°Who Is She?°

810 62 0
                                    

Verena mengernyit saat tersadar dari pingsan. Perlahan dirinya bangkit duduk. Ketika kesadarannya perlahan memilih, pandangannya mengabsen seisi ruangan. 

Dimana dirinya sekarang? Kenapa ia ada di sebuah ruangan yang sangat mirip seperti penjara? Verena bangkit berdiri. Ia berjalan ke arah pagar besi sambil mengais-ngais pakaiannya karena berbaring di atas jerami di lantai tersebut. 

Tiba-tiba Verena berteriak sambil memukul-mukul pagar besi tersebut, seolah hendak menimbulkan keributan untuk menarik perhatian seseorang. "Hei! Siapapun disana! Tolong bebaskan aku!" 

Verena langsung diam saat melihat dua pria yang berpakaian sama seperti sebelumnya, tetapi wajah mereka berbeda dari pria yang berubah serigala. 

"Dasar Human! Tenang dan jangan berisik!" gertak salah satu dari mereka. 

Human? Mengapa mereka menyebutnya human? Apakah mereka bukan manusia? Oh Tuhan! Otak Verena sudah gila karena menganggap mereka bukan manusia. Jelas-jelas mereka memiliki wujud sepertinya dan tidak tembus pandang, lalu apa jika bukan manusia? 

Serigala? Tidak! Mungkin saat itu Verena sedang berhalusinasi melihat tiga orang yang berpakaian seperti dua pria itu berubah menjadi serigala. 

"Jika kau tidak ingin aku berisik, keluarkan aku dari sini, sialan!" sentak Verena. 

Mereka saling memandang sebelum akhirnya memilih hendak meninggalkan Verena. Tidak ingin terlalu lama berada di tempat dan orang-orang aneh, Verena pun memilih keputusan yang muncul di dalam otaknya. 

"Tunggu! Jangan pergi dulu! Hei, tuan-tuan!" teriak Verena. 

Dua pria itu kembali berhenti, lalu menoleh ke arah Verena membuat gadis itu sedikit merasa lega. 

Verena mengeluarkan tangannya dari sela-sela batang besi, lalu melambai seolah memberikan instruksi pada mereka agar mendekat. "Kemarilah! Aku ingin bernegosiasi dengan kalian." 

Saat dua pria itu berhenti di depan Verena, gadis itu langsung melepaskan kalung yang melingkar di tangannya, sebuah kalung yang menjadi miliknya sejak kecil dan dijadikan gelang dengan dua kali mengikatkan pada tangan. 

"Ini! Kalung ini sangat mahal. Harganya mencapai $35.000. Aku yakin uangnya bisa membuat kalian langsung kaya. Ambilah ini dan lepaskan aku," pinta Verena sambil menyodorkan kalung ke arah mereka. 

"Kami tidak akan melepaskanmu tanpa persetujuan Gamma. Tenang di sini dan tunggu Gamma datang untuk menginterogasimu." 

"Interogasi? Kenapa aku harus diinterogasi? Aku tersesat di tengah hutan, apa itu sebuah kriminal?" Verena mendesah kasar. "Kalian harus pandai berbisnis jika tidak ingin menjadi prajurit dengan pangkat rendah. Jika kalian menjual kalungku ini, kalian akan bisa membeli apartemen dan menjadi orang kaya." Lalu bergumam, "Setidaknya itu yang menjadi impianku selama ini." 

Verena tertegun melihat dua pria itu mengacuhkannya. Dengan kesal, Verena kembali memanggil tetapi tidak digubris oleh mereka. 

*** 

Selesai makan malam, Eira tampak sibuk membaca sebuah buku. Hingga akhirnya perhatiannya tertuju pada seseorang saat mendengar suara langkah kakinya. 

"Apa aku mengganggumu, my mate?" tanya Seth saat membungkukkan badannya dan memeluk Eira dari belakang. Mencium pipi serta bibir mate-nya. 

"Apa kau sudah ke Pack Prison? Aku mendengar kabar ada Human yang tertangkap," tanya Eira. 

Seth menghela napas pelan. "Belum. Biarkan menjadi urusan Gamma. Tetapi jika itu Rogue, maka aku yang akan mengurusnya," jawab Seth. Kini menyusul duduk di samping mate-nya. 

The Luna's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang