04. Selamat jalan komandan

46 28 22
                                    


Di biasakan setelah baca tekan votenya.
Thanks

...

Dunia hancur seketika saat Aurora dengan jelas menyaksikan perjuangan ayahnya membela antara hidup dan mati.

Mata yang selalu mendatangkan kerinduan kini telah tertutup, senyuman yang biasa menyambutnya kini sirna begitu saja. Dan Aurora kangen semua itu.

Ia bisa melihat betapa ayahnya berjuang disana, wajahnya yang pusat pasi seperti tidak ada kehidupan disana.

Aurora mulai tidak tenang dengan sesekali merintikan air matanya, ia sangat khawatir kalau terjadi apa-apa dengan ayahnya.

Pintu terbuka lebar, menunjukan seorang pria berjas putih datang menghadap Aurora.

" bagaimana dengan keadaan ayah saya dok?" Tanya Aurora menunggu jawaban dari sang dokter.

" laporan medis menyatakan bahwa pasien atas nama pak Brayn mengalami benturan keras pada kepalanya mengakibatkan ada kerusakan pada kepalanya yang mungkin bisa berakibat fatal."ucap dokter itu.

Aurora menganga tidak percaya, ia menutup mulutnya dengan sesekali merintikan air matanya.

" Gak mungkin, laporannya pasti salah kan dok?" Tanya Aurora guna memastikan bahwa laporan yang tadi dokter itu berikan salah.

" itu sesuai kenyataan, jadi kamu harus sabar."

...

Aurora duduk di sebelah brankar Ayahnya, kakinya melemas, raganya tampak tak bernyawa, sementara ayahnya tampak damai dengan kedua mata yang tertutup rapat.

" Ayah kapan bangun?" Lirih Aurora dengan mengusap Air mata yang berjatuhan di pelupuk matanya.

" Ayah sakit ya?, sampai-sampai gak mau bangun." Ucap Aurora sambil tersenyum kecut." Queen kangen ayah."

" sakitnya buat queen aja, ayah gak usah."

Aurora menggenggam tangan Ayahnya yang terasa sangat dingin." Queen kesepian gak ada ayah, ayah bangunnya?"

Cup!

Aurora mencium punggung tangan ayahnya. Sebelum itu mata cantik Aurora mulai tertutup rapat dan akhirnya ia kembali kealam mimpinya.

Brayn mulai terbangun dengan mata sayupnya yang perlahan mulai terbuka, Tempat yang pertama di lihat adalah, Ruangan dengan nuansa putih-putih yang terasa asing baginya. Ia kemudian menoleh kearah samping, dimana ia bisa melihat putrinya tertidur dengan sangat pulas. Dan sangat gemaz.

Ia merasa sangat-sangat pusing seperti ada yang menusuk kepalanya dengan beribu-ribu jarum, dengan badan yang seperti hampir remuk. Dan semua itu sangat sakit.

Aurora merasa terusik yang menyebabkan tidurnya terganggu. Ia pun terpaksa terbangun kala ada suara yang memanggilnya. Suara yang membuat Aurora ingin sekali mendengarnya. Tidak ini pasti mimpi.

" Queen"

Ini bukan mimpi, dirinya bener-benar mendengar suara ayahnya yang begitu ia rindukan.

Aurora pun langsung mendongkak kan kepalanya, dimana ia bisa melihat ayahnya yang sedang tersenyum manis kearahnya, meskipun keadaannya jauh dari kata baik.

Aurora tersenyum." Ayah".

" anak ayah kenapa hemm?"

" queen khawatir sama keadaan ayah." Aurora menjawab sambil memeluk ayahnya, seolah melepas rindu yang begitu dalam.

" Ayah udah bangun ini, kenapa kamu masih sedih queen?" Ucap ayahnya, tangannya pun terulur untuk menghapus air mata yang membanjiri wajah putrinya.

" queen takut ayah tinggalin queen sendirian."

ZERGANWhere stories live. Discover now