MITN nine

424 51 7
                                    


Ada yang nungguin book ini ga?


Enjoy it...


Brakk....

Gebrakan pintu yang dibuka secara bar-bar tersebut mengalihkan asistensi ketiga orang yang berada didalam ruangan.

Mars dan Yeo berjalan tergesa-gesa menuju Wooyoung yang terlihat diam terpaku dengan pedang yang mengacung ke hadapan seorang wanita yang tampak menangis histeris juga seorang pria yang mencoba menahan majikannya.

"Ka..kalian siapa?."

Tanya pria tersebut takut-takut.

"Well,aku tidak perlu menjawab itu."

Mars berujar malas menanggapi,selalu seperti ini ketika orang pertama kali melihat mereka akan bertanya-

'siapa kalian?'

'kalian siapa?'

'apa mau kalian?'

'kalian mau apa?'

Memikirkan pertanyaan yang tidak perlu dijawab membuat Mars hampir sinting.

Yeo mengambil pedang Wooyoung dan menyembunyikan pria kesayangan San itu dibelakang tubuhnya seolah ingin melindungi.

"Kalian bisa pergi secepatnya dari gedung ini,karena dalam 20 menit lagi gedung ini akan meledak,tidak perlu takut kami tidak membunuh orang yang tidak bersalah."

Ucap Yeo dingin,Wooyoung menunduk enggan menatap mata ibunya yang banjir akan air mata.

"Hiks...tapi...tapi dia Wooyoung kan?."

Kukuh si wanita.

"Aku sudah katakan kalian sebaiknya tidak perlu tau akan siapa kami ini,dia bukan si Wooyoung Wooyoung yang kau sebut sejak tadi!sekarang pergilah selagi kami berbaik hati."

Mars berujar tajam bukan berarti dia ingin membunuh orang ini,hanya saja kehadiran wanita itu membuat Wooyoung bersikap berbeda dari biasanya.
Dia tidak tau siapa dan apa hubungan mereka.Tapi mungkin Seonghwa tau,ia akan bertanya nanti.
Terkadang seorang akter ego sepertinya terlalu malas mencari tau sendiri apa yang terjadi pada orabg-orang disekitarnya,maka banyak hal yang Mars lewatkan dari rekan-rekannya dan Seonghwa lah yang selalu sabar menjelaskannya.

"Nyonya sebaiknya kita pergi dari sini."

Wanita itu menangis semakin keras sementara Wooyoung mengepalkan tangannya erat mendengar suara wanita tersebut.
Pikirannya berkecamuk,hatinya bergemuruh.

"Ada mobil tak jauh dari tempat ini sedang terparkir kalian bisa gunakan itu,tidak ada bus atau taxi disini."

"Ba-baik terima kasih."

Pria itu membungkuk penuh ucapan terima kasih mendengar ucapan Yeo setelah mendapatkan kunci mobil yang dilempar kearahnya oleh sosok yang tidak dikenalnya itu.
Saat pria itu hendak menggandeng tangan majikannya wanita itu memberontak ingin menggapai tubuh Wooyoung yang masih mematung,ia tidak tau apa ekspresi dan wajah dibalik topeng itu namun ia yakin instingnya sebagai seorang ibu mengatakan bahwa itu anaknya yang telah lama menghilang.

"Hiks tidak!!! Aku ingin Wooyoung!! Hiks...aku ingin memperbaiki segalanya...di...dia belum mati!! Anakku,kau Wooyoung kan?!! Hiks jawab!!!."

Wooyoung memegang tangan Yeo erat ia sangat takut.Hal itu tak luput dari penglihatan Mars,bagaimana Wooyoung yang ketakutan.
Gestur tubuh Wooyoung seakan meminta tempat aman untuk berlindung menopang segala apa yang telah ia hadapi.

Wooyoung rapuh.

Yeo balas menggenggam tangan Wooyoung yang mendingin.

"Hentikan nyonya,kau membuatnya tidak nyaman."

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐈𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭 [Ateez] Where stories live. Discover now