Dahulu kala, ada seorang gadis yang menjalani romansa hebat. Dengan cepat berubah menjadi mimpi terburuknya. Syukurlah, hidup memberinya kesempatan kedua, akankah gadis itu mampu melawan iblis masa lalunya atau masa depannya sudah terkutuk?
Ikuti pe...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
CHAPTER THIRTY-EIGHT
please, don't leave me act five, year five
•••••.*.•••••
harry bukan satu-satunya yang mengalami mimpi itu. Y/n berlari secepat mungkin, berusaha untuk tidak tersandung.
Dia harus sampai di sana tepat waktu. Dia harus menolong mereka.
Mungkinkah dia bisa berlari cukup cepat untuk menyelamatkan teman-temannya?
•••••.*.•••••
"Apakah kau yakin ini adalah tempat yang tepat?" Hermione bertanya saat mereka berjalan melewati koridor-koridor kementerian.
"Ya, aku melihatnya dalam mimpiku." kata Harry.
Saat masuk ke dalam sebuah ruangan, mereka melihat bahwa semua nubuat itu dilindungi oleh kementerian.
Mereka melihat satu di atas yang menarik perhatian mereka.
"Harry James Potter." Harry membaca
Harry mengambil ramalan itu.
Kemudian, mereka melihat seseorang datang mendekati mereka. Orang itu memakai topeng. Itu adalah Pelahap Maut.
"Dimana Sirius?" Harry bertanya.
"Kau harus bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan." Orang itu berkata.
Ketika dia membuka topengnya, mereka melihat Lucius Malfoy.
"Kau ada di sini karena kau melihat apa yang penguasa kegelapan ingin kau lihat." kata Lucius "Sekarang, serahkan ramalan itu padaku."
"Jika kau mendekat, aku akan menghancurkannya."
Mereka mendengar seseorang tertawa.
"Dia tahu cara bermain."
"Bellatrix Lestrange." Neville mengenali.
"Neville Longbottom, bukan? Bagaimana kabar ibu dan ayah." Dia menggoda.
Neville dengan cepat mengarahkan tongkatnya ke arahnya dan dia melakukan hal yang sama padanya.
"Tenanglah." Lucius berkata, "Kami hanya ingin ramalannya."
"Mengapa Voldemort ingin kamu datang dan mengambilnya?" Harry bertanya.
"Dia menyebutkan namanya?!" Bellatrix terkejut dan jijik dengan perilaku seperti itu.
Lucius mengabaikan pertanyaannya.
"Ramalan hanya bisa diambil oleh mereka yang membuat ramalan itu, dan kau beruntung." Lucius berkata, "Bukankah kau selalu ingin tahu apa hubunganmu dengan penguasa kegelapan?"
