (name) dengan membuat lim hallim dan na hwajin melihat kearah (name).

"Apa kau sedih? " tanya na hwajin.

"Tentu saja! Kedua orang tua choi hyunwoong meninggal dunia dan biaya hidup dan Sekolah nya di tanggung oleh kakeknya yang hanya seorang pemulung kertas! Ditambah lagi guru brensek dan murid nakal itu menghina kakeknya choi hyunwoong sampai segitu nya?! " seru (name) dengan wajah sedihnya.

"Sudah jangan sedih! Nanti kau tidak cantik lagi" seru lim hallim dan mencubit pipi (name) dengan gemas.

"Kemarilah jika kau butuh pelukan aku akan memeluk mu" seru na hwajin dengan wajah usil nya membuat (name) dongkol.

"Enyah sana! " seru (name) dengan sinis.

"BOCAH BOCAH INI! BERDIRI DENGAN BENAR! " ketiganya kaget saat seorang guru yang tiba tiba berteriak dari gerbang sekolah dengan memarahi kedua murid pria.

"Beraninya kalian bolos dari sekolah!" seru sang pak guru itu dengan kesal membuat na hwajin, (name) dan lim hallim tertarik untuk mendengar pembicaraan itu.

THE REAL LESSON X READERS. Where stories live. Discover now