12

696 83 6
                                    


"Kamu membuka akses?"

Ini tidak memalukan untuk dibicarakan bersama sahabatnya, karena subjek yang dibicarakan adalah Arsakha membuat Ola malas membahas aktivitas panas yang cukup mencengangkan.

"Tapi kamu tidak terlihat pucat."

"Benar," timpal Reni. "Aku sendiri bisa membayangkan gimana gilanya seorang Arsakha."

Mereka tidak tahu saja aktivitas panas seperti apa yang dilalui Ola bersama pria sialan itu. Rayuan Ola sama sekali tidak mempan, ini benar-benar mustahil. Ia masih ingat bagaimana Juan memuja hingga berteriak histeris ketika mencapai klimaksnya, sementara Arsakha lebih suka menonton sambil melecehkannya.

"Kalian tahu apa yang dikatakan si brengsek itu?"

Raut kedua temannya begitu antusias menunggu kelanjutan kalimat dari Ola. Mereka tidak bisa menerka jika temannya itu tidak memberikan sedikit clue.

"Goyanganku tidak apa-apanya dibandingkan Elly Serigit."

Erni dan Reni saling tatap, kemudian keduanya tertawa. Bukan tidak tahu jika Ola adalah dewi di House Beautiful, dan sekarang ada seorang pria yang mengatai sahabatnya itu.

"Terus?"

"Tidak ada yang terjadi, keringatku hasil dari goyangan dan dia hanya menontonnya."

Tawa itu kembali terdengar kali ini lebih keras dari yang pertama. Mereka membayangkan sahabatnya itu bergoyang bak sang biduan, siapa yang menyangka ekspektasi seorang pria apakah ini sebuah keberuntungan untuk Ola yang akan memulai awal debutnya lagi?

"Berarti masih aman. Apa kamu membuatnya teler?"

Ola menggeleng dengan cepat. Walaupun cukup memalukan, ia sudah menyelesaikan babak ketololan yang direncanakan Arsakha.

"Kebetulan ada mami, aku tidak bisa menolak. Untung dia tidak menyentuhku." Ola tidak mengatakan bagian dirinya yang berusaha menggoda pria tersebut jika teman-temannya tahu mungkin tawa keduanya tidak akan berhenti.

"Kamu tidak bertanya tentang Juan?"

Ola menggeleng. "Walaupun belum bisa melupakannya aku tidak bisa menolak fakta jika dia sudah menikah." cukup profesi ini yang dijalani olehnya, hujatan untuk bekerja seperti mereka sudah sangat ngeri apalagi menjadi pelakor.

"Tapi dia datang karena Juan kan?" tanya Erni lagi.

"Mungkin, aku tidak akan bertanya kecuali dia yang mengatakannya, sejauh yang aku lihat pria itu masih dengan kemarahannya."

Seandainya status Ola seperti gadis normal pada umumnya ini cukup memalukan. Pernah menjadi bagian istimewa dari Juan sekarang kakak pria yang pernah dicintainya juga melihat keindahan tubuhnya. Wanita itu memaksa diri untuk profesional menjalani pekerjaannya, apakah itu adik kakak atau ayah sekalipun Ola harus bisa menghadapinya.

"Aku yakin pria itu menahan diri, memang ada laki-laki yang tidak tertarik pada tubuhmu?"

Ola mengendikkan bahu. Ia bersyukur tidak ada laki-laki yang tertarik padanya, seperti keinginannya sejak Juan memutuskan untuk berkeluarga dan meninggalkannya.
Bahkan usahanya selama ini membuktikan jika ia menutup akses untuk pria hidung belang dan memilih menjadi resepsionis.

Wanita Bertarif Tinggi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang