🌷 ARC 1 : TRANSMIGRASI

290 22 0
                                    


Keputusan Reinald untuk membentuk band dadakan yang akan ditampilkan di acara sekolah sebenarnya sempat ditentang dan tak disetujui oleh para inti Trevor.

"Band? Kita berandalan, loh. Main musik sih gampang. Tapi buat apaan? Mending tawuran."

Kendati demikian, pada akhirnya empat cowok itu pun mau diajak negosiasi oleh Reinald, sehingga terbentuklah band dadakan dengan penampilan yang baik dari yang terbaik.

"Gue ga munafik, sih, ternyata suara lo emang sebagus itu, Rei." Felix merangkul Reinald, menyanjungnya.

Reinald mengacungkan jempol. Dia tidak akan menyangkal itu.

"Yaa, keknya si Rei bakal makin populer, deh." Simon mengedikkan bahu, tampangnya terlihat acuh. Lantas telunjuknya mengarah pada sekumpulan gadis yang berkerumun di lobi sekolah. "Liat aja mereka. Berbinar-binar gitu."

Reinald berkeringat dingin, tidak menyangka suaranya akan mempengaruhi para gadis.

Padahal ia bernyanyi hanya untuk memikat Gisel.

Namun para gadis itu, mereka malah langsung menjadi fans dadakan Reinald. Mulai menjerit histeris dan berlomba mencapai cowok itu lebih dulu.

"REINALD!!"

"SUMPAH LO KEREN BANGETT!"

"SUARA LO IDAMAN!"

Para gadis itu, seperti segerombolan anjing liar yang tak sabar menerkam mangsanya.

Ada apa dengan mereka? Apa sudah melupakan sifat Reinald yang dulu? Cowok dengan tempramen yang kasar.

Melihatnya, Nicko dan Pandu segera pasang ancang-ancang melindungi Reinald dari serangan mereka semua. Hanya mengandalkan tatapan tajam dan super beringas, para gadis itu pun K.O tak berani mendekat.

Langsung ngibrit dan melupakan niatnya menghampiri Reinald.

Syukurlah.

Reinald bisa menghela nafas lega sekarang.

"Ayo balik. Gue udah ngantuk banget, nih," ajak Felix yang sudah menguap untuk kesekian kalinya. Matanya berpendar sayu, tapi senyum di bibirnya sama sekali belum memudar.

"Pandu, lo makin keren aja akhir-akhir ini." Felix menepuk bahu Pandu, memujinya dengan maksud terselubung. Sementara Pandu yang mengetahui gerak-gerik mencurigakan Felix hanya melirik sinis. "Makin keren lagi kalo lo gendong gue sampe ke rumah."

Dengan cepat, Felix melompat ke punggung Pandu dan melingkarkan lengannya di leher cowok itu.

Pandu berontak, tapi Felix sudah keburu nempel di punggungnya dan tidur dengan nyaman.

Sialan.

Bocah itu lagi-lagi memanfaatkannya.

"Turun atau gue banting?" ancam Pandu yang tidak didengarkan sama sekali oleh Felix. Ia lelah, sudah benar-benar nyenyak di bahu Pandu.

Simon, Reinald dan Nicko tertawa melihat interaksi dua cowok itu.

Mereka pun pulang.

Sekolah juga mulai sepi.

Namun di sudut sekolah yang gelap, nyatanya masih ada beberapa orang yang tersisa.

"Jawab gue! Kalian pasti lagi ngerencanain sesuatu kan?! Pasti ini cuman sandiwara buat jebak cewek burik itu!"

Adalah Gisel, sedang melabrak kedua temannya untuk meminta penjelasan.

"Sandiwara? Sandiwara apa? Siapa yang lagi bersandiwara?"

Tetapi, tak ada penjelasan.

Karena semua sudah jelas.

Ziana dan Helen telah membuktikan, mereka tak lagi ada di sisi Gisel.

ALAVENDERWhere stories live. Discover now