29. Dump Conversation

194 30 3
                                    

"Kak, ayo lanjut dong!" sudah lebih dari 10 kali Jaki meminta lanjut untuk membuat vidio Q&A, tapi tak di gubris oleh Kakaknya.

"Tuh masih ada lima puluh delapan yang belom kita jawab." Jaki masih merayu-rayu.

Kini Jia menjawab, "Iya kalo kita buat bisa durasi vidionya jadi dua puluh empat jam!" ia pun tersenyum penuh penjelasan.

"Kalo kaya gitu mah gausah dah tadi sok ngajak gue buat bikin vidio." Jaki sok ngambek, meski tak ada yang peduli tapi ia tetap ingin melakukannya.

"Shut the fuck up Jaraski." Jaka angkat bicara, ia sedari tadi sedang mendengarkan lagu Olivia Rodrigo terganggu dengan suaranya Jaki yang seperti kaleng rombeng.

Jaki melirik sebal dan berdecak dengan keras, Jio yang melihat itu pun tertawa karna Abangnya begitu lucu.

"Ini Olivia gamau ngeluarin lagu lagi apa ya? Dari jaman gue kelas sepuluh semester dua sampe mau lulus sma, albumnya masih yang asem aja." Jaka protes sembari menyanyikan lagu Brutal.

"Entar dia ngeluarinnya kalo udah pacaran sama gue." Jaki menimpali, kini dia sudah lupa dengan vidio Q&A.

Jaka memberikan tatapan sinis, "Dia juga ogah kali pacaran sama lo."

Jaki kemudian mendorong tubuh Jaka dengan kakinya hingga jatuh ke kasur, selanjutnya yang terjadi adalah Jaka yang terpancing untuk balik menjahili saudara kembarnya. Ia tarik kaki Jaki hingga jatuh dari kasur juga, lalu ia tiduran kembali dikasur.

"Berantem terusss..." Jia yang melihatnya sudah tak heran sebenanrnya.

Karna kesal, Jaki mengambil bantal guling dan memukulnya ke Jaka dengan keras. Selanjutnya mereka berdua sibuk perang bantal dipinggir kasur. Sementara Jia asik memeluk Jio, mereka berdua sibuk menebak siapa yang menang diantara dua perkelahian sengit ini.

"KAK TOLONGIN GUE KAKKK!" Jaki meloncat ke kasur, dan berlindung dibelakang Jia.

Karna Jaka memiliki jiwa kriminal, jadi dia tidak akan melepaskan Jaki begitu saja. Ia pun langsung loncat ke kasur dan berdiri. Mereka bertiga kebingungan, Jaki pun sudah berlindung dibalik selimut.

Tak lama Jaka loncat menibani ketiga saudaranya yang langsung dibalas oleh suara jeritan dan pukulan maut ke tubuhnya.

"AAA JAKA BERAT BADAN LO."-Jia.

"ABANG!!!"-Jio.

"JAK YANG BENER AJA ."-Jaki.

"AAAA SAKIT!" selanjutnya yang berteriak adalah Jaka, sebab ada seseorang yang menggigit tangannya.

"SIAPA YANG GIGIT GUA!" ancamnya kemudian duduk, dan melihat siapa yang mengigigtnya.

"Adek..." ucapnya sambil tersenyum penuh balas dendam.

Jio pun tersenyum panik, habislah dia yang kena sasaran Jaka sekarang.

Jaka mengganti ekspresi menjadi memelototinya, tak lama ia langsung menggelitiki perut Jio hingga anak itu tertawa terbahak-bahak.

"Bang udah bang!" teriaknya susah payah karna terus tertawa selama hampir lima menit.

Karna sedikit kasihan, Jaka pun berhenti menggelitikinya dan malah tiduran disebelahnya.

"Kak, abis lulus sekolah tuh rasanya gimana sih?" kini dirinya sudah kembali normal.

Jia berfikir sebentar, "Ya gitu—"

"Sedihlah. Kan dia nangis sampe berderaian air mata, sampe bengkak matanya, terus sg-nya isinya tentang last day school ever, last pake putab, ya gitu dah, terus pelukan sama Clara sejam diparkiran sekolah Jak. Masa iya lo lupa." Jaki memotong dan menyerocos sendiri, mengingat kejadian ketika hari terakhir kelas 12 angkatan Kakaknya terakhir sekolah kala itu.

J Sibling's : GROW OLDERWhere stories live. Discover now