Pagi itu ada pengumuman besar di tempel di papan pengumuman Slytherin. Sebuah Dekrit Pendidikan baru telah dikeluarkan, yang mengharuskan semua organisasi, perkumpulan, tim, grup, dan klub pelajar dibubarkan segera. Semua pertemuan reguler tiga atau lebih pelajar dianggap sebagai bentuk organisasi dan tidak diizinkan keberadaannya kecuali dengan persetujuan Inkuisitor Agung, Profesor Dolores Jane Umbridge.
Saat Neva membaca pengumuman itu, tiba tiba seseorang menariknya untuk menjauh dari kerumunan.
"Morning" ucap Draco langsung mencium bibir Neva sekilas.
"Apa apaan ini?" ucap Neva sambil melirik pengumuman itu.
"Kau sudah tidak mau aku cium?" ucap Draco. "Love?" sambil mengguncangkan tubuh Neva sedikit karena gadis itu terdiam, memikirkan rencana baru akhir akhir ini.
Neva tersadar, memandang Draco sejenak, lalu menarik tangannya untuk keluar dari asrama menuju aula untuk sarapan. Saat di Lorong Bawah tanah yang sepi dia berganti mencium pipi Draco sekilas.
Mereka saling memandang, "Maaf, aku tidak mendengarkanmu" ucap Neva.
Draco menangkup pipi Neva lalu bibirnya yang lembut menyentuh bibir Neva dengan penuh gairah, dan Neva merasa tersapu oleh gelombang emosi yang mengalir begitu cepat di dalam dirinya. Neva meremas baju Draco dengan erat, merindukan kehangatan dan keintiman dari pelukannya.. Mereka bergulat dalam ciuman mereka, sampai Draco menyudutkan Neva di tembok.
"Bagaimana jika ada orang yang tau, hm?" bisik Neva, suaranya serak dan sedikit terengah engah.
"Aku tidak peduli" bisik Draco. Neva tersenyum tipis lalu ciuman mereka kembali bertaut.
Tautan Neva dan Draco akhirnya berhenti, tersenyum satu sama lain. Draco mengelus pipi Neva dengan lembut.
"Jadi, tentang dekrit itu..." Neva memulai, bibirnya yang masih sesekali di lumat oleh Draco, masih dengan menatap Draco dan merapihkan dasinya yang sedikit miring. "Apakah Quidditch termasuk dilarang?"
"Umbridge memberi izin tim Quidditch Slytherin untuk bermain" ucap Draco, masih menciumi Neva.
"Hey kalian!" teriak Pansy dengan suara yang nyaring, sentak membuat Neva agak menjauh dari Draco, dengan cepat merapikan dirinya, wajahnya berubah menjadi ekspresi dingin yang biasa ia tunjukkan di depan orang lain selain Draco.
Pansy yang bermasa Crabbe, Goyle dan Blaise mendekati mereka dengan langkah cepat.
"Apa?" Draco menjawab dengan wajahnya yang agak kesal saat Pansy sudah cukup dekat.
Pansy memandang mereka dengan curiga, "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya dengan nada menyelidik.
Draco melirik Neva sejenak sebelum menjawab, "Melakukan adegan romantis" ucapnya.
Neva melirik Draco lalu berjalan meninggalkan Draco dan lainnya menuju aula. Draco menyusul langkah Neva dengan menggenggam tangan gadisnya. Pansy, Crabbe, Goyle dan Blaise pun mengikuti mereka.
Wajah Neva yang tetap dingin, menyembunyikan kebingungan dan kekhawatiran yang sebenarnya dia rasakan. Ketika mereka memasuki aula, mata-mata murid lain segera tertuju pada mereka, sebagian besar masih membicarakan Dekrit Pendidikan baru yang baru saja diumumkan.
Draco, dengan senyum sombong yang khas, berjalan dengan penuh percaya diri. "Lihat love, pengumuman itu benar-benar membuat semua orang panik," ujarnya dengan nada angkuh. "Tapi kita tidak perlu khawatir. Aku yakin Umbridge akan membiarkan kita melakukan apa pun yang kita inginkan."
Neva hanya mengangguk pelan, lalu duduk di meja Slytherin. Dia mulai menyendokkan makanan ke piringnya dengan anggun, tidak menunjukkan ekspresi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magical Ties [Draco Malfoy]
Fanfiction[ON GOING] Neva Frances Avery, seorang gadis yang memiliki sifat dingin dan misterius. Dengan wajah cantiknya yang menakjubkan, orang-orang mengira dia keturunan Veela. Namun, di balik pesona dan keindahannya, sifat dingin yang melekat pada Neva me...