Bab 4

178 9 0
                                    

Putri berjalan masuk setelah mengantar Alex ke depan gerbang, ia tak tau harus apa, aktivitas apa yang harus dilakukan agar tidak bosan, hmm... tampaknya dia akan mati kebosanan disini

Sementara di sekolah Amel tengah mengumpat kesal karena tak kunjung menemukan keberadaan Putri

Pagi pagi sekali Amel datang ke sekolah berniat membully Putri lagi, karena orang itu tak segera putus dari Bara, kekasihnya, Amel menganggap Putri adalah pelakor di percintaan mereka kenyataannya dialah pelakor

Amel terus menyusuri koridor tapi langkahnya terhenti mendengar suara yang sangat di agung agungkan nya memanggilnya

"Mau kemana sayang?" Tanya Bara
Bara menatap Amel penuh kasih sayang dan berjalan menghampirinya

Bara William Arendra. Pria yang memiliki dua kekasih, ingin memiliki satu tapi terpikat oleh keduanya dan tak mau melepaskan mereka

"Mereka milikku, hanya untuk ku!" Ucap seorang Bara William Arendra, benar benar pria yang egois

"Diam di sana!" Ketus Amel ia meluncurkan telunjuk jarinya ke arah Bara

"Kau tau kan kalau aku marah pada mu! Bisa bisanya kau membiarkan putri bersikap lancang pada ku kemarin"tegas Amel marah, rahangnya mengeras, kedua tangannya terlipat di depan dadanya

"Asal kau tau Amel, Putri itu pacarku"

"Lalu kau anggap aku apa ha?!" Teriak Amel kesal

Dia pikir aku bukan pacar nya gitu?.sialan!

Amel mencengkram kuat lengan baju Bara, melayangkan tatapan bengis pada Bara, seolah ingin sekali menikam wajah Bara

Sedang kan Bara malah terkekeh geli dengan sikap Amel, ini hal yang di sukai Bara dari Amel, pacarnya..eh.. selingkuhannya yang di ketahui umum dan pacarnya, Putri

Bara suka melihat Amel ngambek dan tersenyum senang hal itu terlihat lucu di matanya,Tapi Bara juga menyukai senyum tulus milik Putri

Bara tak ingin senyum renyah Amel hilang begitu saja dari wajah Amel maka tak heran kalau dia sering memberi saran saran gila untuk mencelakai putri

Anehnya setelah di celakai putri masih saja tersenyum tulus seolah perbuatan tak manusiawi Amel itu tak ada

Hal hal kecil yang di miliki kekasihnya membuat Bara menjadi gila, di sisi lain ia tak ingin melukai putri tapi di sisi lain ia merasa candu dengan senyum renyah Amel

"Manusia gila!" Ucap Fina

Semua deskripsi itu tertuang pada novel yang di pegang Fina

Novel itu mendatanginya,setelah Fina mengantar Alex, novel itu datang dengan asap putih, buku itu terbuka lebar di meja belajar Putri, satu persatu huruf terangkai menjadi kata lalu menyatu menjadi kumpulan kalimat

Fina ternganga tak percaya saat novel miliknya datang pada sang tuan, tapi apa lah daya semua pemikiran dan kemungkinan dari kejadian itu di tepis kasar

"Ke ajaiban tuhan ngeri ya?" Batinnya lugas mengingat bahwa dia bisa masuk ke novelnya sendiri, apa lagi kalau bukan keajaiban Tuhan ya kan?

Ia memegang novel berjudul 'Little innocent girl', semuanya masih sama kata yang tertuang di buku itu sama seperti yang ditulis Fina kala itu

".gak komen deh, no komen"ucap Putri setelah membaca isi novel itu , kalimatnya berhenti setelah ke dua manusia gila itu memutuskan kembali ke kelas masing-masing

Sore telah tiba Alex menepati janjinya untuk mengajari putri

Putri memakai kaus oblong berwarna oranye selaras dengan warna langit, kaus itu nampak besar di pakainya sebenarnya itu milik langit ,Fina sempat terpikat dengan kaos itu hingga akhir di pakai lah, sedang kan rambutnya di kuncir kuda asal asalan

The Main Character?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang