3

173K 8.9K 119
                                    

Setelah sebulan berada dirumah sakit, akhirnya Selina sudah diperbolehkan pulang. Hari ini Selina dijemput oleh Rania dan ibu mertuanya. Selina heran, tumben sekali ibu mertuanya mau repot-repot menjemputnya. Padahal sebelumnya tidak mau repot-repot hanya sekedar berbicara padanya

"Makasih Mbak Rania, Mama udah mau repot-repot anter aku." Selina tersenyum canggung, selama ini minim sekali interaksi bersama ibu mertuanya. Sejujurnya dirinya sudah berusaha mendekatkan diri kepada ibu mertuanya, namun respon ibu mertuanya yang kelewat judes dan selalu menghindarinya membuat dirinya agak canggung jika mereka berdekatan.

Setelah Rania dan Sania pulang, Selina langsung masuk ke dalam kamarnya. Saat ditengah jalan Selina melewati kamar yang berada di samping kamarnya. Selina terdiam lama di depan pintu. Perlahan Selina melangkahkan kakinya memasuki kamar itu.

Tanpa bisa ditahan Selina kembali terisak. Ini adalah kamar yang sudah ia siapkan untuk calon anaknya. Dari box bayi sampai baju bayi semuanya sudah ia persiapkan dengan sangat baik.

 Dari box bayi sampai baju bayi semuanya sudah ia persiapkan dengan sangat baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun nantinya anaknya akan tidur bersamanya dikamar, namun Selina tetap antusias menyiapkan ini semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun nantinya anaknya akan tidur bersamanya dikamar, namun Selina tetap antusias menyiapkan ini semua. Selina terisak menciumi baju putrinya. Setiap jalan-jalan di Mall tujuan awal Selina adalah membeli baju lucu untuk putrinya.

"Arsyila berada dirumah."

Buru-buru Selina bangkit dan berjalan cepat menuju belakang rumahnya. Selina ingat ucapan Rania yang bilang bahwa anaknya dimakamkan dirumahnya, atas perintah Saka tentunya.

"Nyonya-" Pelayan yang baru keluar dari dapur terkejut saat melihat Nyonya nya berjalan tergesa-gesa.

"Dimana makam anak saya?"

Pelayan yang bernama Bi Ina terlihat terkejut, namun tak urung ia menunjukkannya, "Mari saya antar,"

Setelah sampai diundukan tanah yang terlihat kecil Selina menjatuhkan tubuhnya begitu saja, "Tinggalkan saya sendiri."

Seteleh pelayan tadi pergi rasanya Selina ingin menangis sekeras-kerasnya. Hatinya berdenyut sakit saat melihat langsung undukan tanah yang berisi bayi kecil cantik di dalamnya.

SELINA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang