TEACH ME HOW TO LOVE - JENLISA [GXG]

TMHTL - 1

Jennie POV

Hal yang paling membuat malas semua pelajar di dunia ini adalah ketika kalian harus kembali ke sekolah setelah mendapatkan libur semester selama satu bulan, dan itu yang biasanya di alami oleh teman-teman di sekolahku, tapi untungnya hal ini tidak pernah aku alami.

Hari ini setelah satu bulan kami di rumahkan untuk libur natal dan tahun baru, akhirnya kami kembali ke sekolah, aku tidak merasa keberatan seperti teman-temanku yang lainnya, mereka sudah membahas di grup jika mereka sangat malas pergi ke sekolah.

Justru sebaliknya, aku merasa sekolah adalah tempat paling menyenangkan karena selain di rumah, sekolah adalah tempat bersosialisasi terbaik, aku bisa berkumpul dengan teman-temanku dari pagi sampai sore, aku bisa mendapatkan ilmu, intinya, aku sangat menyukai sekolah.

Terlebih aku hanya memiliki waktu kurang dari enam bulan untuk tamat dari bangku sekolah, setelah itu, semuanya akan memiliki jalan masing-masing, aku tentu akan melanjutkan pendidikan, sekaligus bekerja, mungkin? Entahlah, Daddy menyuruhku untuk fokus dengan sekolah terlebih dahulu, karena untuk masa depan, orang tuaku sudah menyiapkan semuanya dengan rapi untukku.

Jangan salah, bukan berarti aku manja, aku pernah mengatakan jika aku ingin bekerja, menjadi kasir di minimarket, pelayan restoran, namun aku yang merupakan anak tunggal dari keluarga berada tentu tidak di ijinkan untuk itu semua, Mommy mengatakan jika dia tidak mengerti jalan pemikiranku, padahal ayahku seorang pemimpin dan cita-citaku hanya sekedar menjadi kasir di minimarket.

Dan karena ini akan menjadi waktu enam bulan terakhir aku berada di sekolah, aku memang membawa kendaraan pribadi dan menyetir sendiri, alasannya? Karena aku ingin banyak menghabiskan waktu dengan teman-temanku, seperti pergi ke pusat perbelanjaan setelah pulang sekolah contohnya, jika aku masih di antar jemput oleh orang tuaku atau supir kepercayaan Daddy, aku tidak bisa sebebas ini.

Awalnya tentu orang tuaku khawatir karena aku mengendarai mobil sendiri, tenang saja, aku sudah memiliki surat ijin mengemudi, jadi aku sangat aman, aku juga selalu mendengar ucapan Mommy untuk berkendara dengan pelan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, kalian juga harus seperti itu saat berkendara, okay?

Aku sangat bersemangat karena pada akhirnya aku bisa memakai seragam sekolah setelah satu bulan lamanya seragam ini menganggur di lemari, dan begitu aku memarkirkan mobilku, aku langsung turun dengan tas ransel berwarna hitam yang tidak terlalu besar, aku langsung membawanya di punggungku.

Setelah memastikan mobil terkunci, aku langsung melangkahkan kakiku masuk ke dalam gedung sekolah yang sudah aku rindukan ini, menaiki tangga untuk menuju kelasku yang berada di lantai dua, kedua sahabatku juga sudah sampai beberapa menit terlebih dahulu dariku, aku akan mengenalkannya nanti.

Namaku Jennie, marga asliku adalah Kim yang merupakan marga dari Daddy, namun aku memiliki nama panggilan lain yang aku buat sendiri, Ruby Jane, jadi alih-alih aku di kenal sebagai Kim Jennie, teman-temanku khususunya di sekolah, mereka lebih banyak memanggilku dengan sebutan Jennie Ruby Jane, bukan aku tidak menyukai marga keluargaku, namun ketiga nama itu terdengar lebih elegan di telingaku.

Aku masuk ke dalam kelas dan berbinar begitu melihat kedua sahabatku sudah berbincang di meja tengah, untuk bangku, semua posisi tempat duduk kami memang sudah di atur oleh wali kelas, aku dan kedua sahabatku ditempatkan di tengah-tengah, dan menurutku ini adalah posisi tempat duduk terbaik.

"Jennie!" Aku langsung tersenyum begitu keduanya memanggilku, kami sudah berteman sejak kelas satu, dan sekalipun, aku tidak pernah bertengkar dengan keduanya, Jisoo dan Rosie, mereka adalah sahabat terbaik yang aku punya.

Karena mereka juga, aku menghabiskan waktu di sekolah menengah atas dengan sempurna, mereka banyak membuatku tertawa, terlebih Jisoo, apa yang dia lakukan selalu terlihat lucu di mataku, namun disamping kelucuannya, dia juga yang paling dewasa diantara kami, dia pemberi saran terbaik, dan selalu menjadi pelerai ketika ada yang bersitegang meski sangat jarang.