16

26.4K 1K 1
                                    

HAPPY READING


•••••••

Dara kembali ke tempat ayah dan bunda nya di dalam rumah devan.
Langsung menuju ruang keluarga di sana dua keluarga masih berkumpul tapi caca sudah tidak berada di sana, mungkin sudah tidur di kamar nya.
Dara berjalan ke arah keluarga yang sedang bercerita dan bercanda, mereka baru bertemu tadi siang tapi sudah sangat dekat seakan akan teman lama kembali bertemu.

"Ayah, bunda ayo pulang dara udah ngantuk" dara tidak duduk lagi karna sudah ingin pulang.

"Kenapa cepat sekali nak, ini baru pukul sembilan" fani

"Dara udah ngantuk banget ma" dara hanya tersenyum tipis, mood nya lagi tidak baik-baik saja karna masalah tadi.

"Kenapa mata kamu sembab?, Kamu habis menangis, apakah devan yang membuat kamu nangis, ah anak itu benar-benar minta di hajar berani sekali dia membuat calon mantu mama menangis!!" Fani langsung berdiri dari duduk nya berniat mencari devan dan akan menghajar nya habis-habisan.

Dini dan Harto sontak menatap mata dara, benar saja mata anak nya itu sembab seperti habis menangis, dini ingin sekali bertanya tapi seperti nya ini belum waktu yang pas, dia akan menanyakan nya nanti ketika sudah di rumah.

Dara langsung memegang tangan fani membuat langka fani terhenti, fani langsung membalikan badan nya menatap dara bingung.
"Devan gk ngapa-ngapain dara ma, dara juga gk nangis ini tadi hanya kelilipan di taman belakang rumah" dara tersenyum meyakinkan fani kalau dia baik-baik saja.

"Bener kmu gpp" fani meyakinkan sekali lagi.

"Bener ma dara gpp" dara tersenyum

Fani akhirnya kembali duduk sebenarnya dia tidak percaya dengan perkataan dara, tpi karna tidak ingin membuat dara merasa tidak nyaman dia hanya pura-pura percaya.
Fani akan menanyakan nya langsung nanti dengan anak nakal nya itu.

"Bunda, ayah ayo pulang" ajak dara lagi.

"Iya baiklah ayo" harto berdiri di ikuti dini istrinya.

"Kami sekeluarga pulang dulu pak, bu makasih jamuan nya malam ini, kami sudah sangat merepotkan anda sekeluarga" harto menjabat tangan ardi.

"Tidak apa-apa pak, kami sangat senang bisa bertemu orang tua dara langsung, ternyata anda dan istri sangat baik dan ramah" puji ardi.

"Kami pulang dulu bu" pamit dini pada fani

"Ah iya lain kali main ke sini lagi" fani memeluk dini selayak nya sahabat yang akan kembali berpisah.

Fani dan ardi mengantar tamu nya sampai depan pintu utama.
"Ma, pa dara pamit pulang" dara mencium tangan fani dan ardi.

"Iya sayang, sering-sering main ke sini ya?" Fani

"Iya ma, tapi gk janji" dara tersenyum, membuat fani bingung dengan perkataan terakhir dara.

"Hati-hati di jalan"

Keluarga dara pulang di antar supir yang ada di rumah ardi.
Awalnya harto menolak karna merasa tambah merepotkan, tapi dengan bujuk rayu ardi dan fani akhirnya harto luluh.

•••••••


Setelah lama terdiam akhirnya devan masuk ke rumah, dia bertemu dengan mama nya di depan pintu belakang sambil tangan di depan dada dan mata yang menatap devan tajam.

Devan sudah tau ini pasti soal dara, devan langsung masuk tanpa menyapa mama nya.
Fani yang melihat anak nya yang hanya melewati nya merasa kesal sendiri.

"DEVAN AXENDRA WIJAYA!!!!" Teriak fani lantang menggema sampai membuat devan terkejut dan menghentikan langkah nya tanpa menoleh ke belakang.

"Kamu apakan calon mantu mama sampai dia nangis haa!" Fani berjalan ke arah anak nya, langsung menjewer telinga devan.

"Ahhhkkk mama sakit telinga devan bisah putus, emang mama mau punya anak telinga satu" devan teriak lantaran mama nya yang menarik telinga nya dengan kuat.

Fani melepaskan tarikan nya di telinga devan, membuat devan meringis mengusap telinga nya yang memerah karna tarikan super dasyat istri nya ardi wijaya dan sial nya itu mama nya sendiri.

"Cepet jawab pertanyaan mama tadi!!" Fani melotot kan mata nya menatap tajam devan.

"Yang mana ma" devan pura-pura tidak tau karna ingin menghindari pertanyaan yang menyangkut dara.

"Gk usah pura-pura amnesia kamu, nanti mama pukul beneran tu kepala biar amnesia beneran!!" Fani kembali mengeraskan suara nya.

"Devan gk ngapa-ngapain dara kok ma" devan menyerah seperti nya menghindari pertanyaan dari mama nya itu sangat sulit.

"Gk usah bohong kamu, jelas-jelas mama lihat mata dara sembab abis nangis pas pulang nyusul kamu" fani terus mendesak devan untuk mengaku, dia yakin kalau devan penyebab dara menangis.

"Devan hanya bilang gk usah deket-deket devan sama keluarga devan lagi, karna devan gak bakal bisa balas perasaan nya" jawab devan enteng yang membuat bola mata fani hampir lepas dari tempatnya.

"APA!!!!!, KENAPA KAMU NGOMONG GITU DEVAN!!! MULUT KAMU ITU JAHAT BANGET SI DARA PASTI SAKIT HATI SAMA UCAPAN KAMU, KALAU KAMU BELUM BISA BALAS PERASAAN NYA KAN BISA SECARA PERLAHAN JANGAN SAMPAI KAMU SAKITIN HATI NYA DENGAN UCAPAN MU ITU, SEKARANG MAMA PAHAM MAKSUD UCAPAN DARA TADI!!" Fani teriak sambil sesekali mencubit perut anak nya.

Devan meringis mendapatkan cubitan mama nya, fani kalau mencubit tidak main-main, bisa saja kulit mulus nya ini lepas gara-gara tangan mama nya.

"Omongan apa ma?" Devan tidak paham

"Kau tau!!! Dara bilang gak janji pas mama nyuruh dia sering-sering main ke sini, sekarang mama paham pasti dara akan pergi mungkin gk bakal kembali lagi ke kota ini, semoga nanti kamu gak bakal nyesal van!!!"

Deg

Apa? Dara beneran bakal pergi dari hidup nya dan gak bakal kembali? Apakah itu benar, kenapa rasanya devan gak ikhlas kalau dara pergi padahal dirinya sendiri tadi yang menginginkan, emang mulut sama hati itu bedah. Ego devan terlalu tinggi untuk mengungkap kan perasaan yang sebenarnya.

Fani pergi dari hadapan devan yang berdiri dengan tatapan kosong.
Dia tau kalau sebenarnya devan sudah menyukai dara tapi karna gengsi membuat devan kehilangan, biarkan devan merenungi kata-kata nya biar dia tau kalau apa yang dia lakukan itu salah dan akan menimbulkan penyesalan untuk diri nya sendiri.
Walaupun fani tidak rela kalau dara pergi dari kota ini, tapi mau bagaimana lagi kalau itu memang keputusan dara, mungkin dara terlanjur sakit hati dengan ucapan devan, kalau fani di posisi dara mungkin akan melakukan hal yang sama, untuk saat ini biarkan dara pergi dan mencari kebahagian nya, dan devan akan menantikan penyesalan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
NEXT PART...

MAS DUDA [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant