Bab 25 (Ekstra)

320 20 2
                                    

Keesokan harinya, Reyhan di kebumikan sekitar pukul 8.00 pagi, begitu banyak orang yang melayat dan ikut memakamkan jenazah Reyhan

Tak heran banyak orang yang kehilangan seorang Reyhan, anak yang begitu baik, sopan dan ramah kepada semua orang, ia juga senang membantu orang yang sedang kesusahan.

Pemakaman berjalan lancar, setelah do'a selesai masing-masing orang pergi 1 per 1 meninggalkan tempat pemakaman tersebut

Tapi tidak dengan keluarga Reyhan, mereka masih setia berada di dekat makam putranya itu seraya membelai batu nisan yang berdiri tegak

Tania berjongkok seraya menatap sendu tanah yang belum kering itu "Reyhan...... Maafin bunda ya, karena bunda belum sempat memberi kasih sayang yang cukup buat kamu, maafin bunda karena selama ini selalu memarahimu, gak menyayangimu sampai nafas terakhirmu nak, bunda nyesel..... Bunda minta maaf sayang...... " tutur Tania menangis sambil mengusap batu nisan bertuliskan nama Reyhan itu

"Reyhan, kamu yang tenang di sana nak, kami di sini akan selalu mendo'akanmu" ucap Fery

"Yah, jadi Kevin gak bakal bisa ketemu kak reyhan lagi? " tanya Kevin pada Fery sambil meneteskan air mata

Fery menoleh, menatap anak bungsunya itu dengan sendu "ngga sayang, kak Reyhan udah tenang di alam sana"

"Nanti Kevin bakal kangen yah, Kevin masih pengen sama kak Reyhan, Kevin belum sempet baik ke kakak"

Fery memegang kedua bahu Kevin "kalo Kevin kangen sama kak Reyhan, jangan lupa kirim do'a buat kakak ya, pasti kak Reyhan dengar dan senang di sana" tutur fery seraya menghapus air mata Kevin

"Bener kak Reyhan denger? "

"Iya"

"Yah, Ridho izin pergi sebentar ya" pamit Ridho

"Iya dho"

Ridho berjalan pergi menaiki motornya dan melajukannya menuju suatu tempat

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Di sini lah Ridho duduk seorang diri, di sebuah taman yang pernah ia kunjungi bersama adeknya Reyhan

Ia berdiam diri seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling

Ridho mengambil ponselnya yang berada dalam saku celana, ia pun membuka salah satu aplikasi yang menyimpan kenangannya bersama Reyhan

"Jadi ini alasan kamu gak ngebolehin kakak ngehapus fotomu rey? Dan ini alasanmu mau foto sendiri tanpa di suruh? Kamu mau ninggalin kakak? " lirih Ridho seraya menatap perih ke sebuah foto yang terpampang di layar ponselnya

Tak terasa air mata Ridho mengalir membasahi pipinya,
Terlintas berbagai kenangan dirinya bersama Reyhan. Kebersamaan nya bersama adeknya itu, canda tawa nya, senyumnya, suaranya, begitu membekas di dalam hatinya

Jujur Ridho sangatlah terpukul dan hancur dengan kenyataan ini, tapi apa yang bisa ia lakukan dengan takdir yang sudah di tentukan.
Ia hanya bisa sabar dan ikhlas melepas sang adek tersayangnya

"Kakak gak nyangka, kebersamaan kita di taman ini adalah yang terakhir Rey, jikalau kakak tau, kakak gak bakal mau berpisah 1 detik pun, kakak bakal terus bersama kamu walau sampai larut malam, bahkan kakak akan menemanimu sampai kamu terlelap tidur rey..... " tutur Ridho dengan mata yang sudah basah "kakak sayang sama kamu Reyhan..... Maafin kakak karena membiarkanmu berjuang sendiri, mengahadapi kenyataan yang pahit sendirian...... Maafin kakak karena gak pecus buat jagain kamu, melindungimu dan membahagiakanmu rey....... Maafin kakak Reyhan.... Maafin kakak....... "

Anak Yang Tak di InginkanWhere stories live. Discover now