Dua puluh enam

1.1K 73 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.....karena itu akan jadi penyemangat buat author.....

(Nb; maklum belum di semangatin ayang.)

Zera tertidur di meja makan dengan lengan yang digunakan sebagai bantalan, gadis itu terus menunggu Aldrich dan tanpa sadar terlelap di meja makan.

Sesaat kemudian seorang pelayang membangunkan Zera, gadis itu tersentak lalu reflek menoleh ke arah jam dinding.

Pukul 10 malam.

"Nyonya?"

"E--eh i--iya kenapa?"

"Ini ada telpon dari mas Leo." dengan antusias Zera meraih ponsel itu dan segera mengangkat telpon dari Leo.

"Halo, kak Leo? Emm gimana kak? Aldi nya udah ketemu?"

"Eee iya...iya nih, lagi sama gue sekarang..."

"Bisa ngomong sama Aldi nggak kak?"

Lama tidak ada jawaban dari seberang, Zera menghela napas, merasa tidak sabar.

"Anu....si Aldi ketiduran di kursi belakang, emm capek banget katanya..."

"Emang dia dari mana aja?"

"A--anu itu tadi mobilnya mogok di tengah jalan, emm sepi, nggak ada orang yang lewat katanya....terus hpnya juga lowbat tadi...."

Zera bernapas lega, setidaknya Aldrich baik-baik saja.

"Anu...Zera, Aldi nya kita anterin ke rumah mama Dira aja ya? Lebih deket soalnya, terus kamu kesini besok aja, sekarang udah malem, Aldi nya kita aja yang jagain..."

Zera mengerutkan kening, entah kenapa rasanya ada yang janggal dari ucapan Leo.

"Zer? Zera?"

"Eh emm iya kak, makasih banyak ya kak, besok aku langsung kesana..."

"Sip! baguslah kalo gitu."

                                  ***

Leo memutuskan sambungan telponnya lalu memasukkan ponselnya kembali ke saku celana.

"Buset Yo, Lo kalo boong nggak nanggung-nanggung ya..."

Leo berdecak kecil lalu memutar bola matanya, "Masa iya gue mau bilang ke Zera kalo Aldi abis dugem terus sekarang mabuk."

David menganggukkan kepalanya, dia tidak sangka otak sahabatnya itu bisa encer juga.

"Vid langsung ke rumahnya mama Dira ya!"

"Loh kok gitu?"

"Masa iya gue anterin Aldi ke Zera, ketauan dong kalo gue boong! Lagian kasian Zera nya kalo liat Aldi kayak gini...."

David menutup mulut dengan ekspresi dramatis yang dibuat-buat, "Masya Allah Yo, Lo kesambet dimana tadi? Lo pinter banget malem ini sumpah!"

"Iya! Cuma Lo yang tetep oon!" Leo menghela napa kasar lalu menggeleng pelan, menghadapi spesies seperti David memang harus punya kesabaran tinggi seperti suaminya DEBM.

"Aldi abis berapa botol tadi?"

"Lo nanya ke gue Vid? Mana gue tau! Kita kan barengan jalannya tadi...." Leo menoleh ke kursi belakang, menatap Aldrich yang kini memejamkan mata sambil memijat keningnya, wajah putih laki-laki itu memerah, "Tapi kayaknya dia minum banyak deh, masa sampe teler gitu..."

"CK! Kalo mau bunuh diri jangan gini caranya Al! Nggak aesthetic banget!"

"Tau tuh! Gue nggak habis pikir sama dia! Bisa-bisanya dia mabuk sampe segitunya!"

"Kalo ada masalah cerita bujankk! Apa gunanya gue sama Leo kalo Lo nggak terbuka kita? Ya nggak Yo?"

"Bener tuh! Bahaya Al, Lo bisa mati kalo kayak gini terus!"

"DIEM!" Bentak Aldrich sambil menendang kursi Leo.

David dan Leo terbungkam memang salah mengajak orang mabuk untuk berbicara, mereka berdua pun memilih diam selama di perjalanan.

                                ***

Zera menatap jendela ruang tamu dengan risih, hatinya tetap tidak tenang, seperti ada sesuatu yang disembunyikan darinya, gadis itu pun memilih untuk memesan ojek online dengan ponsel pelayannya.

Zera memasukkan makanan yang di buatnya tadi kedalam Tupperware, Aldrich pasti sangat lelah dan lapar.

Gadis itu terus mengumpat dalam hati,  siapa orang usil yang kurang kerjaan mencuri ponselnya, padahal menurut Zera ponsel miliknya itu keluaran tahun sekian yang mungkin jauh dari peradaban.

Ojek online menepi di depan rumahnya, Zera memasang helm dan langsung naik ke atas motor, "Jalan melati mas."

Ojek itu mengangguk dan melaju ke tempat yang di sebutkan Zera, sesampainya di sana, Zera segera membayar ojek itu dan membuka gerbang rumah Dira.

Ada yang aneh dari rumah ini, sepi, tak ada pelayan yang berlalu lalang dia sekitar rumah, tak ada juga satpam yang biasa duduk di depan pos.

Zera menghela napas, sepertinya Leo belum datang, dengan ragu dia menaiki tangga teras, gadis itu mencoba membuka pintu, namun terkunci.

Akhirnya Zera memilih duduk di tangga teras, mungkin sebentar lagi Aldrich akan pulang dan selama apapun Aldrich, dia akan menunggunya.

20 menit berlalu.....

Zera tetap duduk ditempat, sesekali berdiri ketika dia merasa lelah untuk duduk, suasana malam semakin mencekam, "Kak Leo kok belum datang ya? Jauh banget kah tempatnya?"

Sesaat kemudian mobil sport merah berhenti didepan gerbang, senyum Zera merekah itu pasti Leo, Zera turun dari teras dan menghampiri mobil itu.

Tiga laki-laki keluar dari mobil, David  langsung tertegun melihat Zera, sementara Leo mengusap kasar wajahnya, sepertinya laki-laki itu menyuruh Zera untuk datang besok, tapi ini?

Zera tersenyum ke arah Aldrich, namun, dia hanya melirik sekilas dan berjalan melewati Zera, helai rambut gadis itu sedikit berterbangan terbawa langkah cepatnya.

David dan Leo mematung di tempat tanpa sepatah kata, sementara Zera berbalik menatap punggung Aldrich yang kini semakin menjauh, langkah Aldrich sedikit terhuyung.

Zera berlari kecil menyusul Aldrich dan segera menahan tangan laki-laki itu, Aldrich menoleh menatap tajam ke arah Zera, matanya memerah, seakan mengisyaratkan dia akan membunuh Zera saat ini juga.

Aldrich menepis kasar tangan Zera dan kembali melanjutkan langkahnya, "ALDI!" teriak Zera lalu kembali mengejar Aldrich dan kembali menggenggam erat tangan dingin laki-laki itu.

"Aldi kenapa?" dia tak menjawab, tak juga menatap Zera, gadis itu mengguncang pelan tangan Aldrich, namun laki-laki itu kembali menepis kasar tangan Zera.

"PERGI!" bentak Aldrich, Zera mematung, ini adalah pertama kalinya Aldrich meninggikan suara padanya.

Aldrich membuka kunci pintu dan masuk kedalam, Zera tak ingin menyerah dan berniat mengejar Aldrich lagi, namun Leo menahan tangan gadis itu, Zera mendongak menatap penuh tanya ke arah Leo.

"Anu...Aldi lagi mabuk, Lo pulang aja dulu, gue anter ya?"

"Kenapa Aldi mabuk? Kakak nggak cegah dia tadi?"

"Ze, kita pulang yuk!"

"Kenapa Aldi kayak gitu tadi? Apa orang mabuk nggak bisa ngenalin orang lain lagi?" Kedua mata Zera mulai berkaca-kaca, David yang sedari tadi bersandar di sisi mobil, melangkah dan mendekati mereka berdua.

"Gue yakin Aldi cuma kecapean, jadi biarin dia istirahat dan Lo, pulang bareng kita."

Zera menunduk, menghela napas lalu mengangguk kecil, David dan Leo tersenyum lega, sampai akhirnya terdengar suara benda pecah dari dalam rumah, tanpa pikir panjang Zera berbalik dan berlari menerobos masuk ke dalam rumah.

                      TBC....

Pengen ngomong apa ke Aldi?

Kalo ke Zera?

Tunggu part selanjutnya yaa....🥰🥰





Aldrich D (END)✔️Where stories live. Discover now