7.

83 45 14
                                    

"kami pulang dulu ya Bu, makasih buat makan malamnya."

Tepat pada pukul 21.00 setelah selesai belajar dengan Abyan akhirnya Anggi dan bunda memutuskan untuk pulang karena memang sudah lumayan larut malam.

"Besok Anggi main² lagi gih kesini biar Aruma gak kesepian" sebelum Anggi benar² pergi dari hadapannya, Tante Ani lbh dulu berbicara agar nantinya mungkin Anggi bisa main lagi kerumah untuk menemani Aruma.

"Insyaallah kalo gak sibuk ya Tan" setelah selesai berbicara sedikit kini Anggi dan bunda mulai berjalan untuk pulang ke rumah.

"Sepedanya dinaikin aja atuh" Anggi memang tidak menaiki sepeda onthel miliknya sejak dari rumah Abyan tadi.

"Gak ah mau nemenin bunda jalan aja."

Mereka tetap setia mengobrol di tengah suara berisik dari motor atau mobil yang masih berlalu lalang digelapnya malam, Bandung di malam hari memanglah sangat cantik, lampu² jalan menghiasi malam yang gelap, suara berisik dari motor dan mobil serta jangkrik yang berbunyi juga turut serta menghiasi malam yang sunyi, nyanyian² dari anak² tongkrongan juga bisa didengar di seluruh penjuru jalan yg ramai. Bisa dibilang Anggi sangatlah bersyukur bisa dilahirkan di kota yg sangat indah seperti Bandung, kota yg memiliki banyak keindahan dan kenangan didalamnya.

_________________

Tidak seperti malam biasanya dimana Anggi selalu sudah tidur di jam 23.00 kini ia sedang kalut dalam pikirannya, ntah lah dirinya sendiri pun bingung kenapa ia memikirkan hal tersebut, pertanyaan dari Abyan tadi dan juga perkataan yg dikatakan oleh Aruma tadi sore membuat hatinya sedikit goyah.

"Gak boleh Anggi, jangan mikirin masalah cinta mending tidur aja besok sekolah" kata² yg selalu terfikir di otak Anggi ketika ia memikirkan masalah percintaan, selalu menyembunyikan perasaan demi tujuan yg lbh mulia.

_______________

Seperti pagi pada hari² biasanya pukul 06.45 kelas² masih sepi, hanya beberapa siswa saja yang telah datang. Begitupun di kelas Anggi, ketika ia datang hanya ada beberapa siswa saja yg sudah berada di kelas salah satunya adalah Tari yang sedang piket.

"Cemungut!!"Mendengar perkataan Anggi yg baru saja datang bukannya semangat Tari mlh memasang ekspresi julid.

"Udah bagus gue semangatin"sedikit tak terima dengan ekspresi wajah Tari yg seakan mencibirnya, Anggi melemparkan kertas yg berada di dalam kolong mejanya kepada Tari yang masih piket.

"Tuh ketinggalan."

Melihat ekspresi Tari yg tampak sangat marah Anggi tak kuasa lagi untuk menahan tawanya, untung masih sepi jadi aibnya tidak tersebar kemana-mana.

"Bukanya bantuin malah nyampah aja lo bisanya" Tari masih setia melanjutkan piketnya yg sebentar lagi selesai dengan ekspresi seperti ingin membunuh semua orang yg ia temui.

Anggi yg masih tertawa sedikit dikagetkan oleh seseorang yg meletakkan tasnya secara bar² di samping dirinya.

"Buset, santai dong mbak" tidak menjawab perkataan dari Anggi orang tersebut hanya duduk dan meletakkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa Lo ca?" Yg duduk di samping Anggi adalah Caca sedangkan Tari duduk didepan Anggi bersama Kiara, sebenarnya sudah sangat biasa ketika Caca diam saja ketika baru sampai sekolah tapi sepertinya dia agak bad mood.

"Tauk ah" dilihat dari perilakunya yg seperti ini, mungkin Caca sedang bertengkar dgn Reynan.

"Lagi berantem sama Reynan ya lo?."
"Udah tau pake nanya."
"Dih gue mah cuma memastikan."

Tari masih belum selesai menyapu karna semakin banyak anak yg datang dari luar, dan kelas yg tadinya sudah mulai bersih karena di sapu olehnya mlh kembali kotor lagi.

"Daripada galau mending ghibahin Tari, mumpung orangnya juga masih nyapu" setelah beberapa saat ia dan Caca tidak ada topik, akhirnya Anggi pun teringat hal yg kemarin mlm diceritakan oleh Abyan tentang Andra.

"Ada apa emang?."
"Tari sekarang ada saingan loh."
"Hah, emang ada yg deketin Andra?, Kok gue kgk sadar."
"Mungkin bisa dibilang baru mulai deketin sih."
"Emangnya yg mau deketin si Andra siapa?."

Sebelum menjawab pertanyaan dari Caca, Anggi terlebih dahulu melihat situasi sekitar untuk mengecek apakah Tari sudah selesai piket atau belum.

"Gue kgk tau namanya sih tapi gue tau orangnya, adek kelas, anggota OSIS, kemaren Jumat lo dimintain tolong Bu Leni kan buat naruh obat ke UKS?, Nah adek kls yg lagi suka sama Andra tuh yg jaga UKS hari itu" Hari Jumat memang kelas mereka sedang jamkos karna gurunya lagi sakit jadi anak² kelas pada diluar semua.

"Oalah Dian, emang lo tau dari mana?" Sepertinya Caca tau siapa yg dimaksud oleh Anggi.

"Dari-." Belum sempat Anggi membalas pertanyaan yg dilontarkan oleh Caca tiba² terdengar pemberian dari sekolah yg otomatis membuat semua orang menghentikan aktivitas mereka hanya sekedar untuk mendengarkan pemberitahuan yg tidak jelas suaranya.

"Untuk siswa bernama Anggi Araswita Wulandari dari kelas IX MIPA 2, Jessica Yolanda Anggraini IX MIPA 1, Erick Galang Syahputra IX MIPA 1, dimohon untuk pergi ke ruang guru, atas perhatiannya terimakasih." Walaupun sedikit tidak jelas tapi masih bisa sedikit terdengar oleh telinga.

"Yah ceritanya blm selesai loh."
"Nanti² gue lanjut lagi."
"Emang lo mau ngapain sih pake dipanggil ke ruang guru segala."
"Gue aja baru mau pergi ke sana, ya mana tau mau disuruh ngapain."

Segera setelah mengatakan hal tadi Anggi pun segera bergegas menuju ke ruang guru.

Sebelum benar² sampai di ruang guru Anggi mlh salah fokus kepada dua orang yg tengah duduk ditepi lapangan sambil melihat anak² yg bermain futsal.

"Walah²" Anggi sedikit menggelengkan kepalanya ketika melihat dua orang tadi yg terlihat sangat akrab.

"Tari kegedean gengsi sih, kalo begini kan repot urusannya" Anggi tidak berniat untuk menegur mereka berdua karna Tari juga bukan siapa² dari orang tsb, jadi ya mau gimana lagi, sebenarnya Anggi ingin memberi tahu hal ini kepada Tari tapi ia juga takut nanti Tari mlh mundur dan membiarkan orang tadi untuk memilih wanita disampingnya.

Setelah sempat berhenti sejenak akhirnya Anggi pun memutuskan untuk kembali berjalan menuju ruang guru.

________________

"Jadi tujuan saya memanggil kalian kesini adalah untuk memberitahu kalian bahwa pada olimpiade sains bulan Juni nanti, kalian akan kembali mewakili sekolah kita untuk mengikuti olimpiade tersebut."

Ketiga orang yg tadi dipanggil ke ruang guru itu hanya menyimak dengan serius dan tidak sama sekali bertanya kepada guru yg sedang menjelaskan tentang olimpiade kepada mereka.

"Kami harap kalian tidak keberatan dengan sekolah yg akan mengirim kalian sebagai perwakilan olimpiade sains lagi tahun ini, dan seperti tahun kemarin kalian akan memulai bimbingan segera setelah PTS selesai, jika ada yg ditanyakan silahkan" guru yg saat ini sedang berbicara dengan ketiga org tersebut adalah Bu Nina wakil kepala sekolah.

"Bu apakah sistemnya berkelompok ataukah individu" yg saat ini sedang bertanya bukanlah Anggi ataupun Jessica tapi Erick, dia adalah anak pindahan, dan tahun lalu ia pun tidak mengikuti olimpiade ini jadi wajar jika tidak tahu.

"Oh iya Bu guru lupa kalau yg tahun lalu ikut olimpiade itu bukan kamu, sistemnya individu, dan nanti bisa saja kalian akan bertemu di final dan menjadi musuh, di olimpiade ini kita tidak mengenal mana teman mana lawan jadi ya kalian harus bisa mengandalkan diri sendiri, belajar yg sungguh², sekolah mengharapkan kalian untuk menjadi juara."

"Baik Bu" mereka bertiga kompak menjawab dengan yakin dan tegas dgn apa yg telah disampaikan oleh Bu Nina tadi.

"Baiklah kalian boleh kembali ke kelas masih²" ini sudah masuk jam pelajaran ke dua, jadi mereka bertiga tidak masuk pada jam pelajaran pertama.

Setelah keluar dari ruang guru mereka semua langsung pergi ke kelas masing².

"Tahun ini gue yg bakal jadi pemenang" sambil berjalan ke kelas Jessica trs mengamati Anggi yg berjalan didepannya tanpa sadar bahwa dibelakang juga ada seseorang yg juga sedang melihat dirinya.

"Gue jadi gak perlu repot² ngotorin tangan gue buat nyingkirin Anggi deh, makasih loh Jess..."

BentalaWhere stories live. Discover now