Our_Baby_09

45 10 1
                                    

Sekarang sudah pagi. Ai terbangun dari tidurnya. Ternyata ia masih berbaring di paha Zeyu, dan Zeyu yang tidur mendongak menyandarkan kepalanya ke tembok.

Ai bangkit dari rebahnya. Saat melihat wajah Zeyu, ia pikir Zeyu sedang tidur dengan nyenyak walau posisinya tidak nyaman. Saat berdiri dan hendak melangkah, tiba-tiba Zeyu mencekal tangannya membuat AI terkejut.

"Mau kemana?"
Tanya Zeyu lalu membuka matanya.

"Mau tanya dokter bisa ketemu Haihai atau nggak"
Jawab Ai. Zeyu pun melepas cengkraman tangannya.

Setelah menunggu beberapa saat, Ai pun kembali.

"Gimana? Di bolehin nggak?"
Tanya Zeyu masih dalam posisi duduk.

"Katanya boleh. Sekalian periksa dia udah bangun atau belum."
Setelah menjawab, Ai pun masuk kedalam dibuntuti Zeyu.

"Buna....."
Panggil Haihai lemah namun tak membuka matanya.

"Iya buna disini,"
Ucap Ai lalu mengelus rambut Haihai.

"Papah....mana?"
Tanya Haihai. Ia tidak mendengar suara Zeyu, jadi dia bertanya. Haihai nggak tau Zeyu ada dibelakang Ai karena Haihai nggak buka mata. Rasanya berat sama perih.

"Papah disini,"
Sahut Zeyu membuat Haihai tersenyum.

"Ahilnya... Papah, mau...main-sama, Haihai...."
Gumamnya pelan.

"Kalo Haihai mau main sama papah, Haihai harus sembuh dulu"
Ucap Zeyu membuat Haihai tersenyum lagi.

"Haihai, halus-sakit, bial... Papah, mau, main-sama, Haihai.... Kalo-Haihai, sembuh, nanti-papah, sibuk lagi...."
Kenapa perkataan Haihai lebih menusuk dari ibunya?- itu pikir Zeyu. Saat ini ia tertegun mendengar penuturan Haihai.

"Udah sekarang Haihai istirahat. Tidur yang banyak. Cepet sembuh pokoknya. Buna mau keluar bentar"
Ucap Ai lalu pergi keluar.

Ternyata ia memesan ruang VIP agar sedikit lebih nyaman.
Setelah brankar Haihai dipindahkan, datanglah Lubi sambil membawa makanan.

"Kalian keluarga Cemara belum makankan? Nih gw bawain,"
Ucapnya lalu nyamperin Haihai.

"Xiaohai, ini utiii. Cepetan sembuh. Cewek cantik dipanti banyak yang nungguin"
Ucapnya sontak membuat Haihai tersenyum.

"Uti, disini?"
Tanya nya senang.

"Nggak, gw dilangit. Ya iyalah gw disini, pokoknya kalo Haihai gak sembuh nanti uti pundung."

Tengah menyaksikan Aunty dan ponakannya mengobrol, tiba-tiba hp Zeyu bergetar menandakan ada yang meneleponnya. Setelah dilihat nama penelepon, ternyata itu Chu-Ling. Ah tidak. Jinha maksudnya.

"Ada yang nelepon. Gw keluar bentar"
Izinnya pada Ai lalu pergi keluar.

"Ada apa?"
Tanya Zeyu setelah mengangkat telepon.

"Sekolah gak hari ini? Biar ku anter,"
Tanya Jinha lembut dengan Nanda manja membuat author ingin sekali menonjoknya.

"Gw hari ini sibuk. Jadi gak sekolah. Sorry."
Zeyu langsung menutup telepon dan kembali kedalam. Ia kembali duduk disamping Xie Ai.

Namun baru saja Zeyu duduk, hp Ai berbunyi. Sekarang gilirannya yang pergi keluar untuk menjawab telepon.

"Ada apa, CEO Ash?"
Tanya AI malas.

"Mau saya antar ke sekolah?"
Tawar Ash baik-baik.

"Saya sekarang sibuk jadi tidak sekolah."
Ujar Ai membuat Ash mengangguk.

"Kalau begitu, nanti malam, anda sibuk? Ada yang ingin saya katakan"

"Sepertinya saya akan lembur. Jadi, kapan-kapan saja yah? Maaf"
Ucap Ai merasa tak enak.

Our Baby 2!!!Where stories live. Discover now