9| Kuil Dewa Pencipta

460 37 2
                                    

Setelah beberapa saat Yuki akhirnya berhenti menangis dan kembali tenang.

"Rimuru!! Kenapa kau tidak kembali ke sini bahkan setelah kau bangkit!" (Yuki)

"T-tenanglah Yuki aku masih ada urusan di Tempest" (Rimuru)

"Umm... Rimuru... Dia siapa?" (Gabriel)

"Dia adalah murid ku, salah satu orang yang membantu ku saat dunia ini baru ku ciptakan" (Rimuru)

"D-dengan kata lain dia salah satu dewa pencipta?!" (Sebastian)

"Salah. Aku adalah dewa kesuburan " (Yuki)

"Benar apa yang dikatakan Yuki. Dia merupakan salah satu makhluk yang tidak diciptakan diriku melainkan makhluk yang aku beri tanggung jawab atas kesuburan tanah di dunia ini" (Rimuru)

"Heee jadi seperti itu" (Gabriel)

"Salin Yuki ada beberapa dewa lain seperti Dewa Cahaya dan Harapan: Ryuji, Dewa kekacauan dan keberuntungan: Aki, dan Dewa Kegelapan dan kekejian: Yami" (Rimuru)

"Hmm kalau begitu kau dewa apa Rimuru?" (Tifana)

"Aku dewa naga, bencana, dan pencipta " (Rimuru)

"Dewa bencana?" (Gabriel)

Gabriel bertanya dengan kepala sedikit dimiringkan.

"Benar aku adalah dewa yang melambangkan bencana dan kepunahan dikarenakan kekuatan ku ini sudah seperti bencana berjalan" (Rimuru)

"Wow..." (Gabriel)

Setelah mendengarkan penjelasan Rimuru Gabriel terkagum karena pelayannya merupakan makhluk yang sangat kuat.

Di saat Gabriel ingin mengatakan sesuatu dia tiba tiba merasakan ada aura yang mendekat.

*Klang klang klang

Di sana terlihat seorang peria muda yang menjatuhkan senjatanya memiliki rambut hitam menatap Rimuru dengan tatapan tidak percaya.

"R-Rimuru?" (Aki)

"Benarkah itu kau?" (Aki)

"Yah... Kau benar ini aku Aki" (Rimuru)

Setelah mendengarkan perkataan Rimuru wajah Aki salah satu dewa primordial yang dikenal sangat tidak kenal ampun kini memiliki wajah Seolah menahan tangisnya.

"Apakah kau akan menangis juga Aki?" (Rimuru)

"T-tentu tidak!" (Aki)

Aki menjawab sembari menghapus air mata yang ada di matanya.

"Aku akan memanggil Ryuji" (Aki).

"Tidak perlu, dia pasti sedang sibuk jadi jangan ganggu dia" (Rimuru)

Rimuru tahu betul apa yang akan terjadi jika Ryuji mengetahui keberadaan Rimuru....

[Aku tidak ingin terkubur dalam dokumen untuk yang ketiga kalinya!!!!!] (Rimuru)

Rimuru mencoba membuat raut wajah normalnya namun Aki sepertinya tahu bahwa ada yang disembunyikan oleh Rimuru.

*Sigh...

"Baiklah aku akan tetap tutup mulut" (Aki)

Rimuru merasa lega atas jawaban Aki dan berfikir untuk mentraktir nya makan nanti.

"Lalu... Siapa yang kau bawa itu?" (Aki)

"Ohh mereka adalah tuanku" (Rimuru)

Setelah mendengar perkataan Rimuru seketika kedua dewa tersebut memandang ke arah Gabriel, Tifana, dan Sebastian dengan aura membunuhnya.

[Aura membunuh macam apa ini?! Aku sudah hidup selama bertahun-tahun namun aku tidak pernah akan merasakan aura. Bahkan naga kelas bencana tidak sebanding dengan mereka] (Sebastian)

[M-Makhluk macam apa mereka ini?!!] (Tifana)

[Apa apaan kalian ini?] (Gabriel)

"Ahem aku melayaninya nona Gabriel karena keinginan ku sendiri" (Rimuru)

Setelah Rimuru mengatakan itu suasana di tempat itu langsung menjadi tenang seolah tidak terjadi apapun.

"Ohh jadi seperti itu yah" (Yuki/Aki)

"Kalau begitu bisakah kalian mengajak jalan jalan mereka mengelilingi Kuil?" (Rimuru)

"Tentu saja! Serahkan paka ku" (Yuki/Aki)

"Baiklah akan ku serahkan kepada kalian" (Rimuru)

***

Ryuji POV

Sudah sangat lama sekali sejak kami menang melawan naga Kekejian Azi Dahaka yang merupakan dewa yang sangat mengerikan.

*Sigh...

"Kapan semua dokumen ini akan selesai?" (Ryuji)

[Jadi ini ya yang kau rasakan ya Rimuru]

Ryuji mengatakan itu dengan raut wajah sedih sembari menatap langit langit ruangan.

Lalu tiba-tiba muncul sebuah gelombang aura yang sangat intens yang bisa menyebabkan siapapun mati jika mereka terkena tekanan yang diberikannya.

"!!!" (Ryuji)

"Bukan kah ini?!!" (Ryuji)

Ryuji berdiri dari kursinya dengan memiliki ekspresi terkejut, senang, bahagia, dan rindu.

"Rimuru.... Kau kembali" (Ryuji)

***

Tifana POV

Kami di bawa oleh dua sosok mengerikan (dalam segi kekuatan) mengelilingi gunung ini. Namun anehnya selama apapun kita berjalan kita tidak lelah sama sekali

"Nah ini adalah ruang perpustakaan. Disini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan, informasi, dan misteri dunia. Jika kalian ingin membacanya maka cobalah " (Yuki)

Saat aku mendengar kata tersebut aku sontak terkejut bahwa selama ini legenda perpustakaan Yaggdrasil benar adanya.

"Hm? Tunggu apa lagi kalian? Apakah kalian tidak ingin ilmu pengetahuan dari zaman dulu?" (Yuki)

"K-kami akan segera mencari" (Gabriel/Tifana/Sebastian)

Kami pun akhirnya berpencar ke berbagai arah

"Wahh lihat! Aku menemukan sihir kuno [Hell Flare]" (Gabriel)

"Aku juga menemukan [Heavenly Sword Art]" (Sebastian)

"Wow Sebastian aku rasa itu cocok untukmu!" (Gabriel)

"Terimakasih nona" (Sebastian)

"Hei Tifana, apakah kau menemukan sesuatu?" (Gabriel)

"Belum" (Tifana)

Saat aku sedang menyusuri area rak buku lalu aku melihat buku dengan sampul hitam legam dan sedikit penasaran.

"Buku apa ini?... [Evil God: Azi Dahaka]?" (Tifana)

______________________________________

Next chapter: Evil God: Azi Dahaka 8/5/23

Rimuru Menjadi Pelayan!Where stories live. Discover now