Super Posesif

1.5K 19 0
                                    

Mobil yang Kia tumpangi berhenti di area parkir kampus, Kia melepaskan sabuk pengaman lantas mengambil tangan kanan sang suami dan mengecupnya untuk berpamitan.

"Mas aku berangkat dulu ya... nanti aku kabari kalau sudah selesai kuliahnya"

"oke sayang..."

Kia turun dari mobil berjalan perlahan menuju gedung fakultasnya, tiba tiba saja Adit datang dari arah berlawanan. Adit dengan sifat tengilnya kembali menggoda Kia. Seolah tak kapok dengan bogeman Ken yang masih terlihat membiru di wajahnya, Adit masih saja terus mengganggu.

"Hai cantik" Sapa Adit yang membuat Kia memutar bola matanya malas.

Kia tak menggubris Adit, ia memilih berjalan lurus tanpa menoleh ke arah Adit sampai ia bertemu dengan kedua sahabatnya.

"Kiaaaaaaaa" teriak keduanya yang membuat Kia menutup telinga.

"ish bisa engga sih kalau kalian jangan teriak teriak ini tuh kampus bukan hutan" ucap Kia kesal.

"hehe ya maaf atuh... habisnya kita penasaran ayo cerita" ucap Nia sembari menyeret lengan Kia menuju bangku taman.

Kia duduk diapit oleh Nia dan Intan yang siap mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Kia menghela nafas sejenak lalu melirik ke arah kiri dan kanan. Ia lantas menghembuskan nafas kasar dan memulai menjawab sesuai pertanyaan kedua sahabatnya yang super kepo itu.

"apa sih...? buruan kalau mau tanya dan gak pakai lama karena gue mau ada kuis habis ini" ucap Kia memutar bola matanya malas.

Nia tersenyum lantas memulai bertanya kepada sang sahabat dengan gaya bicaranya yang blak blakan itu.

"um kemarin ada apa? maksudku masalahnya apa sampai laki lo bogem si Sueib?"

"terus terus lo berantem gak sama laki lo?" cecar Nia tanpa henti.

"bisa gak sih Ni kalau tanya tuh satu satu gitu... pusing kan aku jadinya"

"iya iya maap... buru jawab" ucap Nia menyengir kuda.

"ya salah si Sueib sendiri sih peluk peluk sembarangan... wajar aja kalau laki gue marah orang si Sueib nyebelin gak mau lepasin pelukannya ke gue sampai laki gue datang" ucap Kia santai.

"trus dibogem?"

"iya lah... laki gue marah tingkat dewa, ya lo kan tau sendiri laki gue super posesif dan pemarah kalau udah menyangkut gue"

"haha iya yah...." ucap Intan menyahut.

"btw sampai rumah perang dunia tidak?"

"jangan ditanya lagi... sudah pasti iya, gue didiemin sampai gue galau dan berakhir tidur di kamar tamu"

"ishhh parah... dasar si Sueib tuh biang masalah huhh" ucap Intan mendengus kesal.

"terus terus  terjadi perang dunia tidak? maksud gue, lo sama laki lo berantem enggak?"

"Perang dunia sih enggak perang batin iya, dia ngediemin gue.. gue sampai harus tidur di kamar tamu saking gak tahan didiemin sama dia" ucap Kia sedih.

"trus sekarang gimana? sudah baikan belom? perlu bantuan kita gak?"

Kia mengangguk pelan sembari tersenyum lantas wajahnya berubah merona kala mengingat betapa manisnya pergulatan panasnya dengan Ken tadi pagi. Nia dan Intam menyipitkan mata melihat reaksi sang sahabat. Mereka pun langsung mencecar Kia lagi namun sayangnya Kia harus segera pergi ke kelas.

"lo kenapa sih Ki? aneh banget deh ditanya segitu panjangnya cuma ngangguk ngangguk doang" ucap Nia kesal.

"Aaa... aku tahu, eheeem pasti... um kalian sudah baikan dan um kalian habis ena ena kan? ya kan? makanya wajah lo jadi merona gitu? ayo ngaku" ucap Intan sembari menaik turunkan alisnya.

"ahh benar benar... ayo dong Ki cerita kita penasaran nih gimana hebatnya laki lo kalau di ranjang" ucap Nia blak blakan.

"Rahasia dong"

"ishh gitu deh... ayo dong Ki cerita"

"gue mau ke kelas dulu daaaah" ucap Kia sembari berlari menuju kelas yang membuat Nia dan Intan kesal.

Kia tertawa puas karena berhasil membuat sang sahabat kesal, ia berjalan masuk kedalam kelas yang sudah terlihat ramai. Kia duduk di kursi tempat biasa ia duduk lantas mengambil buku catatan dari dalam tas dan mulai membacanya. Ia membaca sekilas materi materi yang telah diberikan, lumayan lah masih ada waktu sekitar lima belas menit sebelum dosen datang.

***

Sebuah senyiman terpatri di wajah tampan Ken. Ia melangkahkan kaki ringan masuk kedalam lift yang akan membawanya menuju ke ruang kerjanya. Tak lupa ia membalas sapaan setiap karyawan yang bertemu dan menyapa ramah dirinya. Suatu hal yang tak pernah Ken lakukan sebelum menikah dengan Kia.

Dari kejauhan Satya sang sekertaris berjalan mendekat kemudian menggoda sang boss yang berakhir senjata makan tuan.

"wuiiih keliatannya lagi happy banget nih pak boss hari ini"

"iya dong... emang kamu galau melulu"

"ish siapa bilang gue gak pernah galau ya... habis dapat jatah ya pasti ya kan?"

"oh ya jelas... kan sudah punya istri emangnya lo jomblo akut yang hobinya kawinin anak orang"

"ish lo tetap saja nyebelin ya Ken..."

"makanya buruan nikah jangan kawin mulu yang lo gedein" ucap Ken dengan senyuman mengejek.

"ckk benar bemar menyebalkan..."

"selalu kalau itu sama lo hahaha"

Ken tertawa bahagia lantas masuk ke dalam ruang kerjanya dan memulai bekerja seperti biasanya.

***

Langit biru kota jakarta sudah bersemburat orange, Ken dengan kecepatan sedang melajukan mobilnya menuju kampus sang istri sesuai janjinya tadi pagi. Ken berjalan menuju perpustakaan kampus untuk menjemput istrinya yang masih mengerjakan tugas di sana.

Dari kaca jendela Ken melihat sang istri sedang duduk sendirian dengan earphone yang menancap di kedua telinganya dan tangan yang asik mengetik mengerjakan tugas. Ken tersenyum kemudian segera bergerak mendekat menuju bangku yang ditempati sang istri.

Ken mencabut sebelah earphone Kia lantas duduk di samping sang istri dan mengecup pipi Kia kilat mengabaikan beberapa pasang mata yang melihat mereka.

"Mas kamu kok sudah pulang"

"ya dong kan aku mau menemani istriku ngerjain tugas"

"uhh manisnya suamiku... makasih ya mas, sebentar lagi selesai kok"

"iya sayang santai saja..."

Ken memeluk posesif pinggang Kia berjalan melewati setiap lorong gedung menuju ke area parkir mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikan kemesraannya.

Mereka berjalan sembari berbincang kecil mengobrolkan cerita yang mereka alami hari, Ken memper erat pelukannya kepada Kia dan sengaja mengecup pipi Kia serta berbicara dengan Kia dengan nada yang manja ketika tanpa sengaja ia melihat Adit berjalan dibelakang mereka.

"ckk sok manis banget.." ucap Adit sembari memutar bola matanya malas.

"aturannya aku yang berada di samping Kia bukan si curut ini huhh" gerutu Adit di dalam hati.

Adit mendengus kesal kala Ken yang sengaja memanas manasinya dengan bermesraan di hadapannya. Ia memilih diam dan berjalan tenang di belakang Ken serta Kia berpura tidak mendengar apa yang sedang di ucapkan oleh Ken meskipun hatinya terasa panas seperti ingin meledak.

Jodoh Pilihan Kakek (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang