Part II. Hari itu

433 80 1
                                    

HARI itu tepatnya tanggal 13 Juli 2020, liburan musim panas berakhir dan sekolahku kedatangan siswa pindahan. Kabarnya cepat sekali menyebar di seluruh penjuru sekolah. Tentu saja seorang lelaki, kelas 12, dan menurut rumor ia akan masuk ke dalam kelas 12-A alias kelasku. Sumpah? Kok bisa? Memangnya dia sepintar apa? Karena selama ini kelas A tidak pernah kehadiran siswa pindahan—setiap tahunnya—hanya orang pintar dan beruntung saja yang bisa masuk ke sana, eh, kalau begitu satu-satunya keberuntungan yang kumiliki hanyalah masuk di kelas A. Hmmm benar ... begitu.

Yang aku tahu biasanya siswa pindahan akan ditempatkan di kelas C atau pun D. Tapi, kali ini rasanya istimewa sekali. Baru saja aku membatin dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan tentangnya yang barangkali memang mendapat perlakuan khusus akibat punya relasi dengan pemilik yayasan sekolah atau apa, seketika sekolah mulai dihebohkan dengan sebuah mobil yang terparkir di dekat lapangan sepak bola.

"Woy woy woy, siapa tuh?" Yuki berseru heboh.

"Anak baru itu gak, sih? Katanya datang hari ini, 'kan? Gila, kok parkirnya di situ, ya?" tanya Akane.

Aku hanya mengedikkan bahu dan ikut memperhatikan seperti siswa-siswi lainnya. Tak lama kemudian, pintu mobil terbuka dan keluarlah sosok yang cukup tinggi serta memiliki tubuh yang lebih besar dariku. Terlihat sedikit atletis dan juga ia memiliki rambut sedikit gondrong dengan warna blond.

"Finally ... he is here," ujar Melt.

"Siapa yang nganterin dia?" tanya Sakuya.

"Asisten ayahnya paling," jawab Kumano.

"C'mon, kita sambut dia," ajak Kengo antusias.

Oh, sepertinya mereka berempat sudah kenal dengan siswa pindahan itu, pikirku. Tapi, peduli amatlah. Aku pun memilih untuk kembali ke kelas, meninggalkan Yuki dan Akane yang masih saja berkerumun bersama siswa-siswi lain di dekat jendela di seberang kelas.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, lantas kerumunan siswa perlahan mulai bubar. Terlihat Melt, Sakuya, Kumano, dan Kengo berjalan masuk ke kelas, diikuti oleh wali kelas—Yoriko-sensei —yang sedang berbincang-bincang bersama Si Siswa Pindahan.

Setelah menyimpan buku yang dibawa di atas meja dan keadaan kelas mulai kondusif, Yoriko-sensei pun meminta lelaki berambut blond itu untuk berdiri di sebelahnya.

"Halo anak-anak. Jadi, hari ini kita kedatangan siswa pindahan, ya. Namanya adalah Hoshino Aquamarine. Nama panggilannya, Aqua. Benar, ya?" ucap Yoriko-sensei sambil menghadap ke arah Aqua.

"Iya, Sensei. Betul," jawab Aqua sambil tersenyum.

Yoriko-sensei tersenyum kembali dan ia pun berkata, "Aqua ini pindahan dari Los Angeles loh dan sudah bekerja sebagai asisten sutradara. Kalian kalau mau belajar ngedit video, bisa belajar sama Aqua, nih."

Kelas akhirnya mulai ramai bersorak, "Wah!"; "Keren!"; "Gila, yang benar aja?"; dan sebagainya.

"Pantas saja dia dimasukkan ke kelas A," batinku.

"So, Aqua, ada yang ingin disampaikan ke teman-teman?" tanya Yoriko-sensei.

Lelaki bernama Aqua itu pun mengangguk dan tersenyum seraya berkata, "Helo semuanya, aku Aqua. Salam kenal, ya."

Melt pun bertepuk tangan heboh diikuti tawa dari Sakuya, Kumano, dan Kengo, sehingga hampir semua siswa ikut bertepuk tangan, entah supaya apa. Kalau dipikir-pikir, aksen bahasa Jepangnya Aqua itu terdengar asing dan lucu di saat yang bersamaan. Oke, nilai plus untuknya karena lucu. Eh, apa-apaan?

Because I Love You | AquaKana (Oshi No Ko)Where stories live. Discover now