6

132 23 13
                                    

Setelah selesai makan malam di Great Hall,Aluna buru-buru pergi menuju kantor Snape.Suasana lembab dan mencekam kembali menyapanya ketika ia kembali menapaki dungeon itu.

Aluna berdiri didepan pintu kantor Snape,ragu untuk mengetuknya.

"Apa yang kau lakukan dengan terus berdiam diri didepan pintu kantorku Garcia?"

Snape menginterupsi perdebatan yang terjadi di kepala Aluna.Gadis itu tersentak lantas berbalik.Wajahnya hampir bertabrakan dengan dada bidang Snape,dan aroma mint dan perkamen-perkamen tua menyapa hidungnya kembali.Aluna tidak dapat berbohong jika ia merindukan aroma itu.

"Profesor...aku baru saja ingin menemui mu,untuk detensi ku tentu" Aluna menjawab dengan gugup,jantungnya berdetak kencang karena perasaan yang tak familiar baginya.

"Memang ada alasan lain kau ingin menemui ku selain detensi malam ini? Kurasa tidak" Snape membuka pintu kantornya dan buru-buru masuk agar Aluna tidak mendengar jantungnya yang juga berdetak sangat kencang.

Aluna menyusul Snape,ia kembali menapakkan kakinya keruangan itu untuk kedua kalinya dan suasananya masih sama seperti terakhir kali ia memasuki kantor Snape,dingin,lembab dan mencekam.

"Bersihkan ruangan ini,aku tidak ingin melihat setitik debu pun singgah dikantor ku.Kau mengerti?"

"Baik Profesor" Aluna membersihkan ruangan itu dengan telaten,ia sudah terbiasa dengan semua pekerjaan rumah,ia malah merasa senang karena Snape hanya menyuruhnya untuk membersihkan kantor milik pria itu.

"You're done Aluna?"

"Yes,ada apa profesor?"

Snape menunjuk kursi didepannya dengan dagu,menginstruksikan Aluna untuk duduk didepannya.

Snape menatap Aluna dengan seksama, menelusuri setiap inci dari wajah gadis itu.Jantungnya berdetak lebih kencang ketika matanya bertabrakan dengan retina hazel milik Aluna.

"Darimana saja kau selama ini?" Tanya Snape serius, pandangannya tak lepas dari wajah Aluna.

"Apa maksudmu Profesor?" Aluna mengerutkan keningnya bingung.

"Bumi mana yang kau pijaki dan langit mana yang kau singgahi selama ini,sampai baru saat ini aku bisa menemukanmu?" Lanjut Snape,matanya masih belum lepas dari gadis didepannya.

"Profesor? Kau sehat? Apa yang kau makan saat makan malam tadi? Apa kau salah makan profesor?"

Snape menggeleng,stress kembali melanda kepalanya.Snape mengacak rambutnya frustasi."Maaf,aku hanya...sedang pusing"

Senyum kembali singgah di wajah Aluna."Aku mengerti,mungkin kau tidak bisa berpikir jernih karena banyak pikiran,bukan begitu Profesor?"

Severus menghela nafas panjang.Lagi, jantungnya berdetak kencang lagi saat mengembang diwajah gadis itu.

"Jangan tersenyum seperti itu didepan ku Garcia" Snape berbicara dengan suara rendah,sangat rendah seolah tak ada perasaan didalamnya.

"Kenapa? Kau terpesona ya profesor?" Aluna menaik turunkan alisnya.

"Tidak mungkin aku terpesona dengan gadis merepotkan sepertimu.Kau pikir seleraku serendah itu?" Cibir Snape.

Aluna memegang dadanya penuh drama,"Kau memang sangat menyebalkan Profesor.Oh ya,bagaimana dengan janjimu dikelas tadi profesor?"

"Mengenai angkatan mu?"

"Ya"

"Aku bisa menolong mu tapi ada satu hal yang harus kau lakukan"

Aluna memicingkan matanya menatap Snape curiga,"And what is that profesor?"

"Kau harus menjadi asistenku"

"Kenapa?"

"Bodoh,kita pasti akan menghabiskan banyak waktu bersama untuk belajar dan aku tidak ingin kerepotan dengan rumor-rumor rendahan yang mungkin akan beredar nantinya" Jelas Snape,matanya menatap Aluna datar.

"Bukankah akan aneh jika hanya kau yang memiliki asisten seorang murid profesor?"

Snape mengangkat bahunya,"aku bisa mengajukan ini sebagai sebuah program"

Aluna menatap Snape takjub,"ternyata selain menyebalkan kau juga pintar ya profesor"

"Kau mau ku pukul?"

"Santai profesor.Jika kau mengajukan pengangkatan murid sebagai asisten profesor sebagai sebuah program,berarti semua profesor akan mendapatkan asisten kan?"

"Hm"

"Profesor Lupin juga?" Mata Aluna berbinar.

"Tentu saja bodoh" Ada rasa tidak suka dihati Snape ketika Aluna terlihat begitu antusias mengenai Remus.

"Kalau begitu aku minta tolong saja pada Profesor Lupin,aku bisa menjadi asisten nya.Setidaknya dia tidak semenyebalkan dirimu Profesor"

"Tidak! Aku wali mu disini Garcia" Snape mulai menaikkan nada bicaranya,manik gelapnya menyala menatap Aluna tajam,"Aku yang bertanggung jawab atas dirimu selama di Hogwarts dan jika kau lupa aku juga kepala asrama mu."

Aluna mengerucutkan bibirnya,matanya berkaca-kaca karena keterkejutan atas tindakan Snape barusan.

Jantung Snape berdetak sangat kencang melihat ekspresi Aluna saat itu.Snape mengurut pangkal hidung nya dan menghela nafas berat.

"Lebih baik kau pergi Garcia,sudah hampir jam malam."

Aluna berlalu dari hadapan Snape,matanya semakin memerah.Gadis itu memutar kenop pintu dan membantingnya kencang.

Wajah Snape memerah.Jantungnya berdetak kencang dan lebih kencang tiap detik.

Snape memukul meja kerjanya kencang,wajahnya kian memanas dan memerah."Merepotkan! Gadis merepotkan!"

Severus merasa dirinya semakin gila,dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri saat berada disekitar gadis itu.Gadis itu benar-benar merepotkan hatinya.

•••

"Aku ingin mengajukan sebuah program Albus"

"Dan apa itu Severus?"

"Bagaimana jika kita mengangkat beberapa murid sebagai asisten para profesor?"

Dumbledore tersenyum penuh arti,dia tau pasti apa yang dimaksud rekan mudanya yang satu ini,"Kupikir kau tidak suka berurusan dengan para murid Severus"

"Aku tidak suka tentu" wajah Snape memanas,"Dia,maksudku mereka merepotkan"

Dumbledore terkekeh melihat wajah gugup Snape,"Kurasa ada alasan khusus kenapa kau mengajukan program ini,bukan begitu Severus?"

"Aku hanya kerepotan saja,tidak lebih."

"Dan adakah murid yang cukup baik untuk membantu 'kerepotan' mu itu Severus?"

Wajah Severus memerah,"Well,kurasa Miss Garcia cukup baik.Lagi pula dia anak asuhku di Hogwarts bukan? Akan lebih baik jika dia yang menjadi asistenku"

Dumbledore terkekeh,sejak awal dia sudah tau arah pembicaraan ini."Karena dia anak asuh mu atau mungkin karena alasan lain?" Alisnya terangkat keatas,menggoda Severus yang semakin memerah.

"Aku bertanggung jawab atasnya sejak kejadian kala itu Albus,aku tidak bisa melepas tanggung jawabku atas Aluna begitu saja"

Dumbledore menghela nafas panjang dan menepuk pundak rekannya tersebut."David akan sangat tersanjung atas kesetiaan mu Severus,jaga dia untuknya dan untukku.Untuk program yang kau ajukan akan ku pertimbangkan lagi,terimakasih atas saranmu Severus."




















TBC

"That's You || Severus Snape"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang