05

259 20 6
                                    

Warning
Typo bertebaran

Selamat membaca

Sebelum lanjut membaca, cerita ini berfokus kepada Bagas yang mencoba berbagai macam cara menyatukan, Samudra dan Zevan

.
.
.
.
.

Satu bulan sudah, kedekatannya Samudra dan Bagas sudah bukan hal aneh lagi, berita tentang bahwa Samudra dan Bagas memiliki hubungan lebih sudah tersebar dipenjuru sekolah .

" Anjing, siapa yang udah nyebarin berita murahan kayak gini ." Jujur saja Samudra sudah kesal dengan berita murahan kayak gini

" Santai aja kali, Dra. Toh berita lu sama si Bagas kagak bakal bertahan lama ." Ucap Wawan, ia juga sudah kesal dan bosan mendengar berita ini dan juga umpatan Samudra

" Santai mata lu, ini berita udah hampir satu bulan, belum juga gue denger reda reda, yang gue takutin cuman satu Wan ."

Wawan tau apa yang ditakutin Samudra kalau berita murahan ini sampai beredar keluar sekolah, " gue yakin berita ini kagak akan beredar kemana mana, cuman di lingkungan sekolah ini aja, lu Taukan Bagas ketua OSIS, dia kagak bakal biarin kalau berita murahan ini sampai keluar ."

" Awas lu ya bangsat, kalau tau siapa orang yang udah menyebar berita murahan ini, habis lu ditangan gue ." Semenjak beredar berita murahan ini Samudra dan Wawan terus mencari siapa orang yang sudah membuat berita murahan ini .

Disisi lagi, Bagas tidak terlalu peduli dengan berita yang sedang beredar disekolah ini, Bagas cuman peduli bagaimana caranya membuat Samudra dan Zevan ingat akan masa lalunya dan menyatukan mereka kembali .

" Gas ?." Panggil Andra

" Kenapa ."

" lu kagak mau gitu, cari orang yang udah menyebar berita tentang lu sama Samudra ." Tanya Andra, karena sejak berita ini muncul Bagas tidak pernah mencari tau siapa yang sudah menyebar berita ini, bisa saja pelakunya sudah tertangkap dan berita ini pun menghilang

" Gue gak tertarik dengan berita ini ." Ya benar Bagas tidak tertarik sedikit pun dengan berita yang beredar di sekolah ini

" Serius lu ." Andra memastikan kembali bahwa Bagas tidak benar benar serius dengan ucapannya

" Mau lu tanya berapa kali pun , tetap gue kagak tertarik dan juga tidak mau tau siapa yang  sudah menyebar berita ini ." Bagas pun beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang OSIS meninggal Andra sendirian di ruangan itu.

" Apapun yang lu lakuin gue akan dukung lu ." Gumam Andra sebelum Andra keluar dari ruang OSIS

🎗️

Zevan hari ini tidak sekolah, ia harus menjemput tunanganya Saron di bandara, Saron hari ini akan pulang dan menetap disini, bersama Zevan yang otomatis Saron juga akan sekolah disekolahan yang sama dengan Zevan, Samudra dan juga Bagas.

Sampai di bandara dengan menggunakan mobil, Zevan sudah sudah melihat Saron di pintu keluar bandara, karena tadi Saron meminta Zevan menjemputnya di pintu keluar bandara saja.

Zevan berhenti tepat didepan Saron yang membawa beberapa koper ditangannya, " maaf aku telat ." Ucap Zevan sambil mengambil beberapa koper milik Saron.

" Gak papa kok, yuk kita pulang. Aku udah rindu banget suasana rumah ." Balas Saron tidak lupa dengan senyum manisnya

Zevan hanya membalas dengan anggukan saja, ia janji tidak akan pernah menghilangkan senyuman manis Saron dari bibirnya.

Setelah semua koper Saron masuk ke bagasi mobil Zevan, mereka berdua langsung masuk kedalam mobil dan menuju kerumah Zevan, karena dari detik ini Saron akan tinggal dirumah Zevan.

🎗️

Disisi lain Samudra sedang berada di perpustakaan, entah apa yang membawa Samudra ke perpustakaan, karena semenjak Samudra sekolah disini ia sangat anti dengan yang namanya perpustakaan.

Samudra di perpustakaan tidak sendiri ia bersama sahabatnya siapa lagi kalau bukan Wawan anak pak RT, " tumben lu mau ketempat beginian ?." Tanya Wawan, ya karena Wawan juga merasa aneh dengan Samudra hari ini, karena si paling anti masuk perpustakaan hari ini Samudra ada disini, harus diberi apresiasi ini mah.

" Semalem gue mimpi, gue harus temuin buku itu karena gue percaya buku itu adalah petunjuk dari mimpi mimpi gue selama ini ." Jawab Samudra yang masih fokus mencari buku yang tidak tau buku apa yang Samudra cari.

" Terus, itu buku apaan ?." Tanya lagi Wawan

" Buku kuno, kaya buku kerajaan jaman dulu gitulah, gue kagak tau ." Jawab Samudra

Plak

Wawan dengan sengaja memukul kepala Samudra, " gini gini, kalau pagi pagi sarapannya Ajinomoto, mana ada buku kuno di perpustakaan sekolah, kalau mau di perpustakaan kota, atau toko antik ." Kesel Wawan

" Anjingnya lu, kalau kagak mau bantuin kagak papa, orang memang betul itu buku kuno, ada di perpustakaan sekolah ."

" Iyain dah ." Tapi dengan begitu Wawan masih saja membantu Samudra untuk mendapatkan buku kuno yang entah seperti apa bentuknya, pikir Wawan kalau buku kuno pasti sudah usam dan tidak terawat.

Hampir satu jam mereka berdua mencari buku kuno yang dimaksud Samudra itu, namun hasilnya nihil, tidak ada buku kuno seperti apa yang dimaksud Samudra.

" Nahkan bener, kata gue kalau buku kuno itu adanya di perpustakaan kota kalau kagak di toko antik ." Ucap Wawan

" Yaudah setelah pulang sekolah lu anterin kedua tempat itu ."

" Lu kenapa sih, kukuh banget pengen buku kuno yang gue aja kagak tau bentuknya kaya gimana ."

" Udah lu kagak usah banyak tanya, turutin aja apa yang gue bilang, nanti juga lu tau sendiri. Yuk ke kantinlah, lama lama laper juga gue nyari buku satu tuh ." Wawan tidak bisa berkata apa lagi, ia hanya membalas dengan anggukan saja.

Sebenarnya di perpustakaan tidak ada mereka saja, disana ada seseorang yang mendengar dan melihat kegiatan Samudra dan Wawan selama satu jam di perpustakaan, " jadi kau sudah tau tentang buku itu ." Setelah melihat Samudra dan Wawan pergi dari perpustakaan orang itu pun juga memilih pergi dari tempat itu juga.

🎗️

Bagas masuk kedalam ruang OSIS nya setelah ia pergi keluar sebentar, Bagas duduk di meja osisnya dan membuka laci lalu meluarkan kotak, Bagas mengangkat kotak itu kemeja dan mengeluarkan isinya, " gue harus cepat cepat kasih barang barang ini ke Samudra sebelum semuanya terlambat."

Bagas tidak mau ia terlambat dan membuat semuanya semakin kacau, apa lagi Saron tunangannya Zevan sudah kembali, itu membuat tugas Bagas semakin berat, apa lagi dengan kemunculan seseorang yang akan membuat Samudra dan Zevan semakin sulit untuk bersatu.

" Gue harap, dengan barang barang adalah jalan satu satunya untuk kalian bersatu lagi setelah Beratus ratus tahun lalu ." Bagas keluar dari ruang OSIS dengan membawa kotak itu, namun saat Bagas membuka pintu ia dikejutkan dengan seseorang yang berdiri didepan pintu ruang OSIS.

Bruk

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa vote dan komen
See you dichapter selanjutnya
Maaf up nya lama

7samudra {BL}Where stories live. Discover now