Bab tigapuluhempat

28 5 0
                                    

Aku mencintaimu, meski di kehidupan selanjutnya aku akan tetap memilih kau untuk ku cintai.




hari pertama game di pengunjung takdir...


Xenon meminum habis teh buatan Estelle yang ada dia atas meja kamar, ia tak merasakan apapun pada tubuhnya.

“Jika kau masih hidup itu artinya aku tidak memasukkan racun ke tehmu, menurutmu hari ke berapa teh yang kau minum akan ku campur racun.”

Xenon tak menjawab, ia lebih memeilih melangkah pergi dan menemui Xiber untuk menghabiskan waktu bersama putranya. Estelle yang merasa diacuhkan berdecak pelan.

Hari kedua game di pengunjung takdir...

Teh yang masih hangat tak disentuh oleh Xenon, pria itu memakai jasnya dan langsung keluar dari kamar. Namun di depan pintu Estelle berdiri sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

“Kau belum meminum tehnya.”

“Teh itu beracun.”

“Hahaha” Estelle tertawa lepas. Xenon hanya memang datar ke arah istrinya.

“Malam ini aku pulang terlambat.” Xenon melanjutkan langkahnya namun Estelle menarik tubuh Xenon hingga punggungnya menyentuh dinding, Estelle memojokkan Xenon dan memandang tajam mata pria itu.

“Bagaimana kau tau aku menaruh racun di teh mu hari ini.”

“Kau orang yang mudah di tebak Estelle, aku tau apa yang ada di pikiranmu karena hanya aku yang bisa memahami mu di dunia ini.” Xenon kembali melangkah.

“Hahaha! Memahami Ku? Brengsek, aku selalu mengutuk hidupmu Xenon, bahakan sampai aku tiada kutukan itu akan menjalar di selruh tubuhmu! Kau dengar akau bedebah!” Estelle berteriak dengan terduduk sambil menjambak rambutnya.

“Nyonya.” Clorence memeluk Estelle memberi ketenangan, Estelle menangis di dalam pelukan Clorence.

“Aku tidak tau bagaimana akhir dari semua ini.”

“Nyonya harus bisa bertahan.”

Lev berdiri di depan pintu dan memandang Estelle dengan tatapan iba, pria bertubuh kekar itu tak tau kemana ia harus berpihak. Xiber, Estelle dan juga Xenon, ketiganya sama-sama menderita dengan membawa luka yang membekas.

“Nyonya, ada yang mencari Nyonya.” Ujar Lev yang masih berdiri di depan pintu.

Estelle menghapus air matanya dan berjalan menghampiri Lev.

“Kira-kira siapa yang akan bertahan.”

“Tentu saja Nyonya yang akan bertahan karena demi Nyonya Tuan Xenon akan mengorbankan apapun meski itu nyawanya sendiri.” Lev pergi berlalu.

“Takdir keluarga ini begitu tegas, hingga tak ada kebahagiaan yang tergambar, yang banyak meneteskan air mata'lah yang akan menjadi pemenang dalam game di pengunjung takdir ini.” Clorence menutup kamar Estelle dan kembali ke dapur.

Di taman Elaine duduk dengan ketenangan.

“Kau sudah menunggu lama.” Estelle berkata sambil mendaratkan bokongnya duduk di hadapan Elaine.

“Tidak kok. Aizen dan Artella sedang membereskan pakaian mereka.”

“Kenapa kau menjemput mereka, aku bisa mengantar mereka ke desa Dex.”

“Aku sangat merindukan kedua anak itu dan langung ke sini setelah misiku selesai.”

“Elaine jika aku tiada boleh aku meminta satu hal padamu.”

Bunuh Aku Sekali Saja!Where stories live. Discover now