Bab 24 (ENDING)

345 20 6
                                    

Suara decitan brankar menggema di Koridor rumah sakit

Semua keluarga berjalan cepat menyeimbangi laju brankar yang membawa tubuh Reyhan

Sesampainya di depan ruangan, bergegas dokter memasukkan Reyhan ke dalam ruang UGD dan menyuruh seluruh keluarga menunggu di luar ruangan

"Mass Reyhan mas....... " isak Tania bersender di dada bidang Fery

"Yang sabar bun, kita do'akan Reyhan semoga dia gak papa ya" ujar Fery menenangkan istrinya itu

Ridho melihat pemandangan itu dengan tersenyum "ayah, bunda, ridho seneng akhirnya kalian bisa sayang Reyhan:) akhirnya penantian lama Reyhan terwujud" tutur Ridho terharu

"Iya dho, sekarang bunda sadar, Reyhan anak baik dan dia mementingkan keselamatan keluarganya dari pada dirinya sendiri...... Bunda nyesel telah nyia-nyiain Reyhan dho...... " ujar Tania terisak

"Ayah juga nyesel telah berburuk sangka sama Reyhan dho..... " sambung Fery

"Padahal kak Reyhan sangat baik sama aku, tapi aku malah...... " ucap Kevin menangis

Ridho tersenyum penuh haru "alhamdulillah, kita do'akan Reyhan semoga dia gak papa dan cepat sembuh supaya bisa berkumpul kembali bersama kita"

"Aamiin ya Alloh......... "

Beberapa menit menunggu akhirnya dokter yang menangani Reyhan keluar dari ruangan dan menghampiri keluarga Reyhan

"Gimana keadaan anak saya dok!? " tannya Tania sangat cemas

"Keadaan pasien sangat lemah, di tambah dengan kanker otak yang sudah mencapai stadium akhir, dan itu memperburuk keadaannya" jelas dokter

Degh!!!!

Semua terkejut dengan apa yang dokter ucapkan

Kanker otak? Apa maksud nya? Sejak kapan Reyhan menderita kanker otak!?

"Kanker otak dok!? " beo Fery memastikan

"Iya benar, kemungkinan sudah lama di deritanya dan tidak mendapatkan perawatan insentif" jawab dokter

"A-apa? Gak gak mungkin Reyhan kena kanker otak!! " ucap Ridho tak percaya

"Kak Reyhan........ "

"Silahkan kalau mau menemui pasien, saya tinggal dulu" ucap dokter dan mendapat anggukan dari Fery

"Iya dok"

Tania menatap ruangan Reyhan dengan tatapan kosong ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi "gak mungkin!!!! Reyhan!!!!! " teriaknya berlari masuk kedalam ruangan itu

"Bunda....!!!!! "

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Tania menatap tubuh anaknya yang terbaring lemah di atas brankar dengan alat medis yang menempel di tubuhnya, matanya masih setia terpejam rapat, sangat tenang......

Dengan pelan tania menghampiri Reyhan, memegang tangannya yang terbebas dari infus, ia membelai lembut rambut dan pipinya, ada rasa bersalah yang begitu besar di hati Tania

"Reyhan...... Ini bunda sayang" panggil Tania lirih "kamu denger bunda kan...... Bangun Reyhan bunda kangen sama kamu nak" ucapnya terisak

Fery berdiri tepat di samping Tania "Reyhan ini ayah nak, maafin ayah ya"

"Rey bangun dek ini kakak...... Lihatlah semua keluarga di sini untukmu, untuk menunggumu Rey...... " panggil Ridho mengelus pelan pundak Reyhan

"Kak....... Bangunn kakak..... " panggil Kevin

Anak Yang Tak di InginkanWhere stories live. Discover now