Aykaren 14

188 12 40
                                    

"Kamu kuat,kamu hebat Mommy akan segera pulang." Ankie mencium kepala Ayka.

Sesuai janji Pandu,ia akan menemani sang istri ke rumah Umma nya yang baru.tempat dimana Khadijah di makam kan.

"Asaalamuaalaikum Umma cantik." Ayka begitu menyayangi sang Umma.

Pandu tetap menggenggam tangan Ayka,menguatkan sang istri seakan semua nya akan baik-baik saja.

"Ay akan berusaha ikhlas Um walaupun itu bohong,maaf Ay belum bisa buat Umma bahagia.hiks Ay udah janji gak nangis lagi t--tapi ternyata diri ini begitu berontak untuk mengingin kan Umma kembali h--hiks." Sekuat tenaga Ayka menahan agar buliran bening itu tak menetes.

"Lihat lah Umma,dunia begitu kejam pada peri kecil mu,tapi Pandu akan terus berusaha untuk nya.bahagia nya adalah hidup Pandu,yakin lah Umma jika putri mu yang kau gendong dulu akan menjadi permaisuri bermahkota indah di kerajaan keluarga kami,Pandu janji." Batin Pandu.

"Kita ber do'a untuk Umma ya!." Pandu memimpin do'a nya,Ayka juga menyisip kan do'a khusus untuk sang Umma.

"Umma harus janji,Umma harus tenang ya disana." Memeluk nisan Khadijah.

"Ay pulang dulu nanti Ay ke sini lagi,akan sering-sering kok,kita jumpa lewat do'a sama mimpi ya Um." Ayka tersenyum getir.

"Umma kita pulang dulu ya,Umma tenang ya,Pandu akan menjaga Ayka selama Pandu masih ada di dunia." Pandu juga berpamitan pada nisan itu.

Mereka sekarang berada di indom*rt untuk me masak nanti,karena Oma-Oma nya mereka masih di rumah Khadijah.

"Fardansa" Tiba-tiba ada seorang wanita ber cadar,menghampiri mereka,Ayka menatap wanita itu dengan kagum.

"Assalamuaalaikum Fardansa." Ulang wanita itu.

"Waalaikumussalam." Pandu menaikkan satu alis nya seakan bertanya,menatap sekilas lalu beralih pada sang istri.

"Kamu apa kabar,MasyaAllah gak nyangka bisa bertemu disini." Semangat nya,Ayka hanya melihat adegan di depan nya.

"Seperti yang kamu lihat." Pandu hendak beranjak menggenggam tangan Ayka.

"Tunggu." Ayka bingung melihat interaksi mereka.Pandu sudah kesal.

"Point." Enggan menatap lawan bicara nya.

"Dingin banget dah." Batin Ayka.

"Eh kamu adik nya Fardan ya?." Tebak wanita itu,Pandu sudah muak.

"Dia ist-." Ucapan Pandu terpotong.

"E-eh Iya kak,kaka cantik banget." Puji Ayka.menjabat tangan si wanita.

"Nama kamu siapa dek!." Wajah Pandu memerah menahan amarah.

"Ayka." Ayka bukan tak mengakui sang suami,hanya saja ia minder melihat wanita itu,seperti nya wanita itu mengagumi suami nya.

"Kenalin aku Nawa,Nawa Alifa Harun." Mata wanita itu menyipit,karena ia tengah tersenyum.

Deg.

Jantung Pandu berpacu,Nawa Alifa Harun ialah wanita yang secara langsung memberikan CV ta'aruf pada nya,waktu ia menempuh pendidikan S2 di Mesir.

"Nama nya cantik,sama seperti orang nya." Ayka cemburu,melihat wanita itu berdiri di samping suami nya.

"Sakit? Ay gak tau yaAllah,mereka begitu cocok." Batin Ayka.

"Kamu yang cantik,sangat cantik.bahkan aku baru menemukan garis wajah se sempurna ini,sebelum nya tak pernah,baru kali ini aku terpesona pada seorang wanita." Jujur Nawa.sejak pertama kali melihat Ayka ia seakan tak percaya wanita itu memancarkan aura yang begitu memancar,nyaris sempurna.

Duka Rakit Kecil.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang