ʚ🧚♀️ɞ
ʚ🧚♀️ɞ
- #five.
Hari sudah malam, Nana. sekeluarga beserta teman-teman mbak Jihan baru selesai makan malam. Kini mereka tengah berkumpul di ruang tamu.
Jangan heran kenapa Wonyoung, Hanni, dan Minji dapat sedekat ini dengan keluarga Nana. Karena pada saat masih menginjak sekolah menengah atas, Jihan sering mengajak ke-3 temannya itu untuk menginap di rumahnya. Jadi wajar saja jika tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka.
"Bun, bunda tau gak? Cowok yang bunda ceritain pernah beberapa kali nganter si adek pulang, itu ternyata Yujin bun, adek kelas nakal yang dulu sering Jihan ceritain ke bunda" ucap Jihan tiba-tiba, membuat bunda segera menoleh.
"Eh? Beneran, dek?" Ini bukan bunda, tetapi ayah yang menimpal. Dengan secangkir kopi pahit di tangannya.
Yang ditanya mengangguk.
"Kok bisa deket? Bunda kira itu temen se angkatan adek" ujar bunda.
"Enggak tau, dari MPLS kak Yujin udah deketin aku, bun" jawab Nana seadanya. Toh, memang begitu aslinya. Yujin mendekati Nana sedari jaman Nana MPLS.
"Nggak risih kamu dek? Waktu SD aja dideketin Riki dikit langsung mencak-mencak" kekeh Jihan, mengingat betapa kesalnya wajah sang adik disaat melihat Riki-tetangga sebelah rumah yang kini sudah pindah, setiap mendekatinya hanya untuk jahil.
Nana mendengus "itu beda lagi, kak Riki jahil.. Nakal pula, aku gak suka. Setiap ketemu aku kak Riki pasti selalu ngejek aku pendek atau jelek" si gadis mengerucutkan bibirnya kesal, mengingat betapa jahilnya seorang Riki dulu.
"Apa bedanya sama Yujin? Malah parahan Yujin sih kata gue" timpal Minji.
"Tapi kan kak Yujin gak jahil ke aku, malah dia baik."
"Dek, jahil sama nakal itu beda jauh. Jahil cuman punya satu arti sedangkn nakal punya banyak arti. Kamu satu kali gak buat PR aja bisa dibilang nakal" Ucap Jihan, sembari melirik muka sangat adik yang bengong dengan polosnya.
Kemudian, Nama mendengus mendengar ucapan sangat kakak. DI telinganya itu terdengar seperti ejekan, "tapi kan aku gak pernah gak buat PR, aku buat PR terus, tuh!"
Jihan, Wonyoung, Hanni dan minji menepuk dahi mereka masing-masing, tidak habis pikir dengan otak si bontot yang pintar tapi polos mendekati bodoh. Sedangkan bunda dan ayah hanya bisa saling pandang lalu tertawa kecil.
"Kan seandainya, geulis" ujar Wonyoung dengan geram.
"Banyak banyak sabar sama Nana, tuh. Udah ya, bunda sama ayah mau ke atas, capek" lalu setelahnya bunda beranjak diikuti ayah menuju lantai atas.
"Kurang sabar apalagi, bun" - Jihan.
ʚ🧚♀️ɞ
Besoknya, Nana sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Si bungsu menuruni anak tangga dengan perlahan menuju lantai dasar sembari memasang jam tangan bertali merah muda di tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗺𝗶𝗻𝗲! ; 𝗵𝗮𝗻 𝘆𝘂𝗷𝗶𝗻.
Teen Fiction𝗺𝗶𝗻𝗲! ; 𝗵𝗮𝗻 𝘆𝘂𝗷𝗶𝗻. story by @𝘀𝘂𝘀𝘂𝗽𝗶𝘀𝗮𝗻𝗴𝗰𝗼𝗸𝗲𝗹𝗮𝘁 || on wattpad. -- "𝗟𝗼 𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮 𝗴𝘂𝗲, 𝗴𝘂𝗲 𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮 𝗹𝗼. 𝗗𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗴𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗻𝘁𝗮𝗵!". 𝘆𝘂𝗷𝗶𝗻 𝗸𝗮𝗹𝗼 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗯𝘂𝗰𝗶𝗻 𝗯𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵 �...