Chapter 23 (Persahabatan)

2.1K 182 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sky seharian ditenpat kerja mulai memperhatikan gerak gerik bosnya, namun ia tak  menemukan kejanggalan apapun, Pat datang bekerja seperti biasa diruangannya dan sesekali bertemu klien untuk memperluas setiap cabang restoran miliknya yang lain, Sky mengelengkan kepalanya bagaimana mungkin sekarang dia mencurigai Pat hanya karena ucapan Prapai.

"sekarang kau banyak berpikir" lamunan Sky buyar saat Prapai menegurnya, saat ini Prapai sedang menyetir untuk mengantarnya pulang setelah bekerja

"aku sebenarnya tak suka membahas ini tapi karena demi temanku maka aku akan bertanya sekali lagi dan kau harus menjawabnya dengan logis padaku" ucap Sky

"oke" jawab Prapai singkat berusaha fokus pada jalanan

"kenapa kau begitu curiga pada pak Pat ? aku memperhatikannya seharian ini tapi tidak ada hal yang aneh padanya" tanya Sky, membuat Prapai tersenyum miring karenanya

"kau mulai percaya padaku?"

"jawab saja!" kesal Sky

"Sky, tidak ada binatang buas yang langsung menyerang mangsanya, ia akan menunggu sampai keadaan yang menguntungkan lalu menyerang tanpa suara dari arah yang tak pernah diduga, begitu caranya agar mangsanya tak bisa lolos. Karena itu kau tak akan pernah melihat keanehan pada bosmu kecuali kau yang mencari taunya lebih dulu" jelas Prapai membuat Sky memikirkan kata-katanya

"Apakah pak Pat seperti itu?" ragu Sky

"kau harus lebih pintar membaca situasi, pertama restoran mewah dan berbintang mana yang mau menerima seseorang pekerja paruh waktu tanpa ijazah dengan sangat mudah? bila itu benar-benar restoran untuk bisnis tentu ia akan lebih mencari karyawan yang bisa bekerja dengan maksimal bukan malah anak sekolahan yang bekerja paruh waktu sepertimu" jawab Sky membuka pikiran Sky

"kedua, dia hanya mengantar karyawan-karyawan muda dan cantik untuk pulang saat larut malam dengan alasan keselamatannya bila pulang sendirian, dan yang paling parah setiap bulan karyawannya hilang dengan cara yang sama, itu terjadi pada karyawan yang terakhir pulang bersamanya lalu besoknya ia mengumumkan bahwa karyawan itu telah mengundurkan diri. Bukankah itu sangat aneh dan tak masuk akal? setiap karyawan yang mungudurkan diri hilang tanpa jejak" lanjut Prapai membuat Sky menyusun semua ingatannya tentang Pat

"pulang beramai-ramai itu hanya alibi agar kalian tak takut naik kemobilnya saat sendirian, tapi yang pulang terakhir dengannya akan menajdi sendirian dimobil itu bersamanya, perbuatannya itu sangat ceroboh dan sangat mudah dibaca, karena itu aku tak akan membiarkanmu pulang bersamanya walau aku harus mengancammu dan terlihat seperti bajingan" ucap Prapai masih menyetir dengan tenang. Sky meremas kuat sabuk pengaman yang melingkarinya, kenapa sekarang ia jadi takut pada Pat? kenapa semua penjelasan Prapai sangat begitu masuk akal? kenapa semua persis seperti yang Prapai katakan saat ini? Kenapa ia tak pernah memikirkan itu semua?

"tak perlu takut Sky, dia tak akan berani menyentuhmu ataupun menyakitimu. Dia sedang berhati-hati untuk menyerangku sekarang karena merusak rencana yang sudah ia susun dengan sempurna" Prapai berusaha menenangkan Sky, karena ia tau kini Sky memikirkannya dengan ketakutan.

.


Sky sulit tidur malam ini, ia terus memikirkan Pat dan kemungkinan akan kejahatan yang ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sky sulit tidur malam ini, ia terus memikirkan Pat dan kemungkinan akan kejahatan yang ia lakukan. Antara yakin dan tak yakin, Sky belum bisa memastikannya.

"berhenti saja dari pekerjaan itu, bila kau tetap disana itu sama saja membahayakan dirimu" nasehat Prapai yang sudah berbaring dilantai dengan beralaskan selimut tebal sedangkan Sky ditempat tidur

"jangan khawatir soal uang, kalau kau tak mau uang dariku juga tidak apa-apa, ayahmu akan segera bebas dan akan kembali menjadi kepala keluarga kalian, harusnya kita fokus mendaftar masuk universitas sekarang tetapi kita malah terjebak dalam dua khasus kriminal yang berbeda" jelas Prapai sambil menghela nafas

"aku belum yakin pak Pat melakukan ini semua, mungkin Fern sedang pulang kampung saja, ayahnya sedang sakit" Sky berusaha berpikir positif dan Prapai tak tau lagi meyakinkan Sky sampai handphone Sky berdering dan nomor tak dikenal menelponnya

"siapa ini?" bingung Sky namun ia tetap menganggkatnya, mungkin itu hal penting

'Sky! tolong..tolong ak....aakkhhhh!"

"Fern? apa ini kau? Fern??!!" panik Sky hingga ia berdiri dari tempat tidurnya, ia yakin itu suara Fern, terdengar seperti sangat kesakitan dan telpon itu terputus, yang terakhir Sky dengar hanya teriakan kesakitan juga  ketakutan dari sahabat pertamanya itu. Saat Sky menghubunginya kembali nomornya sudah tak aktiv

"Fern" Sky gelisah dan panik sendirian hingga bolak balik kamarnya dengan handphone yang berusaha berkali-kali menghubungi Fern kembali tapi tetap saja gagal, ia mengacak rambutnya dan terduduk dipinggir tempat tidur saat ia sadar ia tak bisa melakukan apapun, Dia menangis, ia takut terjadi sesuatu pada Fern, orang pertama yang tulus menjadi temannya ditempat kerja, mengajarkannya berteman, bersosialiasi, mendukung, dan menguatkannya setiap ada masalah. Tapi sekarang ia tak bisa berbuat apa-apa untuknya.

"Sky, aku yakin temanmu bersama si Pat itu, apa kau tau dimana rumah bosmu yang gila itu?" tanya Prapai dan Sky mengeleng pelan

"tidak ada satupun orang ditempat kerja yang tau tempat tinggalnya, kami belum pernah kesana" ucap Sky diantara tangis khawatirnya pada Fern

"bisakah kita lapor polisi? orang hilang atau melaporkan Pat?" tanya Sky mulai mencoba menghubungi polisi namun Prapai merampasnya

"hati-hati bila kau melibatkan polisi dan hukum maka ada dua kemungkinan. Pertama si Pat makin berbuat lebih gila bahkan bisa membunuh temanmu bila berita kehilangannya tersebar, dia akan jauh lebih hati-hati dan waspada, dan kedua kita tak punya bukti yang cukup kuat bahwa pelakunya adalah Pat, dia bisa saja menuntut kita balik" jelas Prapai

"aku harus bagaimana? aku harus bagaimana Pai? Fern minta tolong padaku" Sky menarik baju Prapai

"kau harus tenang dulu, aku yakin dia belum membunuh temanmu malam ini, orang sinting sepertinya akan lebih suka menyiksa mangsanya terlebih dahulu" Sky memengang erat kedua pergelangan tangan Sky agar tenang, pikiran yang panik tidak akan menghasilkan apapun

"aku akan menyelamatkan Fern, apapun akan aku lakukan!" ucap Sky memandang mata Prapai menandakan bahwa ia tak bisa dihentikan lagi

.

.

.

tbc

berikan vote :')





I'm Sorry, Sky! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang