Act 06 [END] • 𝐁𝐨𝐝ī𝐠ā𝐝𝐨 𝐧𝐢 A𝐢𝐬𝐚𝐫𝐞𝐭𝐚𝐢

189 29 19
                                    

Selama satu bulan, sepertinya yang dapat Chanyeol ingat, waktu sudah berlalu. Kris benar-benar serius membantu dan mendukungnya mengurus dua perusahaan failed yang diberikan sang ayah. Atau sebenarnya, Kris yang lebih banyak berkerja, Chanyeol hanya kebagian job tanda tangan, dan speech di depan beberapa client saja.

Sore itu, keduanya sedang duduk bersama di dalam sebuah restauran privat. Keduanya menunggu kedatangan tuan besar Park dan juga istrinya. Chanyeol harap harap cemas. Dia sungguh khawatir jika sang ayah masih menentangnya.

Namun Kris tampak tenang. Tangannya dengan santai meraih tangan Chanyeol dan memainkan jemarinya. Membuat Chanyeol menatapnya, dan sedikit lebih tenang karena kini fokusnya teralih menjadi menatap wajah Kris yang teduh dan menatapnya cinta.

"Wae, babe?"

Chanyeol sudah tak ambil pusing dengan Jantungnya yang berdegup gila. Biar saja. Memang Chanyeol mencintai Kris kok, mau bagaimana lagi? Ia justru menikmatinya. Waktu bersama Kris setelah mereka 'come out' di hadapan ayahnya? Itu sangat indah. Kris memanjakannya, menjadikannya pusat dari semesta Kris. Chanyeol cukup takjub dengan bagaimana romantisnya Kris saat bersamanya.

"Mau pangku?"

Chanyeol mengangguk, dan Kris yang duduk bersila agak mundur menjauh dari meja. Chanyeol bergerak merangkak dari tempatnya ke tempat Kris dan duduk diatas pangkuan Kris dengan nyaman. Miring, menyandarkan tubuh bagian kirinya pada dada bidang Kris.

Kris menggenggam tangan Chanyeol dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya menyangga tubuh belakang Chanyeol. Kris menarik tangan kanan Chanyeol yang di genggamnya, kemudian dikecup olehnya. Matanya masih tidak putus menatap mata Chanyeol yang besar, hitam, dan indah.

"You know Chan?"

Angin berhembus dari jendela yang terbuka. Posisi restauran di dekat laut membuat angin sore laut kini masuk dan menyapa mereka dengan lembut.

"I love you so much"

Degupan jantung Chanyeol semakin menggila. Ia tak dapat menjawabnya, namun kini ia mendusalkan wajahnya pada dada bidang Kris. Berharap dapat bersembunyi disana. Pipinya merah padam. Kris sering meledeknya tomat akhir-akhir ini. Ia tidak mau jadi bulan-bulanannya lagi.

Tangan kanan Kris kini mengusap kepala Chanyeol. Membuat Chanyeol semakin terbuai nyaman. Ia memejamkan matanya, menikmati sentuhan tangan Kris pada rambutnya.

"Bahkan jika suatu saat nanti kau meninggalkanku, aku akan tetap mencintaimu. Aku tidak akan pernah menyesali hal ini. Aku-

"Sshhh"

Chanyeol meletakkan jari telunjuknya pada bibir Kris. Ia tersenyum. "Aku tidak akan meninggalkanmu" ucapnya dengan pasti dan yakin. Kris yang selalu tenggelam dalam manik mata indah itu kini menunduk. Ia mengecup kening Chanyeol. Begitu menyayangi dan menghargainya. Ia ingin Chanyeol tau bahwa Kris mencintai Chanyeol dengan sangat dalam.




Cklek'

Pintu dibuka dari luar ketika keduanya sedang saling menyamankan diri melalui pantulan mata satu sama lain. Chanyeol dan Kris menengadah, menemukan tuan dan nyonya Park berdiri dengan awkward didepan pintu.

Chanyeol buru-buru bergeser. Ia tersenyum kekanakan ketika sang ibu mengulum senyuman dan menatapnya menggoda. Ia tak mengindahkan kerutan tidak suka pada kening sang ayah.

"Baiknya kita makan dulu, ya kan, tuan Park?"

Ayah Chanyeol tidak menjawab, namun ia mengambil sumpitnya dan memulai acara makan malam awal itu. Tidak ada yang bersuara dari keempatnya.

Kris mengambilkan lauk yang Chanyeol sukai, meletakkannya dengan sumpit diatas nasi Chanyeol yang sudah dibuatnya pipih diatas sumpit. Chanyeol hanya perlu membawa nasi dengan lauk dari Kris itu kedalam mulutnya dan mengunyahnya.

Crossing the A•UOù les histoires vivent. Découvrez maintenant