Δύο

922 165 8
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Aruna tidak benar-benar dalam keadaan tertidur ketika kedua kakaknya berdebat tentang siapa yang akan pergi besok ke daratan melakukan misi yang di berikan sang Ayahanda para Siren, yaitu Dewa Hades.

Selaku Kakak pertama, Arion bersikeras ingin pergi kali ini dan membiarkan Airin menjaga Adik mereka di sini.

Sebab jika tidak dalam pengawasan, Aruna akan kembali pergi ke permukaan air tanpa melihat situasi di atas sana.

Lelaki remaja itu tak pernah takut apapun kecuali, hiu. Menurut Aruna, hiu itu jahat dan sangat tidak berperasaan. Wajahnya juga menyeramkan apalagi jika terdapat luka di bagian kepalanya, persis seperti binatang buas sesungguhnya.

"Kau tidak akan bisa menangani nya Airin, mereka jauh lebih berbahaya dari kau temui selama ini. Festival kali ini akan ada banyak orang di sana," sedikitnya Arion merasa frustasi.

Festival kali ini akan ada banyak para manusia yang datang dari penjuru dunia untuk menyaksikan salah satu kaum mereka yang telah berhasil di tangkap.

Ayahanda memberikan tugas pada para Siren dewasa untuk menyelamatkan salah satu dari mereka yang telah di ambil oleh para pelayar.

Dewa Hades mengatakan perjalanan kali ini tidak akan mudah mengingat Siren yang akan di pertunjukan di festival adalah Siren remaja, menyuruh Siren Dewasa agar berhati-hati dan tidak tertangkap atau semuanya akan menjadi rumit.

"Baiklah, aku mengerti..." balas Airin dengan lesuh, alasan dia ingin pergi untuk menemui kekasihnya yang berada di daratan. Dia merindukan pria itu, mereka sudah berjanji akan bertemu kembali besok.

Tapi karena misi kali ini, dia harus menunda menemui kekasihnya untuk beberapa hari kedepan.

Perjalanan ke daratan tidak dekat, karena pulau Athána sangat tersembunyi oleh pasang mata manusia. Sebuah pulau yang di tutupi oleh kabut yang di buat oleh Ibu mereka, Dewi Terpsikore.

Itu untuk memudahkan Siren kecil dan remaja bersenang-senang ketika Dewi Erato datang ingin memberikan mereka wejangan tentang cinta. Para Siren juga harus mengenal apa yang namanya belahan jiwa mereka, mengerti bagaimana mencari pasangan yang bisa menghasilkan Siren berkualitas.

"Tidurlah, sebentar lagi aku harus pergi menemui yang lainnya. Tolong jaga Aruna," pesan Arion sebelum dia pergi meninggalkan kedua Adiknya.

Lantas, Airin segera merebahkan dirinya di rumput sebagai alas tidurnya/kasur. Tidak tubuh waktu lama wanita itu tertidur karena memang para Siren akan dengan mudah tertidur dimana pun mereka berada terlebih jika dalam keadaan kelelahan.

Perlahan, manik sebiru lautan itu terbuka. "Festival...?" gumamnya pelan.

Selama ini Aruna hanya bisa mendengar ceritanya saja dari para Siren dewasa yang telah di perbolehkan untuk naik ke daratan, sedangkan kaumnya yang belum menginjak usia 19 tahun ke atas tidak di perbolehkan.

Yang mereka lakukan hanyalah naik ke atas permukaan air ketika Dewi Erato dan Dewi Polyhymnia datang saja, selebihnya mereka akan di awasi.

Bermain pun hanya di perbolehkan tidak lebih dari batas yang telah di tentukan oleh Ayahanda mereka, di larang naik ke atas pulau Athána sebab tidak ingin para Siren kecil terlihat jika ada pelayar yang melewati perairan di sana.

Athána: The SeirínesWhere stories live. Discover now