[9] - FRUM

236 39 11
                                    


Long time no stay, right?


Dibacanya nanti ya setelah kalian selesaii tarawih bagi yang melaksanakan 🫶

Anyone miss Jenkryst?!


.
.
.







Setelah kemarin mereka menghabiskan waktu bersama dengan banyak drama, kini keduanya kembali disibukkan dengan kegiatan masing-masing.

"Sajangnim, setelah rapat ini anda harus menghadiri press conference di Yang Corp."

Jane mengangguk tanpa mempersempit langkah menuju ruangan pribadinya.

"C-chankamman.."

"J-jeongsonghamnida Sajangnim, apa Sajangnim memerlukan sesuatu?"

"Ani."

Ia hanya menatap dalam tubuh atasannya yang menghilang dari balik pintu.

"Kim Yeri!"

"Uh, khamcagiya!"

"Yah, kenapa kau mengagetkanku Nona Kim Saeron?!"

Gadis itu memundurkan tubuhnya karena manusia didepannya ini bergerak maju dengan tinju kecil.

"Woo wooo, tenang nona Yeri. Turunkan tinjumu itu. Belum tentu juga jika itu sampai mengenai anggota tubuhku akan sa— ARRGHH!"

Keduanya kini menjadi bahan tontonan oleh karyawan lainnya setelah Saeron berteriak cukup lantang. Wajahnya yang memerah kini menatap Yeri tajam.

"Apa?! Kenapa menatapku tajam huh?!"

Saeron yang ingin marah tapi sudah dibentak Yeri duluan...

"Kau tidak bisa membedakan huh? Aku bilang tinjumu bukan cubitan nona Yeri! Mana ini kecil lagi cubitannya." Lirihnya di akhir kalimat.

Yeri menyeringai.

"AAKKHH!"

Gadis itu berlari meninggalkan Saeron yang berteriak kembali karena cubitan kecilnya. Sepertinya sifat kekanakan Yeri datang lagi jika ia bersama Saeron. Hahahaa..

.
.
.

Jane meletakkan pulpen di tangannya lalu melepas kacamata yang sejak tadi bertengger manis di hidung setengah mancungnya. Ia menegakkan tubuhnya lalu melakukan gerakan kecil di area kepala, tangan dan badan. Sepertinya seluruh tubuhnya terasa mati rasa, sangat pegal.

Bunyi 'kretek' berhasil membuat wajah lega Jane saat ini.

Ia memejamkan matanya untuk menetralisir rasa lelah dan pening di kepala. Sebab setelah ini dirinya harus pergi ke Yang Corp untuk menghadiri konferensi pers bersama CEO YC.

Tok..

Tok..

Jane sedikit mendesis kala mendengar suara ketukan pintu. Pasti akan ada laporan setumpuk yang akan di setorkan oleh sekretarisnya.

"15 menit lagi kita akan berangkat sajangnim." Ujar Yeri setelah melihat satu alis Jane terangkat.

"Siapkan semuanya, aku akan ke mobil sebelum itu."

Jane memijat pelipisnya sedikit kuat. Akhir-akhir ini kepalanya berdenyut sakit bahkan obat yang ia telan pun tidak ampuh mengobati rasa sakitnya.

Ditengah lamunannya menahan sakit, tiba-tiba nama istri cantiknya itu terlintas. Seharian ini dirinya tidak bertukar pesan dengan istri kulkasnya.

'Jane..'

'Ahh, ini dia istri cantikku. Aku merindukanmu~'

Terlihat di seberang sana Krystal tengah mengulum bibirnya sembari mengedarkan tatapannya ke sekitar. Demi Tuhan, Krystal cukup malu karena Jane merengek dengan suara seperti anak kecil dan.. Keras.

"Budak cinta!"

Benar kan dugaannya?

"Jane, istrimu tampaknya malu!"

"Oppa diamlah!" Kesal Krystal pada managernya.

'Sedang dimana Jane? Sudah makan?'

'Aku masih di kantor, sebentar lagi aku akan pergi ke Yang Corp. Dan tentu aku sudah makan, bekalmu tidak pernah gagal dan selalu membuatku jatuh hati, sayang.'

'Aku senang kamu menyukai bekal buatanku Jane. Aku—'

"Manis sekali ternyata aktris kulkas satu ini!"

Jane menahan tawa saat Krystal mengubah mimik wajahnya menjadi lebih tajam.

'Kau akan mati ditangan istriku, Oppa!'

'Awas saja kau Jane!:

'Sayang, sudah dulu ya? Aku harus berangkat sekarang. Oh ya, aku akan menjemputmu di lokasi pemotretan. Hubungi aku yaa! Saranghae!'

Setelah sambungan video mereka berakhir, Jane lalu bangkit untuk melanjutkan tugasnya. Tapi sebelum keluar, CEO Kim tersebut memperbaiki penampilannya agar lebih rapi.

"Yes, I'm ready to go!"

Jane berjalan pelan namun terlihat tegas menuju lift. Sesampainya di depan, ia dikejutkan dengan pemandangan yang tidak seharusnya ia lihat.

"Yah, apa yang kalian lakukan di kantor saya, huh?!"

"Sajangnim?!" Kejut keduanya lalu saling mendorong.

"Apa kalian tidak tau malu? Tidak punya sopan santun? Tidak punya uang untuk memesan hotel?"

Jelas keduanya gelagapan, sepertinya bos mereka sangat marah.

"Sajangnim, saya— err maksudnya kami—"

"Saya tidak punya waktu untuk ini! Jelaskan setelah press conference ini selesai!"




.
.
.


Ternyata ini ditulis 4 Mei 2023 lalu, heheeee



Next or No?

Flower Reason U & MeWhere stories live. Discover now