Aku, Kamu, dan Awalnya

2.3K 146 13
                                    

Suara bola basket yang dipantulkan terdengar dari arah lapangan belakang sekolah.


Pada saat itu sedang jam waktu istirahat, orang orang berbondong-bondong mengantri di kantin, sedangkan ia berada di tengah-tengah lapangan belakang sekolah.

Ia bernama Rafy, pria yang sudah diketahui kenakalan nya itu. Kerjaan dia berantem terus, ya, walaupun berantemnya karena hal yang baik sih, seperti melawan penindas atau preman.


Dia masih saja asik memantulkan bola basketnya, dan sesekali melemparkannya ke ring, tentu saja masuk, jelas, karena dia adalah kapten basket, namun dia juga nakal.

Para guru pun sudah bosan menasehati dia. Percuma, buang-buang tenaga itu namanya.

Setelah ia merasa lelah, atau lebih tepatnya bosan, ia berjalan ke kantin.

Perlu kalian ketahui, dia punya prinsip, "kalo ga ada anak nakal, guru bk kerjaannya apa?". Makanya sekarang dia bandel banget gini.

Rafy dengan santainya makan sendirian sembari bermain game di ponselnya. Setelah itu, ia bermain basket lagi. Saat dia ingin menembak bola basketnya, tak sengaja ia tersandung dan membuat bolanya memantul lalu terlempar jauh, dan mengenai kepala seorang gadis cantik.


Rafy pun mendatangi arah gadis tersebut, namun hanya mengambil bolanya, dan menatap gadis itu.

Saat gadis itu sudah biasa kembali, walau masih mengelus kepalanya yang terkena bola, gadis itu hanya menatap Rafy dengan tatapan seperti berbicara, "udah? ga minta maaf atau apa gitu?" dan Rafy masih saja menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dibaca, lalu tiba-tiba ia bertanya, "Lo ga takut sama gue?", tanya Rafy pelan, karena biasanya jika ada orang yang terkena bola basketnya, mereka akan segera kabur, bukannya malah menuntut permintaan maafnya seperti gadis di hadapannya ini.


"Ngapain takut sama kamu, lagian kamu yang salah." Ucap gadis tersebut.

Tutur kata yang lembut sekali dari nada bicaranya, walaupun mungkin ia sedikit kesal, namun ia tidak frontal. Ia berbicara pelan dengan Rafy.

"M-maaf", ucap Rafy terbata karena ini pertama kalinya ada orang yang tak takut dengannya.
"

Permintaan maaf diterima. Lain kali hati-hati saat bermain basket, sampai jumpa" ucap gadis itu, lalu pergi.


Dan Rafy terdiam ditempatnya berdiri tadi, dengan wajah bodohnya, "Lupa nanya nama" Ucapnya, lalu kembali bermain basket.

Pikirannya tertuju ke gadis tadi, karena sungguh gadis itu benar-benar satu banding seribu bagi Rafy.

Tak ada seorangpun yang berani berbicara kepadanya, tidak seperti lelaki tadi yang bahkan menuntut permintaan maaf dari seorang Rafy.
Itu cukup membuat Rafy terkesiap, karena itu adalah pertama kalinya.

  ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ☆☆☆

Dari kejauhan terdengar suara seorang lelaki yang meneriaki Rafy, tak lain dan tak bukan adalah Fahri.

"Lo kenapa? ngelamun aja sendirian", tanya Fahri yang membangunkan lamunan Rafy. "Ga." Satu kata yang dilontarkan Rafy setelah menjeda omongan Fahri lebih lama.


"Yaelah apaansih gitu banget sama temen sendiri", ucap Fahri.

Rafy pun menceritakan kejadiannya tadi dan Fahri mendengarkan ceritanya. "Ah, itu. Kayanya gue tau, dia satu ruangan sama lo, belakangnya Alief kalo ga salah. Temen gue itu," ucap Fahri dengan santainya lalu memantulkan bola basket yang sudah di tangannya itu.


"Oh." Ucap rafy


Mereka pun kembali ke kelas mengingat mata pelajaran ujian yang terakhir.

Ujian pun dimulai tetapi Rafy tengah sibuk dengan lamunannya itu, ia melihat dengan seksama gadis yang berada di belakang Alief.

Tetapi di saat itu ada seorang lelaki yang membangunkan lamunannya itu, "kakk, kak rafy!!" bisik lelaki itu tetapi nampaknya Rafy tidak memperdulikannya.

"Ni anak kenapa si? Cubit aja kali ya?" lelaki itu mencubit Rafy dengan keras yang membuat Rafy teriak histeris.

" KELUAR!!!!!", tegas pak Fredd yang kesal meladenin mereka berdua.

Mereka pun keluar dengan tatapan kesal terutama Ayon.

"Kenapa sih lo cubit gue!? Sakit tau!", bisik Ayon. Nada kesal yang sedaritadi menahannya untuk berbicara.

"E-eum ya maaf.. Abis kamu di bangunin ga bangun bangun... Kamu aneh, masa ngelamun terus ntar kesurupan loh.."

Omongan itu membuat Ayon semakin marah yang tak membara tetapi Ayon menahannya.

"Ni orang polos apa sengaja sih" batin Ayon.

"Huftt... Oke gue maafin."

"Oh ya, nama kamu siapa kalau boleh tau? Kamu kayanya ga punya teman ya??" tanya polos lelaki itu membikin Ayon semakin kesal.

"Ayon, enak aja gue punya temen kali." sewot Ayon

"Oh Ayon, lucu ya namanya! Kenalin, aku Wijaya Wahyuda, panggil aku ledib aja yaa ay ayy!" Perkenalan Ledib yang lucu itu membuat Ayon gemas ingin memukulnya.

"Jir ga nyambung, tapi "Ay ayy"?"

"Ay ayy itu nama panggikan kesayanganku ke Ayon! Hehe"

Tak tahu kenapa, Ayon merasa tak asing dengan nama panggilan itu..

"Ay ay? Hahah."
"Aku merindukanmu, Yu." batin Ayon

Ledib bingung ada apa dengan Ayon yang sedaritadi selalu melamun, ga di lapangan, kelas, maupun di luar kelas.

*******
Lanjut/tidak?

Apa yang terjadi dengan Ayon yang membuatnya selalu melamun? Saksikan keseruannya di part selanjutnya!!

Ayon & Ledib [YTMCI] [BxB] [Ledib X Ayon] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang