Additional Part Eros

7.2K 428 132
                                    

Ini bukan chapter 34 tapi ini part tambahan aja untuk menceritakan kisah masa lalu tentang akhir dari hidup mbak K yang meresahkan banget wkwkwkwkw

Karena banyak yang penasaran sama Kiara kita kembali ke masa lalu bentar ya ... sebenarnya aku pengen open ending aja buat Kiara, jadi bebas kalian mikir dia kayak gimana ... tapi biar lebih jelas kali ya heheh

Btw disini Eros bener-bener kelihatan banget badass nya WKWKWKWK

Kasih satu emot yang cocok buat Ayana dong? :)

Happy Reading <3

.

.

3 tahun lalu

Eros baru saja keluar dari rumah sakit setelah satu minggu di rawat. Dokter tetap menyarankan Eros untuk lebih banyak istirahat dan menjaga lukanya agar tidak infeksi. Ayana adalah yang paling repot mengurusi Eros. 

Seperti hari ini, Ayana sudah datang pagi-pagi ke apartemen Eros membawakan bekal yang sudah ia masak di rumah. Pria itu masih tidur lelap dan Ayana tidak ingin membangunkannya dulu. 

Ayana mengatur peralatan makan di meja dan menaruh makanan-makanan tersebut ke atas piring untuk dihidangkan di sana. Ayana pun membuka kulkas untuk mengambil susu namun ia mengerutkan dahi. Kebingungan.

Ada sebuah kue cokelat di sana dan Ayana mengeluarkannya. Di dalam kotak kue itu ada tulisan 'cepat sembuh, kak Eros'. Ayana tidak memikirkan siapapun saat ini. Tidak ada yang ia curigai jadi ia menghidangkan kue itu juga untuk disantap sebagai cemilan.

Ayana pun menyelesaikan kegiatannya di dapur lalu masuk ke dalam kamar. Eros masih tidur dengan sangat nyenyak. Mungkin efek seminggu di rumah sakit dan tidur di ranjang sempit itu membuat Eros kini benar-benar sangat bahagia menggapai kembali ranjang empuknya yang luas.

Ayana membuka tirai jendela agar sinar matahari masuk. Kemudian ia menuju ranjang Eros dan duduk di pinggiran ranjangnya. Ayana mengusap pipi Eros lembut dan membuat pergerakan kecil dari pria itu.

"Er...,"

Dengkuran halus itu bisa Ayana dengar. "Eros? Bangun... ayo sarapan terus minum obat juga." Ayana mengusap rambut Eros.

"Lima menit lagi."

"Ga boleh."

Eros berdecak dengan mata yang masih sangat berat. Ia berusaha membuka matanya sendiri meskipun benar-benar mengantuk. 

"Gue beneran masih ngantuk, Ya."

Ayana menggelengkan kepalanya. Tetap memaksa pria itu bangun. "Ayo sarapan dulu, terus minum obatnya."

Eros menarik napas dan duduk meskipun sungguh, daya tarik kasurnya sangat kuat. "Lo duluan aja. Nanti gue nyusul," ucap Eros dengan suara serak.

"Ga bisa. Aku ga mau kecolongan lagi. Kemarin pas aku duluan keluar kamu malah tidur lagi." Ayana berdiri dan menarik tangannya agar pria itu berdiri. "Ayo, dong."

Jika yang menyuruhnya adalah Danve, Kenzi atau Ravin sudah jelas ia akan menghadiahi mereka lemparan bantal. Tetapi karena yang memerintahkannya adalah Ayana, ia tidak pernah bisa menolak. Dengan langkah berat Eros turun dari ranjangnya, mengikuti tarikan Ayana untuk membawanya keluar. Eros masih berusaha memulihkan kesadarannya secara utuh saat duduk di meja makan.

Ayana berdiri di belakangnya dan menyisir rambutnya menggunakan jari tangan. "Rambut kamu udah agak panjang, nih. Keganggu, ga? Mau aku iket?" tanya Ayana dan Eros mengangguk saja.

Ayana pun memberikan air putih lebih dahulu untuk Eros minum lalu mengambil satu karet rambut dari dalam tasnya. Ia bergerak lagi melangkah menuju tempat duduk Eros dan mengikat rambutnya ke belakang agar tidak mengganggu penglihatan Eros.

EROS Where stories live. Discover now