❥ backstreet

64 18 3
                                    

20 April, pukul lima sore di sebuah danau taman milik pemerintah kota, cahaya sinar matahari sore tampak memantul dari genangan air yang jernih, perahu-perahu kecil tanpa penumpang nampak mengambang tenang, pun dengan seorang laki-laki berparas manis yang tengah duduk melamun di atas sebuah perahu kecil bercat kuning-biru seorang diri.

Tatapan matanya yang jernih nampak kosong, menerawang jauh entah ke mana, mungkin sedang melamuni masa lalunya, masa di mana dia mulai menyadari kebodohannya.

Sebuah kebodohan tentang ungkapan rasa cinta seseorang yang mentah-mentah Maeda Haruto terima tanpa syarat, membuat hatinya meledak-ledak bahagia sesaat sebelum menghancurkan hatinya berkeping-keping, tanpa sisa.

Haruto mencintai seorang pria bernama Wang Zihao, dan begitu pun sebaliknya, kisah cinta mereka berjalan klise dan semua itu sangat menyenangkan.

Sayangnya itu adalah rasa cinta yang tak bisa dengan leluasa Haruto tunjukkan pada semua orang karena mereka memutuskan backstreet, bahkan setelah dua tahun hubungan itu terjalin, keduanya masih dalam keadaan yang sama; tanpa diketahui siapa pun walau pun Haruto sendiri sangat ingin memberitahu seluruh dunia tentang hubungan mereka.

Saat itu Wang Zihao dan Haruto sedang bercanda dengan mesra, mereka membahas tentang ulat, kepompong, dan kupu-kupu, sesekali Haruto memukul lengan Zihao main-main sambil tertawa lepas karena Zihao terus-menerus menggodanya. Tangan keduanya bahkan saling bergandengan erat.

Sampai suara tawa lain dari luar rumah mengentikan kegiatan sepasang kekasih tersebut, rupanya teman-teman mereka sudah sampai, Seowon yang sempat melihat kemesraan mereka pun penasaran dan mulai bertanya main-main,

"Huhu, apa-apaan ini? Kalian mesra sekali? Apa kalian berdua pacaran diam-diam di belakang kami?"

Namun reaksi Zihao diluar dugaan. "Pacaran? Mana mungkin aku pacaran dengannya?"

Zihao bahkan menjawab tanpa melihat ke arah Haruto, dia malah melepaskan tautan tangan mereka tiba-tiba, seakan jijik dengan perbuatan yang dilakukannya barusan.

Haruto mengulas senyum pada semua orang. "Iya, mana mungkin Zihao pacaran denganku. Seowon kau sudah gila, ya, bertanya seperti itu?" —Untuk menyembunyikan sakit hatinya.

"Apa, sih? Aku cuma bercanda, kok," elak laki-laki tertua diantara mereka berenam itu.

Itu bukan satu-satunya kejadian menyakitkan yang Zihao torehkan padanya. Malam harinya saat Zihao belum kembali ke rumahnya sendiri di mana sebelumnya keduanya membuat janji tidur bersama, Haruto yang lebih dulu datang duduk di kasur tersebut sendirian, dia kembali mengingat-ingat hari-hari indahnya yang dia lalui bersama Zihao, kekasihnya.

Setidaknya itu cukup mengobati luka hatinya seharian ini.

Saat itu Zihao yang pulang dalam keadaan mabuk mendapati Haruto termenung seperti itu, dia memutuskan masuk untuk meminta maaf, berjalan perlahan agar tak mengejutkan kekasihnya.

Zihao memeluk Haruto dengan lembut dari belakang, membuat laki-laki itu sedikit terperanggah, kemudian menengok sekilas dan mengulas senyum tipisnya.

"Ruto, maafin aku tadi siang, ya?" Zihao berucap sambil sesekali mengecup pipi Haruto. "Kamu kan tahu aku belum siap memberitahukan hubungan kita pada mereka."

Haruto yang memahami maksud ucapan Zihao hanya tersenyum dan mengangguk, mencoba mengerti untuk yang kesekian kalinya.

Setiap harinya selalu sama bagi keduanya, di depan umum mereka akan berakting seperti mereka adalah teman biasa, seolah tak ada hubungan khusus diantara keduanya.

Haruto sebenarnya mulai lelah dengan sikap Zihao yang tak mau mengakuinya sebagai kekasih bahkan setelah lebih dari dua tahun. Seakan perasannya tak begitu berarti untuk dijaga, tapi Haruto hanya mampu bersabar dan menunggu.

Seperti saat ini, ketiga keduanya tengah memasak bersama di dapur, keduanya nampak begitu mesra, Haruto dan Zihao sama-sama menikmati saat-saat kebersamaan mereka seperti ini.

Sampai bel rumah Zihao menghentikan kemesraan mereka, dan Haruto tahu bahwa teman-temannya sudah datang. Lalu seperti biasanya, Zihao akan menyuruhnya keluar diam-diam dan berpura-pura baru saja datang.

Sambil memegang bahu Haruto, Zihao meminta maaf. "Ruto Sayang, maaf. Tapi mereka sudah datang."

Haruto hanya membalas dengan senyum teduhnya. "Tak apa-apa, aku mengerti, kok."

Haruto lagi-lagi hanya bisa sabar dan pasrah. Dia akhirnya keluar dari pintu belakang dan melompati dinding pagar belakang rumah Zihao.

.

.

.

.

❥❥❥

Notes. Anying sedih banget nih cerita 😭 habisnya tadi malam gue lagi-lagi baca tweet yang bilang kalau husbandz udah cerai, yaudah deh ....

14 Juli 2023

Putus Atau Tersakiti | Wang Zihao - Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang