7

113 24 22
                                    

"Kukira detensi ku sudah selesai Profesor" Aluna menatap Severus datar dan dingin.

"Memang sudah" Tidak seperti Aluna,Severus menatap gadis didepannya dengan lembut sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Then? Kenapa kau memanggilku ke kantor mu Profesor?'

"Maaf" Manik hitamnya berubah menjadi penuh luka dan kesedihan.

"Untuk?"

"Maaf karena telah membentakmu"

"Tidak penting sekali.Sia-sia saja aku melewatkan makan malamku hanya untuk percakapan tidak penting ini"

"Aluna" Severus memanggil gadis itu lirih.

"Oh ya Profesor,kurasa kau tidak perlu mengajukan program itu.Profesor Lupin bilang dia akan dengan senang hati mengajariku." 

"Aluna!" Severus tidak bisa mengontrol dirinya,emosinya lepas kendali.Entah apa yang menggangu pikirannya namun setiap ia berada disekitar Aluna dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.Ada perasaan yang bergejolak didalam diri Severus saat gadis itu berada di sekitarnya.

Aluna memutar kenop pintu dan pergi meninggalkan Severus yang semakin kacau.

"Sialan kau Lupin!"

•••

"Aluna?"

"Profesor Lupin" Aluna segera mengelap air matanya,matanya masih memerah tentu.

"Kau menangis?" Wajah Remus berubah khawatir.

"Tidak profesor"

Remus tersenyum lembut,"Jejak air matamu masih terlihat"

"Well,yeah aku menangis"

"Kau bisa bercerita padaku jika mau" Remus menatap gadis itu hangat.

"Mungkin itu karena Miss Garcia kelelahan Lupin" Severus menginterupsi percakapan keduanya tiba-tiba.Rasa tidak suka kembali mengisi hatinya ketika melihat Remus berdekatan dengan Aluna.

"Dan maaf mengganggu mu,aku memiliki beberapa urusan dengan Miss Garcia jadi permisi." Severus langsung mencengkeram tangan Aluna,menarik gadis itu pergi dan meninggalkan Remus yang jengkel.

Severus membawa Aluna ke kantornya.Pria itu menutup pintu dengan kencang dan membanting badan Aluna ke tembok,menghimpit gadis itu dengan badannya.

Air mata meluncur dari retina hazel gadis itu,wajahnya masih memasang ekspresi tegas.Severus mengelus wajah Aluna menyingkirkan air mata yang terus mengalir dari mata indah gadis itu.

"Jangan Lupin Aluna" Severus berbisik lirih ditelinga Aluna,suaranya kian merendah.

Severus memundurkan wajahnya, menatap Aluna yang masih menangis."I'm beg you" ujarnya lirih.

"Kenapa aku harus memilihmu disaat kau memperlakukan ku dengan sangat buruk Profesor?" Aluna akhirnya berani bicara meskipun suaranya lebih terdengar seperti bisikan.

"Because I care about you! Morning,noon,and night I care about you!"

"Lalu kenapa kau menyakitiku professor?! Jika kau peduli padaku kenapa kau menyakitiku?!" Aluna berteriak didepan wajah Snape.

Cengkeraman Snape mengendor,hatinya terasa sangat sakit ketika gadis itu berteriak didepan wajahnya,ketika mata Aluna terus mengeluarkan air mata.

"Kau merepotkan Aluna.Kau merepotkan hatiku"

Aluna tersentak,bingung dengan maksud Severus."Aku merepotkan hatimu?"

"Seharusnya aku tidak pernah menolong mu hari itu Aluna,agar aku tidak perlu repot-repot jatuh cinta lagi"

"That's You || Severus Snape"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang