ミ Chapter 04 ミ

3.3K 552 88
                                    

-   ͙۪۪̥˚┊❛ [ 𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝖱𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀 ] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

(Name) duduk di sebuah kursi taman yang kosong itu. Ia menutup matanya. Menikmati angin sore yang berhembus lembut menerpa kulit putihnya.

Ia tak sendirian. Manusia-manusia chibi itu ikut bersamanya. Kini mereka tengah bermain bola di atas rumput hijau.

"(Name) kenapa? Kok bengong." Laki-laki berkacamata yang berada di atas bahunya bertanya begitu.

(Name) menghela nafas pelan. "Gak pa-pa kok Yuki. Aku cuman capek aja," jawab (Name) dengan senyum di akhir kalimatnya.

Laki-laki itu, Yukimiya Kenyu, tersenyum. Ia tahu sang gadis sedang tidak baik-baik saja. Bahkan kata 'capek' pun belum mampu mewakili segala kelelahan dunianya.

Ia paham ketika lusa kemarin melihatnya menangis di kamar hingga larut. Ia menemaninya bahkan mendengarkan dia bercerita.

"Kalau (Name) capek, kenapa ngajak kita main? Kan (Name) juga butuh istirahat," ucap Yukimiya turun dari bahunya. Ia kini berada di atas rok khas tempat kerjanya.

Gadis bersurai biru tua itu tak langsung menjawab. Ia kemudian mengulurkan telapak untuk dinaiki oleh Yukimiya. Yukimiya yang mengerti naik ke atas telapak tangan lembut gadis itu dan saat itu juga, ia dibawa naik.

"Aku kalau capek biasanya jalan-jalan keluar buat nyari tempat sepi," ujar (Name) memandang lurus ke arah sekumpulan manusia chibi yang tengah berlarian.

Alis Yukimiya bertaut mendengarnya. "(Name) terlalu kesepian ya? Sampai-sampai harus berbaur dengan dunia yang sepi."

(Name) tersenyum hambar mendengarnya. Perkataan Yukimiya memang benar adanya. Ia benci mengakuinya. Namun bagaimanapun ia benar-benar sudah melebur di dalam kesepian.

"Tapi sekarang aku punya kalian. Kalian gak ngebuat aku kesepian lagi."

Senyum tipis terbit di bibirnya. Membuat bibir sang laki-laki berkacamata itu ikut tersenyum tipis. Entah kenapa, hari Yukimiya menghangat ketika melihat garis tipis yang melengkung itu.

"Makasih ya udah mau dengerin cerita aku. Maaf selalu repotin kamu kalau aku lagi banyak cerita di hari-hari aku," ucap (Name) dengan nada pelan.

Jujur, hal paling menyenangkan ketika sedang ada masalah itu adalah bercerita kepada Yukimiya. Selain menjadi pendengar yang baik, Yukimiya selalu mampu menghiburnya walaupun hanya dengan jokes bapak-bapak.

"Gak pa-pa. (Name) juga, kalau ada apa-apa jangan di pendem. Gak baik buat (Name)."

Telapak tangan kecil milik Yukimiya kini mengelus-elus pipi gembul milik (Name) dengan lembut untuk menyalurkan kehangatan.

"Aku ada buat (Name). Kalau mau cerita, aku siap dengerin. Kalau mau nangis, aku juga siap buat dengerin," ucap Yukimiya tepat di telinga sang gadis.

Rasa hangat kini berpindah di pipinya. Rona merah menghiasi pipinya yang putih itu. Yukimiya dapat melihatnya dan dia tertawa pelan dan terdengar merdu di telinganya.

"(Name)! (Name)! (Name)!" Satu panggilan membuat dua orang tersebut menoleh bersamaan.

"Iya iya? Kenapa kenapa?" jawab (Name) melirik laki-laki bersurai merah jambu pendek yang tengah menarik-narik ujung bajunya.

𝐏𝐚𝐤𝐞𝐭 : 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon