DUA PULUH LIMA

1.1K 116 17
                                    

"Ini bukan masalah percaya dan nggak percaya, Darwin. Memang aku mencintaimu, saat itu. Tapi kita, selama kita menjalani hubungan jarak jauh, kita capek sendiri. Waktu kita terlalu banyak dipakai untuk bertengkar, saling menuduh, saling menyalahkan. Kamu pasti sadar kita nggak bahagia pada tahun terakhir hubungan kita. Kalau kamu bahagia, kamu tentu nggak menginginkan perpisahan. Sementara atau selamanya."

"Saat itu, huh? Kamu mau mengatakan sekarang kamu tidak mencintaiku lagi?"

Sambil memejamkan mata, karena tidak mau melihat ekspresi wajah Darwin saat aku menjatuhkan vonis, aku mengangguk. "Aku sudah ... bersama orang lain. Sebentar lagi kami akan menikah."

"Menikah?!" Saat Darwin mengatakan ini, siapa pun yang mendengarnya akan menyangka dia belum pernah mendengar satu kata ini sebelumnya. "Menikah?! Dengan laki-laki lain? Bagaimana dengan angan-angan kita dulu? Mimpi kita? Cita-cita kita bersama? Apa semua itu tidak berarti untukmu?

"Aku sudah kembali ke sini sekarang, memenuhi janjiku kepadamu, apa kamu tidak bisa memikirkan kembali? Memberi kita kesempatan satu kali lagi? Kita sudah kenal dan bersama sangat lama. Aku bukan Darwin yang dulu, aku memperbaiki sikapku dan aku masih mencintaimu. Semakin mencintaimu."

"Aku nggak akan membatalkan pernikahanku, Darwin. Semua sudah dipersiapkan dan aku akan menyakiti hati banyak orang kalau melakukannya. Aku yakin aku sudah berhenti mencintaimu. Sebab kalau aku masih mencintaimu, aku nggak akan memberi kesempatan kepada laki-laki lain. Aku nggak akan bisa jatuh cinta lagi. Tapi kenyataannya aku mencintai orang lain sekarang. Aku hanya ingin menikah dengannya. Seandainya kamu bisa membuatku meninggalkannya, apa kamu mau hidup bersamaku, yang nggak lagi mencintaimu?"

Masih ada banyak waktu bagi Darwin untuk bertemu dengan wanita lain yang lebih baik dariku. Aku yakin kebahagiaan akan menunggu Darwin, saat Darwin sudah berhasil menata hati dan berani membukanya lagi. Seperti aku dulu.

"Berapa lama kamu kenal dengannya?"

"Setahun."

"Dan kamu sudah yakin akan menikah dengannya? Lihat kita, Ela. Kita pacarana sejak umur sembilan belas tahun. Lima tahun kita bersama. Atau lebih Bukankah seharusnya kamu lebih yakin memilih menikah denganku daripada dengannya?"

"No, walaupun kami baru sebentar bersama, tapi aku nggak bisa membayangkan hidup tanpa dia. Kalau nggak dengannya, aku nggak akan menikah. Aku minta maaf karena aku menyakitimu, Darwin. Percayalah, apa yang terjadi sekarang adalah yang terbaik untuk kita. Suatu saat kamu akan bersyukur kamu nggak menikah denganku, saat kamu bertemu wanita yang tepat untukmu. Aku akan selalu berdoa untukmu, untuk kebahagiaanmu."

***

Bangkit menggenggam tanganku selama mengemudi dari kafe menuju apartemenku. Bahkan Bangkit memindahkan tuas gigi menggunakan telapak tanganku, sebab Bangkit tidak mau melepaskan genggamannya. Sepanjang pertemuanku dengan Darwin tadi, Bangkit menunggu di depan minimarket di samping kafe. Begitu selesai menerima telepon dari Darwin, aku menghubungi Bangkit. Aku mengatakan aku harus menemui mantan pacarku, supaya hidup kami semua tenang karena masalah di masa lalu berhasil diselesaikan dan tidak lagi menggantung, Bangkit mendukung. Dan menawarkan diri untuk mengantar. Tentu saja aku mengiakan tawaran Bangkit, sebab aku perlu dukungan moral.

"Jadi, pernikahan kita tetap dilaksanakan?" Mobil Bangkit berhenti di lampu merah.

"Kenapa memangnya? Kamu berharap aku membatalkan? Sorry, you stuck with me. Aku nggak akan melakukannya setelah menghabiskan banyak waktu, tenang dan uang untuk menyiapkan pernikahan kita."

"Banyak yang berubah pikiran setelah bertemu dengan mantan pacarnya." Untuk pertama kali sepanjang siang ini, bangkit menyuarakan kekhawatirannya.

"Selamanya Darwin akan menjadi bagian dari hidupku. Hari-hari yang pernah kulalui bersamanya adalah salah satu masa terindah dalam hidupku. Bersamanya aku belajar mencintai dan merasakan betapa indahnya dicintai seseorang. Darinya, setelah dia mencampakkanku, aku tahu aku harus mencari laki-laki seperti apa yang layak untuk menjadi pasanganku. Siapa saja yang memperlakukan dengan lebih baik. Darwin adalah masa laluku, sedangkan kamu adalah masa depanku. Aku berharap Darwin menemukan wanita yang terbaik untuknya. Yang lebih daripada aku untuknya."

"That sounds impossible." Tanggapan Bangkit membuatku bingung. "Wanita terbaik di dunia sudah menjadi milikku."

"Kita lihat nanti ya, setelah kita menikah, punya anak, aku jadi istri dan ibu yang suka mengomel, apa kamu masih akan bilang begitu?" Tantangku saat mobil Bangkit bergerak lagi.

"Ya, kalau kita tiba pada titik itu, aku akan bilang kamu adalah wanita terbaik di dunia yang suka mengomel." Bangkit meremas jemariku. "Selamanya kamu akan menjadi wanita terbaik di duniaku."

"Aku memang perlu menikah denganmu. Karena kamu Selalu bisa menaikkan kepercayaan diriku seperti ini." Laki-laki yang kucintai tahu kapan dia harus menyanjungku. "Kalau kita sudah menikah nanti, aku ingin tetap diperlakukan sebagai kekasihmu seperti ini. Bukan hanya sebagai ibu dari anak-anakmu."

"Aku akan melakukannya sepanjang waktu. Walaupun kita sudah menikah puluhan tahun, aku akan tetap memperlakukanmu seperti pengantin baru. Kamu bisa pegang janjiku." Bangkit meremas pelan jemariku. "Ela, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat sebelum kita pulang."

"Ke mana?"

"Ke rumah orangtua Sara. Setelah dia meninggal, aku belum pernah ke sana lagi."

"Oh, apa ... nggak apa-apa kalau aku ... ikut ke sana? Nanti mereka sedih kamu...."

"Waktu seratus hari meninggalnya Sara, mereka ... mereka bilang kepadaku bahwa aku harus bisa bangkit dan ... mengenal cinta lagi. Memberi kesempatan kepada cinta lagi. Menurut mereka ... Sara selalu bilang aku adalah laki-laki yang baik dan mereka yakin Sara pasti ingin ... wanita lain mendapatkan cintaku. Mereka pasti bahagia kalau tahu aku akan segera menikah. Karena itu harapan mereka. Dan ... mungkin Sara."

"Baiklah kalau begitu." Aku bersedia menemani Bangkit ke mana pun diam au. "Orangtua Sara nggak pernah menyalahkanmu untuk semua yang sudah terjadi kan? Karena memang semua yang terjadi bukan salahmu. Malah, mungkin mereka akan bahagia kalau kamu sering mengunjungi mereka. Tetap berteman walau Sara tiada. Selain mereka, kamu adalah orang yang paling dekat dengan Sara. Kalian akan memiliki banyak hal untuk dibicarakan."

"Setelah Sara meninggal, aku selalu merasa diriku adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Karena harus kehilangan seseorang yang sangat kucintai, saat kami sudah mau menikah. Tapi sekarang, aku sadar aku adalah orang yang sangat beruntung. Tidak semua orang bisa bertemu dengan cinta sejatinya dua kali."

Tidak ada orang yang tidak beruntung dalam cinta. Aku juga percaya. Masing-masih orang diciptakan sepasang dengan belahan jiwa mereka. Namun, kadangkala takdir menunda pertemuan mereka. Atau mempertemukan mereka dengan pasangan yang salah dulu. Dengan begitu, ketika dua orang manusia bisa Bersatu, mereka akan semakin menghargai keberadaan belahan jiwa mereka. Tidak akan menyakiti dan menyia-nyiakan.

TAMAT

Terima kasih kamu sudah mengikuti cerita pendeknya Elaisa dan Bangkit. Terutama untuk kamu yang rajin meninggalkan komentar. Apa yang kamu tulis di sana membahagiakanku. Aku jarang membalas, walau aku baca, karena aku menulis novel. Riset novelnya susah banget hehehe. Setelah Unexpectly in Love, aku akan bernapas sebentar. Setelah itu aku akan mengunggah cerita baru ke sini, yang sedang aku revisi habis-habisan, yaitu The Dance of Love. Nggak langsung bisa diunggah ya, karena harus bikin cover dan blurb dulu, huhuhu.

Anyway, kalau kamu menyukai ceritaku dan ingin aku terus menulis di sini, kamu bisa mendukukungku dengan cara:

1. Membaca novelku di aplikasi iPusnas. Kamu bisa ulang-ulang hahaha. Dengan kamu pinjam dan baca bukuku di sana, aku mendapatkan royalti. Negara yang bayar untuk setiap bukuku yang kamu baca. Kalau banyak yang baca, siapa tahu iPusnas mau beli bukuku yang lain.

2. Membaca bukuku di aplikasi Gramedia Digital, cukup Rp 49.000,- dengan Fiction Premium Package kamu sudah bisa baca semua bukuku yang ada di sana. E-book single edition juga tersedia di aplikasi Gramedia Digital dan Google Play.

3. Membeli bukuku di toko buku. Buku self-published dan paket spesial tersedia di Shopee ikavihara

4. Mengikutiku di media sosialku: IG/FB/TikTok/Twitter ikavihara

Terima kasih banyak untuk pertemanan kita selama ini. I love you :-)

Unexpectedly in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang