18. The State Line

23.3K 2.1K 38
                                    

Bya baru saja selesai mengetik kalimat untuk email di komputer miliknya. Melaporkan soal kedatangan barang yang baru timnya terima hari ini.

Tadi, setelah makan siang Sasha melaporkan jika heat transfer yang baru mereka terima tidak sesuai quantity yang tertera pada packing list.

"Sha, boleh tolong bawa ke sini barangnya?" pinta Bya pada gadis yang duduk di depan kubikelnya.

Sasha mengalihkan pandangannya, "ditimbang juga nggak sih, Mbak?" tanya Sasha memastikan.

Ah, Bya lupa dia harus menyertakan foto timbangan, "nggak usah deh, Sha, aku aja yang kesana sekalian foto gross weight," ujar Bya membawa ponsel miliknya.

Bya mendekati area checking table yang ada di tengah ruangan.

"Rei, tolong bantu angkat ini dong," pinta Bya pada seorang pemuda yang sedang melakukan pengecekan elastic, "bawa ke timbangan aja dulu, Rei," lanjutnya ketika Reihan mengangkat kardus itu.

Setelah selesai memotret barang di atas timbangan, Bya segera membuka kardus itu, memotret isi di dalamnya.

"Terima kasih, Rei," ucap Bya sebelum kembali ke kubikelnya.

Bya segera memindahkan foto yang sudah dia ambil, melampirkan pada email yang sudah dirinya tulis.

Dirinya bersandar pada kursinya, setelah menekan tombol send. Sebelumnya Bya sudah memastikan semua pihak terkait sudah masuk pada credit emailnya.

Sofi baru saja kembali, perempuan itu izin keluar untuk karena harus melaporkan tentang update kondisi kehamilannya pada pihak klinik. Mengingat kehamilan rekan kerjanya itu sudah memasuki dua puluh lima minggu.

"By, tadi suami kamu ke klinik, katanya asam lambungnya naik," bisik Sofi, setelah duduk di samping Bya.

Bya menatap Sofi memastikan, "Gerald kali, kan postur mereka sama," balas Bya tidak yakin.

Sofi berdecak, "mana mungkin aku salah orang, si Isna aja manggil nama dia juga kaget," sahutnya, "kok bisa sih sampe asam lambung gitu," lanjutnya.

Bya mengedikan bahunya, "kebanyakan kopi, pasti dia cuma minum kopi waktu lunch, lambungnya tetep keder dong lama kelamaan," balas Bya.

Setahun hidup bersama Kevin, suaminya itu memang tipe yang jarang sakit, hanya dua kali laki-laki itu sakit, itupun sebatas radang tenggorokan karena perubahan cuaca.

"Coba ditanya aja, By, kasian loh, mana dia bilang kalo dia juga sampe mual," saran Sofi setelah melihat Bya yang sedikit khawatir.

Bya baru akan menuliskan pesan pada roomchat miliknya dan Kevin, ketika suara Sofi menginterupsinya.

"Jaga diri loh By, lagi musim orang sakit, apalagi belakangan kamu juga sering lembur," ucap Sofi tenang.

Bya mengangguk, "iya, Mbak, makasih ya."

Obrolan mereka terhenti ketika Nisa menghampiri Sofi menyerahkan laporan di tangannya, dan Rena juga menyerahkan laporan yang baru saja gadis itu buat pada Bya, membuat Bya menyimpan ponselnya.

Bya mengurungkan niatnya, mungkin nanti di rumah dia akan menanyakan kabar suaminya, jika laki-laki itu tidak lembur.

"Sini, Na," panggil Bya meminta Rena mendekat.

Rena mulai mendekat, menjelaskan laporan yang dia tulis. Beberapa kali menanyakan tentang consumption yang mereka pakai.


🍃


Bya menemukan Kevin yang tegeletak di ruang tengah, mata suaminya itu tertutup dengan lengan menutupi sebagian wajahnya.

Your EverydayWhere stories live. Discover now