Epilog

1.2K 108 3
                                    

"Appa berhenti didepan"

Minho segera memelankan laju mobilnya dan berhenti tepat didepan toko bunga. Setelah mobil itu berhasil parkir dengan rapi mereka semua bergegas untuk turun.

"Selamat siang nona"

Ucapan yang sangat ramah itu menyambut kedatangan Jennie yang pertama memasuki toko itu. Jennie pun tersenyum senang karena disambut dengan ramah.

"Aku mau rangkaian bunga seperti biasanya ahjuma"

Sekarang Jennie beserta keluarganya tengah berada di toko bunga yang tak jauh dari tempat pemakaman Jisoo. Mereka selalu membawa bunga setiap kali akan mengunjungi Jisoo. Itu sebabnya makam Jisoo selalu terlihat segar karena setiap minggu selalu ada bunga baru yang mereka bawa.

Sudah sekitar dua bulan ini mereka peegi bersama ke pemakaman Jisoo secara rutin mengunjungi Jisoo setelah sekian lama mereka berdamai dengan hatinya masing-masing.

Setelah kepergian Jisoo banyak yang berubah dari kekuarga mereka. Satu minggu pertama tak ada satupun kegiatan yang mereka lakukan di mansion secara bersama. Biasanya mereka akan melakukan sarapan dan makan bersama tapi setelah kepergian Jisoo tak ada lagi kegiatan itu, bahkan sering kali makanan yang sudah disiapkan oleh para maid harus terbuang begitu saja karena tak ada satupun dari mereka yang menyentuhnya.

Mereka semua terpukuk karena kepeegian Jisoo terlebih Minho dan Suzy yang paling merasa bersalah. Suzy terus menangis setiap harinya menyalahkan dirinya yang terlambat unyuk meyayangi Jisoo begitupun dengan Minho. Bahkan Minho mengabaikan pekerjaan kantirnya karena masih merasa terpuruk akan kepergian Jisoo.

Satu bulan pertama setelah kepergian Jisoo benar-benar membuat keluarga mereka hancur bahkan mereka semua tak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi dimansion seperti Lisa yang sempat ingin bunuh diri karena berniat lompat dari balkon kamarnya, untung saja ada maid hang melihatnya karena bertepatan dengan mengantarkan makanan siang untuk Lisa. Jika saja tak ada yang mengetahuinya pasti Lisa sudah ikut bersama Jisoo.

Untuk Jennie, dia selalu mengurung dirinya di kamar tanpa mau keluar sedikitpun. Bahkan para maid pun tak ada yang bisa masuk, jika mengantarkan makanan hanya sampai pada depan pintu kamar Jennie. Jika Jennie lapar Jennie akan mengambilnya sendiri tetapi lebih sering makanan itu tak tersentuh sama sekali.

Untuk Rosè, gadis itu selalu menangis setiap harinya memanggil nama Jisoo berkali-kali berharap kakaknya akan menjawab panggilannya. Bahkan sering kali Rosè tidur di kamar Jisoo bahkan para maid sempat melihat Rosè berbicara sendiri seolah tengah berbicara dengan Jisoo.

Semua yang terjadi di mansion dampak dari mereka yang masih belum rela melepaskan kepergian Jisoo. Mereka belum sanggup menerima fakta jika Jisoo sudah meningglkan mereka.

Hingga suatu hari, Jisoo bergantian memasuki mimpi mereka satu persatu dengan mimli yang berbeda-beda. Setelahnya keadaan mansion mulai membaik, sarapan dan makan malam mulai berjalan kembali. Rosè yang sudah mulai berhenti menangis, Jennie yang tak mengurung dirinya begitupun dengan Lisa. Hingga pada akhirnya mereka semua merelakan kepergian Jisoo.

Jadwal rutin mengunjungi makan Jisoo pun adalah ajakan dari Minho dan Suzy. Hanya ini cara bagi Minho dan Suzy untuk menebus semua kesalahnnya pada Jisoo selama ini.

"Ini nona, bunga nya susah siap"

Perempuan separuh baya itu memberikan tiga rangkain bunga yang cukup besar dan indah kepada Jennie, Rosè dan Lisa. Mereka tersenyum senang melihat rangkain bunga yang terlihat sangat cantik itu laksana Jisoo.

Setelah Minho membayar mereka melanjutkan perjalanan menuju pemakaman Jisoo. Jaraknya juga tak jauh dari tempat mereka membeli bunga.

"Anyyeong unnie"

Lisa menyapa makam yang tertulis Choi Jisoo itu kemudian meletakkan bunga diatas rumput makam Jisoo diikuti Jennie dan Rosè.

"Kita kesini lagi unnie, appa dan eomma juga ikut"

Rosè melirik sekilas pada Minho dan Suzy yang berjongkok dihadapannya kemudian kembali melihat pada makam Jisoo.

"Unnie, Lisa sudah menepati janji Lisa pada unnie untuk selalu terseyum. Lisa tak pernah menangis lagi"

Lisa kembali mengingat bagaimana Jisoo yang datang kemimpinya dan mengatakan agar Lisa selalu tersenyum.

"Aku juga sudah bisa tersenyum unnie. Jika Rosè rindu dengan unnie Rosè akan melakukan apa yang unnie katakan waktu itu".

Rosè mengingat jelas bagaimana Jsiok datang ke mimlinya dan mengatakan dia selalu bersamanya, jika rindu Rosè bisa memjamkan mata dan meletakkan tangannya didada. Karena disana Jisoo sekarang.

"Aku sudah melakukan apa yang unnie katakan. Aku tak lagi menjadi patung unnie, aku sudah melakukan aktivitas biasanya dengan baik"

Rosè mengingat bagaimana kala itu Jisoo datang kemimpinya dengan senyum yang sangat indah. Jennie tak pernah lupa bagimana wajah Jisoo kala itu yang terlihat sangat cantik.

"Sooya, kau tak perlu khawatir lagi eoh. Appa berjanji akan selalu membuat adik-adik Jisoo serta eomma selalu bahagia. Appa berjanji tak akan ada lagi kesedihan di kekuarga kita"

Minho mengusap nisan anaknya dengan tangan bergetar. Walaupun Minho sudah berusaha terlihat tegar tapi sebenarnya banyak kerapuhan yang Minho sembunyikan. Minho masih belum bisa merelakan Jisoo sepenuhnya, tetapi Minho akan berusaha sedikit demi sedikit.

"Eomma akan menjadi eomma terbaik seperti yang Jisoo inginkan. Eomma tak akan lagi mengecawan Jisoo. Jadi Jisoo harus bahagia disana eoh, eomma juga akan berjanji disini untu bahagia bersama adik-adik dan appa"

Suzy terseyum damai seolah melihat Jisoo yang kini tengah tersenyum padanya.  Kali ini Suzy sudah berjanji pada Jisoo untuk menjadi eomma yang terbaik seoerti apa yang Jisoo sampaiakn di mimpi Suzy kala itu. Suzy tentu tak akan mengecewakan Jisoo untuk kedua kalianya, ini janji Suzy pada Jisoo.

"Unnie kita pamit eoh. Unnie disana harus bahagia, dan kami berjanji akan memperlihatkan kebahagian kita pada unnie setiap hari"

                           "THE END"

27 April 2023 ♡

EVERYTHING ✔Where stories live. Discover now