-demam

349 37 1
                                    

Kejadian kemarin membuat Haruto tidak habis pikir dengan Jihoon. Sebenarnya apa maunya, dan apa penyebabnya Jihoon seperti itu. Ini sudah termaksud tindakan pelecehan baginya. Ia menangis dalam diam di toilet saat ini. Mencengkrami buku di pelukannya, berharap bahwa kejadian tadi hanya mimpi. Namun sepertinya itu hanya akan menjadi harapan. Harapan yang tidak akan pernah terwujudkan.

Haruto masih menangis, mengingat bahwa dirinya telah kotor, dikotori oleh kakak kelasnya sendiri. Membuatnya ingin muntah. Kenapa dia tidak melawan saja?

Tenaga Jihoon jauh lebih kuat ternyata, dia tak dapat melawan. Memberontak sudah dicobanya. Tetap saja Jihoon semakin menghimpit tubuhnya saat itu. Tidak memberinya jarak agar dapat kabur.

"Jahat.. Jihoon jahat!"

Lirihnya tanpa henti

Haruto juga masih berharap agar tidak ada yang mendengar tangisan kecilnya. Dia berusaha mungkin agar menangis sekecil-kecilnya agar tak dapat ada yang mendengarnya.

"Bunda.. maafkan Haruto. Karena Haruto sudah dikotori"

Haruto masih terus menangis dan tak peduli sudah jam berapa sekarang. Ia sama sekali tidak ingin kembali ke kelas maupun asrama.

Untuk saat ini, dirinya hanya ingin menangis melampiaskan semua perasaannya di toilet.

Haruto merasa tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Hampir saja ingin menyerah, namun teringat pesan sang bunda.

Jika mereka jahat padamu, berbuat baiklah pada mereka. Jangan menyimpan dendam. Karena itu semua akan di balas sendiri oleh Tuhan.

Haruto masih setia dengan tangisannya

Tiba-tiba, Indra pendengaran menangkap seseorang telah masuk ke dalam toilet. Tidak, ini bukan hanya satu orang.

"Gue kasih lo 2M, tapi lo harus ninggalin Haruto."

"Hello? Lo ga salah nih? Lo kira gue butuh duit ya? Hei! Mentang-mentang gue murid beasiswa lo bisa seenaknya nyuruh-nyuruh gw"

"Lo ga tertarik sama 2M? Gue tambahin deh. Jadi 3M, gimana?"

"Yaelah, ogah!"

"5M?"

"No. Gue ga mau nurutin perintah lo, mau berapa pun lo sogok gue. Haruto itu sahabat gue, ngapain lo nyuruh gw jauhin dia?"

"Fine. 100M!"

"HAH!? ANJIR! Lo gak serius kan ini?"

"Serius lah"

"Anjir gak habis pikir orang kaya jaman sekarang"

Haruto terdiam. Mendengar percakapan kedua ingsan tersebut, mungkin mereka tidak tahu bahwa orang yang dibicarakan mereka ada di dalam salah satu bilik toilet.

Haruto mengenali salah satu suara tersebut.

"Ck, lo beneran ga mau? Ini banyak loh"

"Yang ada gw tanya ama lo, ngapain lo buang-buang duit segitu cuman buat nyogok orang"

"Gue suka sama Haruto, gak boleh ada yang deket sama dia."

"Dih obsesi itu mah!"

"Bisa diem ga lo? Atau gue bully lo asik keknya"

"Sinting"

Haruto tersenyum, setidaknya masih ada orang yang peduli dan menghargainya sebagai sahabat di dunia ini. Dirinya ditambah terkejut dengan ungkapan seseorang yang tidak dikenali nya.

"Bangsat lo!" Dia menarik dan menjambak rambut lawan bicaranya, Haruto yakin. Setalah ini pasti akan terjadi keributan besar

"Anjg! Sakit goblok!" Orang tersebut yang Haruto kenal, adalah Junkyu. Junkyu menendang lawannya kemudian menamparnya.

"Awh! Shh.."

"Haha, gimana? Pedes kan tamparan gue?"

"Lo!!!"

Sebelum keributan semakin menjadi-jadi, Haruto memberanikan diri untuk keluar dari tempat persembunyiannya

"STOP!!" ucapnya dengan lantang. Menatap Junkyu dan gadis tidak dikenalinya

"Haruto? HARUTO!!" Junkyu menghampiri Haruto yang tiba-tiba jatuh lalu tak sadarkan diri.

"HARUTO!! ARE YOU OKAY!?" Junkyu panik, menepuk-nepuk pipi Haruto. Mengecek suhu tubuh Haruto kemudian segera menggendong Haruto dan membawanya keluar dari toilet

Gadis yang tadi membeku di tempat, menyaksikan semuanya

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Jihoon masuk ke ruang UKS, menatap Haruto yang tertidur lemah di salah satu brankar. Mendekatkan dirinya pada brankar tersebut. Menyesali perbuatannya.

Ia mengelus perlahan pipi mulus Haruto yang sedang terlelap

"Maaf..."

Tetiba saja, Haruto membuka matanya. Membuat Jihoon terkejut dan dengan segera menjauhkan tangannya dari pipi Haruto

Haruto menatap pria dihadapannya, tersenyum tipis

"Jihoon"

Jihoon menggeleng memaksa Haruto agar kembali tidur, karena Haruto tiba-tiba saja ingin beranjak bangun.

"Jangan, lo masih pusing kan?"

Haruto mengangguk, ia masih menatap Jihoon.

"Kenapa? A-ada yang aneh di muka gue?"

Haruto terkekeh kemudian menggeleng

"Kenapa disini?" Tanya Haruto, membuat Jihoon terdiam dan menunduk

"Gak ada"

"Aneh, Junkyu dimana?"

Jihoon menghela nafasnya

"Ada, di rooftop"

Haruto mengangguk lemah

Melihat keadaan Haruto, membuat Jihoon semakin merasa bersalah

"Maafin gue"

"Buat?"

"Udah buat lo jadi begini"

Haruto menggeleng dan tersenyum

"It's okay"

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

To be continued . .

🦋 Room Mate | HoonRuto • Jiharu √ Where stories live. Discover now