25. Seminar Proposal

43 5 3
                                    

Part 25

Seminar Proposal

Pagi hari yang cerah bagi semua orang, tapi tidak untuk Bienka dan Junaid, mereka kepalang pusing mengingat hari ini adalah hari penentu untuk tugas akhir perkuliahan keduanya. Bienka sudah menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk mengecek almamater dan perlengkapan seminarnya di ruangan. Lelaki yang memiliki giliran presentasi setelah Bienka juga tidak kalah merepotkan karena sudah setidaknya 8 kali bolak-balik dari kamar mandi menuju ruang sidang.

"Parah lo Jun, bau banget, beser apa lu?!"

"LO BERDUA GAK NGERASAIN GIMANA MULESNYA PERUT PAS MAU SIDANG PROPOSAL GINI YE, ANJING!"

Priyas dan Kinan tertawa mendengar seruan Junaid didalam ruangan, Bienka ikut terkekeh tapi kembali melakukan rutinitas mengecek laptopnya dan dirinya. "Udahlah Bin, lu ngecek laptop lagi yang ada meledak tuh laptopnya.." tegur Kinan. Bienka cemberut mendengarnya, "Udah oke banget elah, entengin aja kayak latihan kemarin.."

"Oke kan ya?"

Kinan mengangguk sambil menunjukkan jempolnya berusaha mengurangi gugupnya perempuan itu, ia kemudian tersenyum membuat Kinan ikut tersenyum. "Siap ya? Gua buka nih ruangannya biar peserta bisa masuk, good luck Bienka!"

Kinan tersenyum lalu membuka pintu, mempersilahkan beberapa mahasiswa yang sudah Bienka undang untuk menjadi peserta seminar beserta para penguji dan dosen pembimbing. Dengan bantuan Kinan dan Priyas, Bienka dan Junaid masing-masing menjelaskan usulan penelitian akhir mereka dengan mendengarkan pertanyaan dan masukan dari para peserta dan para dosen penguji.

Waktu telah berlalu selama kurang lebih 5 jam, Bienka beserta 3 mahasiswa lainnya –termasuk Junaid– yang sudah memaparkan materi dan melalui sesi diskusi para dosen akhirnya selesai, "Penelitian para mahasiswa bisa dilakukan, proposal ini diterima dengan revisi."

Seluruh peserta bertepuk tangan dan para presentator tersenyum penuh syukur. Sembari menutup acara seminar dari dosen pembimbing dan menunggu seluruh peserta keluar, Bienka dan Junaid berfoto-foto dengan para Dosen sebelum akhirnya bergabung pada beberapa temannya yang sudah berkumpul di depan ruang sidang.

"SELAMAT MY IBU PUBDOK! Terharu banget duh, perasaan kemarin masih leha-leha di GM tiba-tiba udah sidang proposal aja hari ini.." Andin memeluk Bienka sambil terlonjak-lonjak, Bienka terkekeh sambil menepuk-nepuk punggung gadis itu. "Ini nih, sebagai ganti kerja keras lu untuk seminar, gua kasih jajan ini! Hehe, selamat ya!"

"Makasih Andin, lo juga semoga buruan dapet pencerahan dari Dospem ya!" Bienka membalas lalu kembali menyapa masing-masing temannya yang memberikan selamat baik untuk dirinya atau Junaid. Mulai dari Daniel, Nayra, Aruzie, bahkan mantan ketua panitia mereka –yang masih belum lulus karena penelitian akhir juga– turut hadir dan meramaikan 'selamat pasca sidang proposal' ini. Bienka melirik kembali diantara lautan manusia yang tengah berada di depannya, siapa tahu seseorang yang lain bakal datang kemari...

"Bi!"

Kepala Bienka menoleh ke belakang, keberadaan lelaki yang Bienka tidak duga-duga membuat seluruh manusia disana ikut menolehkan kepala. Mulai dari pertanyaan 'kenapa cowok ini masuk lewat selasar selatan yang khusus untuk karyawan dan dosen', atau sekedar 'anak mana nih baunya bukan bau bensin dan bajunya kepalang rapih?'

"Keano..?"

Lelaki itu tersenyum canggung, "Eh..hehe, gak nyangka kalau se rame ini, eh Junaid juga. Selamat ya! Ini ada hadiah kecil buat lu sama Junaid, congratulations!" Junaid mendekat ke arah mereka, ia menyerahkan paper bag kepada Bienka dan Junaid dengan senyum yang tidak habis-habis dari bibirnya. "Kok tau kalau gua sama Junaid ujian hari ini..?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Philophobia [Doyoung-Sejeong]Where stories live. Discover now