Namanya Devara

32 8 2
                                    

Bryan Domani as a Devara Bimantara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bryan Domani as a Devara Bimantara

* * *

Tin … tin … tin …!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tin … tin … tin …!

Gaia menyalakan klakson motornya dengan nyaring, tatkala melihat seorang satpam akan menutup gerbang sekolahan. Hal ini tentu saja membuat Gaia panik, dia tidak ingin berada di luar gerbang saat hari pertamanya masuk sekolah di SMA Nusantara 05.

Akibatnya, dia akhirnya berteriak, “Pak, jangan tutup dulu gerbangnya!“

Gadis yang memiliki warna mata cokelat terang tersebut, segera memarkirkan motornya begitu saja. Lalu beranjak mendekati satpam yang kini ada di hadapannya, tetapi terhalang oleh gerbang. Sambil menggedor-gedor gerbang besi tersebut, Gaia berteriak, “Pak tolong buka, kasihanilah saya, Pak. Tolong bukain!“

“Tidak! Salah sendiri telat. Tanggung aja akibatnya!“ ketus satpam itu dengan kesal. 

“Itu karena tadi saya kesasar, Pak,” balas Gaia memelas. 

Itu memang benar, selain karena bangun kesiangan. Dia juga kesasar ke sekolah lamanya. Gaia benar-benar lupa akan jalan ke sekolah barunya. Sehingga dia sempat memutari jalanan kota Jakarta tadi pagi sebelum mengaktifkan gps. 

“Saya tidak menerima alasan apapun, sebaiknya sana kamu gabung dengan yang lain. Sebentar lagi akan ada guru yang akan memberikan hukuman.“ Satpam itu lagi-lagi berbicara dengan keras kepala. 

Helaan napas panjang keluar dari bibir Gaia, saat berbalik dia tidak menyangka jika bukan dirinya saja yang ada di sana. Gadis itu tampak cemberut, menyadari peraturan ketat di sekolah barunya. 

'Padahal, kan telatnya nggak ada lima menit,' gumam Gaia dalam hati. 

Menunggu sepuluh menit kemudian, seorang guru mulai datang dari dalam. Dia meminta satpam membuka gerbang, lalu menggiring siswa-siswi yang terlambat datang tersebut untuk masuk. 

Setelah memarkirkan motornya Gaia  langsung mengikuti, dia ikut berbaris bersama. Tak ada senyum sama sekali di wajahnya, dia benar-benar terlihat kesal. 

Our Last Summer [PROSES TERBIT] Where stories live. Discover now