KAKEK KIA MENINGGAL

186 5 0
                                    

Hari Rabu tanggal 28 Juni 2013.
Di berbagai belahan dunia, sekarang, berdasarkan perhitungan cuaca adalah musim panas.

Kecuali di Australia, tempat aneh itu tidak pernah setuju soal perhitungan cuaca.mama yang memberitahuku,katanya, kalau seluruh dunia sedang kedinginan, Australia akan kepanasan, begitu pula sebaliknya.

Bagian dalam rumahku seperti Australia, di luar adalah seluruh dunia yang lain, di luar panas. Menurut penyiar berita di televisi, suhu di luar di atas 33 derajat celsius, langitnya tampak biru seperti boneka pinguin milikku, Mama yang memberikan boneka pinguin itu, aku sudah memiliki boneka pinguin itu selama 6 tahun.

Kata mama, bicara hal yang tidak saling berhubungan itu disebut 'meracau', katanya, anak-anak suka meracau, seperti nenek-nenek dan kakek-kakek.
Jadi, aku ulangi lagi :
Bagian dalam rumahku seperti Australia, di luar adalah seluruh dunia yang lain, di luar panas, menurut penyiar berita di televisi, suhu di luar di atas 33 derajat Celcius, langitnya tampak biru seperti boneka pinguin milikku.

Tapi di dalam sini terasa dingin, kata Mama pada saat musim dingin, ada satu hari tertentu yang waktunya lebih panjang dari hari lainnya, jadi orang-orang akan merasa kedinginan dalam waktu yang lama sekali.

Nah di rumahku rasanya seperti itu, tapi alih-alih terjadi pada satu hari di musim dingin, ini terjadi setiap hari.

Bukan karena AC, tapi karena rasanya memang dingin.
Bagian dalam rumah selalu gelap. (Kata kakek kia, terang itu menandakan panas, jadi ini ada hubungannya, aku tidak meracau.) Seperti ada hantu yang menggandayangnya seluruh bagian rumahku. (Kata orang, untuk membuat ruangan jadi dingin.) Hanya saja, di dalam sini, hantunya hidup,hidup, berbadan besar,dan sangat menakutkan.
Nama hantunya papa.
Kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bilang papa mirip hantu. Tapi kurasa mama tidak akan senang kalau aku berbicara bohong, jadi kurasa lebih baik aku jujur.

Menurutku papa mirip hantu, papa mirip hantu karena aku takut hantu, dan aku tahu mama takut hantu. Dan aku takut papa, dan aku tahu kalau mama juga takut papa.

Tampang papa memang seram, dia mirip monster-monster atau raksasa yang ada di buku-buku cerita atau film kartun, besar, gendut, dan berwajah marah.

Wajahnya selalu nampak marah, seolah-olah setiap hari ada kecoa yang hinggap di atas makanannya, itu pernah terjadi sekali, dan papa marah sekali. Tiap membanting meja dan semua makanan di piring kami jadi berantakan, chattingnya tidak ada yang makan pada malam itu.

Sikap apa juga seperti monster, dia menggeram-geram, berteriak-teriak ke orang-orang hanya karena mereka membawa paha ayam alih-alih dada ayam.

Mengobrak-abrik banyak barang, membanting piring favoritku, dan tidur seberesnya dia marah-marah. Dia juga sangat kuat, kurasa semua monster kuat,mungkin itu syarat terpenting untuk jadi monster.

Mama tidak bisa menjadi monster karena dia tidak kuat, tapi senyumnya selalu tampak sedih, kecuali kalau dia sedang berkebun, tapi dia akan tampak sedih lagi karena papa akan memanggilnya dari dalam dan menyuruhnya berhenti 'berbuat tolol'.
Aku tidak mengerti kenapa papa bilang mama berbuat tolol, aku mencari dua kata itu di buku kamus punya mama dan menemukan ini :

1. Berbuat [kk. ] : mengerjakan (melakukan) sesuatu.
2.buat [Kk. ] : Kerjakan, lakukan, (2) bikin.
3.tolol [kk. ] : Sangat bodoh, bebal.

Lalu karena aku tidak yakin apa arti 'bebal', aku cari lagi dan menemukan ini :

4. Bebal [ks. ] : Sukar mengerti, tidak dapat menanggapi sesuatu, bodoh.

Dan supaya lebih yakin, aku mencari arti kata ini :

5.bodoh [ks. ] : Tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu cara atau tidak dapat (mengerjakan dsb), tidak memiliki pengetahuan (pendidikan,pengalaman).

Jadi kurasa berbuat tolol berarti : mengerjakan sesuatu yang sangat tidak mudah dimengerti. Berarti papa memang benar, karena kadang-kadang berkebun itu tidak mudah dimengerti.

Aku harus bertanya berkali-kali pada Mama kenapa ia menyiksa tanaman-tanaman tertentu dengan cairan yang buahnya seperti tahi kerbau, tahu bau tahi kerbau karena mama pernah membawaku ke tempat nenek Isma, dan nenek Isma tinggal di dekat kandang kerbau, kerbau dalam kandang berbau itu milik nenek Isma, nenek Isma punya kerbau.

Aku meracau lagi, tapi aku ingat kalau aku sedang bercerita soal Mama. Dan hal lain yang kuingat soal Mama adalah, bahwa Mama suka menangis, dia suka menangis sembunyi-sembunyi. Kadang-kadang di kamar mandi, kadang-kadang di dapur, paling sering di dapur sih.

Tapi hari ini mama tidak menangis dengan sembunyi-sembunyi, menangis di depan banyak orang hari ini, banyak orang ini termasuk :

1.aku
2.papa
3.banyak om, termasuk Om Gaza, Om Azis, dan Om Deo.
4. Banyak tante, termasuk tante Tuti, tante Lisa, dan tante asri, aku paling suka Tante Tuti karena kalau namanya disebut dengan cepat kedengaran seperti sedang bermain-main, tante Tuti, tantetuti, ada banyak t-nya, aku punya juga tante yang bernama tante Teti, namanya mirip tante Tuti, nama mereka banyak t-nya.

Aku meracau lagi, ini lanjutan orang-orang yang termasuk dalam 'banyak orang' :

5. Bapak tetangga yang bernama pak erte.
6. Orang-orang lain, termasuk bapak penjaga kios koran dan ibu warung.

Mama menangis karena banyak hal, biasanya karena papa, tapi hari ini dia menangis karena kami mendengar berita menyedihkan : kakek kia meninggal.

Kakek kia adalah papanya papa, dia baik, tidak seperti papa, jadi aku juga sedih kurasa aku harus sedih soalnya mama menangis, tapi papa tidak menangis, mungkin monster tidak boleh menangis, mungkin itu juga syarat untuk menjadi monster, aku juga tidak menangis, tapi bukan karena aku monster, melainkan karena aku dapat permen dari om pak erte.

Ada banyak orang yang menunduk ketika seseorang meninggal, orang-orang tertarik dengan kuku kaki dan lantai marmer ketika itu terjadi, mereka juga suka mengusap-ngusap bahu satu sama lain, tidak ada yang mengusap-ngusap ku karena aku tidak ikut ambil bagian dalam acara pemakaman itu.

'ambil bagian' tidak ada hubungannya dengan jatah makanan, kata kakek kia, itu maksudnya 'turut serta dalam suatu kejadian' tapi sekarang kakek kia yang meninggal, makanya orang-orang mengambil jatah makanan, meskipun bukan itu artinya 'ambil bagian'.

Sejak hari Rabu itu, ada banyak hal yang dikerjakan mama dan papa, rumah kami mendadak dikelilingi banyak orang, aku di oper ke sana kemari karena mama terlalu sibuk untuk mengurusi ku, papa memarahi lebih banyak orang, orang-orang pergi ke kuburan dan aku tinggal di rumah.

Tapi, yang kuingat adalah, beberapa hari setelah semua itu selesai, Mama dan papa pergi menemui seorang laki-laki yang tampangnya mirip cengcorang, mereka bicara banyak sekali, dan ketika si pria cengcorang berhenti bicara, papa menabrak mejanya, tapi kali ini papa tidak berteriak marah-marah, dia tertawa keras-keras sampai air ludahnya menyembur.

"KITA KAYA"





di tanah ladaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang