Chapter 8 (Langit yang menjauh)

2.7K 212 29
                                    

Prapai sudah tak fokus mendengar cerita Rain yang berjalan disebelahnya, entah perasaannya atau apa, ia tak melihat Sky disekolah dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prapai sudah tak fokus mendengar cerita Rain yang berjalan disebelahnya, entah perasaannya atau apa, ia tak melihat Sky disekolah dari kemarin. kenapa dia malah mencarinya saat Rain terus berbicara mengisi harinya, bukankah dia meninggalkan Sky karena Sky terlalu pendiam?

"Phi pai..." Rain berhenti berjalan dan menguncang tubuh Prapai yang tak fokus padanya, selama perjalanan kekantin sekolah Prapai tak mendengar ceritanya sama sekali

"ya?" 

"kau tak mendengarku ya?" cemberut Rain

"ah maaf Rain, aku hanya kepikiran pertandingan basket sore ini" dusta Prapai berusaha fokus kembali pada Rain

"pada hal aku curhat padamu phi, tapi kau malah tak mendengarku"

"maaf Rain, aku akan mendengarkan kali ini" senyum Prapai namun mood Rain sudah tak tertarik lagi

"sudah! aku malas! aku lapar, kita kekantin saja" Rain malah kesal karenanya. Prapai mengehela nafas berusaha bersabar, Rain jauh lebih muda darinya jadi wajar saja masih kekanakan. Mungkin seperti ini yang Sky selalu rasakan bila ia kesal ketika ia merasa Sky tak merespon setiap obrolannya. Namun saat ia kesal, Sky tak pernah memarahinya, ia tak perlu membujuk karena Sky akan tetap disisinya saat ia kesal walau Sky hanya diam.

Prapai berjalan mengejar Rain yang berjalan sambil mengehentakan kakinya kesal menuju kantin.

.

Sky keluar dari toko makanan, entah sudah toko keberapa ia melamar pekerjaan tapi semua menolaknya, tentu saja ditolak, siapa yang ingin memperkerjakan seseorang tanpa ijazah? dia saja masih sekolah. Lalu, kebanyakan tak menerima untuk memperkerjakan seorang pelajar sepertinya. Sky tak bisa berdiam diri karena tabungannya akan segera habis, dia harus mencari pekerjaan sesegera mungkin, dan ia tak mau menyerah. Sudah dua hari ia bolos sekolah demi mencari pekerjaan, namun ia malah selalu sesial ini.

"apa aku jual diri saja sekalian? toh sudah terlajur rusak" frustasi Sky, kalau jual diri mungkin laku. Tetapi Sky menampar pelan pipinya

"sepertinya aku sudah gila, aku tak mungkin bisa melakukannya" Sky mengelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiranya yang makin tak waras

"kenapa hidupku malah sesial ini sih? ini kalau dijadikan sinetron dramatis kayaknya bagus" keluhnya terduduk dibangku taman pinggir jalan, ia melihat langit sudah menjingga, malam akan segera tiba tapi ia belum menemukan pekerjaan. Ia sudah berdoa, ia sudah berusaha, ia tak tau apa lagi yang harus ia lakukan. Saat ia terduduk putus asa, ia melihat sebuah restoran yang cukup mewah tak jauh dari tempatnya duduk

"restoran mewah, mana mau menerima orang sepertiku" belum memulai dia sudah putus asa

"tapi kucoba saja, itu akan menjadi tempat terakhir lalu aku akan pulang" Sky berdiri dan berjalan ke arah Restoran dan masuk kedalam sana, ia tak tau malu lagi

I'm Sorry, Sky! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang